Karya Peradaban

Berkelana lebih jauh, bertumbuh dan berdaya dengan kebermanfaatan, bersinar dengan cahaya kebaikan, terus belajar, menyulam cita yang belum sepenuhnya utuh. Kelak semoga setiap ikhtiar kebaikan itu menemui muaranya; SURGA 

  Kita ditempa untuk belajar banyak hal baru dari dunia ini untuk menjadi manusia yang taat ibadahnya.  Jika tempaan itu berupa ujian, maka kita akan belajar untuk mendekat pada-Nya melalui jalan ujian.  Jika tempaan-Nya berupa nikmat, maka kita belajar untuk tidak melupakan-Nya meski banyaknya nikmat yang diterima.  Demikian tempaan hidup akan membuat kita menjadi pribadi yang taat, juga kuat.  Jadi, mari merajut benang impian yang kelak akan mengantarkan kita menuju surga Allah.  Surga yang tak lagi ada kelelahan,  Surga yang tak lagi ada kepedihan,  Surga yang tak lagi ada kecewa,  Dan untuk mendapatkan surga Allah; jadilah kuat dan taat ibadahnya.  Selamat mencoba ☀

  Hanya dalam hitungan hari, segala sesuatu bisa berubah tanpa kita mampu untuk bersiap dengan perubahan itu. Kalau takdir bekerja dengan cara-Nya, semua rencana kita bisa menguap tak bersisa karena kita tak pernah menyangka jika ternyata perubahan itu tidak pernah ada dalam kesiapan kita. Kita hanya akan terdiam memandangi apa yang terjadi, tak mampu berkata, dipaksa tunduk pada sebuah hakikat bahwa manusia memang hanya bisa berencana dan berusaha tidak pernah bisa mengatur hasilnya. Takaran takaran tentang apa yang terbaik,  tidak pernah ada dalam ukuran kita, melainkan ukuran Allah.

  Keridhaan kita pada tiap takdir Allah adalah cara paling ampuh untuk mensyukuri suka dan menyabari luka yang menerpa.  Tentang rancangan hidup yang telah kita susun sedemikian rapi namun Allah menakdirkan yang lain. Ini hanya perihal menerima dengan ridha takdir-takdir Allah yang sudah tertulis jauh sebelum pemiliknya dilahirkan. Juga tentang melangitkan harap hanya pada-Nya.  Sebab seringkali, ketergantungan kita pada manusia justru membuat kita lupa bahwa menaruh harap pada manusia adalah luka yang disengaja.  Jadi, mari belajar ridha akan ketetapan-Nya 🌷💓

  Terimakasih telah berjuang membersamai banyak hal dalam perjalanan menuju pulang.  Terimakasih telah berproses bersama, bertumbuh dalam himpitan, sesekali meneteskan air mata. Kamu hebat.  Terimakasih tetap berdiri tegar, ditengah terjangan namun memilih untuk tetap bertahan menjalani dengan sabar.  Selamat bertumbuh dalam sabar. Kuat-kuat, sehat-sehat.  Allah selalu bersama kita 🤍🦋

Dalam waktu yang panjang, mari terus belajar menerima diri sendiri. Tidak peduli bagaimana manusia berprasangka seenaknya tentangmu. Kita harus tetap menerima diri sendiri, seadanya, apa adanya!!!  Mereka yang pergi, biarlah. Barangkali Allah hanya menjadikannya untuk sekadar singgah.  Mereka yang tetap bertahan bersamamu, genggamlah erat. Sebab merekalah yang menerima dirimu yang apa adanya.  Tentang penerimaan, tidak semua orang akan menerima kita dengan baik. Beberapa diantaranya bahkan tak bisa menerima. Jadi, mari terbiasa untuk bersikap biasa-biasa saja. Tidak merasa istimewa, tidak merasa spesial. Maka dengan itu kita akan mampu menerima diri sendiri. Penerimaan yang tulus. 

  Pilihan terbaik tak pernah mengakhirkan penyesalan. Sekalipun pilihan itu pada akhirnya tak sesuai dengan rencana awal. Tetapi dengan melibatkan Allah, semoga pilihan tersebut mampu membuatmu semakin tangguh.  Tak perlu terburu untuk memilih, yang pada akhirnya membuat kita menyesal akan pilihan itu seumur hidup.  Tak perlu tergesa-gesa untuk memilih, sebab tiap kita punya waktu untuk berikhtiar, berdoa, dan meminta pada-Nya. Jika nanti pilihan itu ternyata melahirkan penyesalan, semoga Allah hadiahkan jalan keluar yang membawa kebaikan.  Tentang pilihan, juga tentang kelapangan menerima takdir-Nya 🍀