Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Tarbiyah

"Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji'ii ilaa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah, fadkhulii fii 'ibaadi,  wadkhulii jannatii" (Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya, maka masuklah kedalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku). Kita manusia yang berdakwah. Mendakwahi diri sendiri dengan ikut halaqah tarbiyah. Sekalipun menurutmu ia hanyalah Majelis sederhana pekanan Seorang guru dengan basic keilmuan beragam; bahasa, teknik, pertanian, sosial, keguruan, hukum tapi lisan mereka perkataan Allah dan RasulNya. Menguatkan akar untuk menumbuhkan pohon yang nantinya akan memberi manfaat yang besar untuk ummat manusia. Terus memperbaiki diri dan perbaikan ummat. Tak ada yang sia-sia tiap duduk 2 jam atau lebih dalam majelis ilmu. Ia akan melahirkan orang yang akan membuat negeri ini kaya. Sekali lagi, menguatkan akar. karena angin akan sangat kencang nantinya. Bahkan mungkin akan datang angin tornado. Mak

Tentang Penantian

Gambar
Penantian ialah kehormatan dan kepastian. Kehormatan bagi para pecinta ketika ia mengisi masa itu dengan sebaik-baik penjagaan, semulia-mulia penghambaan. Kepastian bahwa namamu dan namanya bukan bersanding pada roman picisan yang tidak halal, namun bersatu membangun perahu menuju dermaga cinta Nya. Segalanya terjadi begitu saja dengan cepat. Salah satu episode kehidupan tentang penantian panjang yang penuh makna, kesetiaan pada aturan Allah melebihi bujukan godaan segalanya. Disaat pikiran dan hati belum mengarah ke jenjang pernikahan. Allah miliki kejutannya dan pertolongannya atas kami. Kami tidak saling kenal, berbeda daerah, tidak satu kampus, tidak pacaran, tidak bertukar biodata ta'aruf, dan tanpa Nadzor lalu kami ditakdirkan MENIKAH. Orang-orang bertanya; Bagaimana mungkin ? Ketika sebelumnya di hatimu tidak pernah terlukis satu wajah menawan, tetiba ada satu momentum yang mengukir seanggun wajah yang menggenapimu. Wajah yang dengannya Allah janjikan untukmu sakinah, ya