Mahasiswa yang Tak Kenal Agama
Ditulis oleh Alumni Teknik UGM (2002-2007) dan Polymer Engineering KSU (2010-2013)
Sayang sekali jika ada mahasiswa yang
sampai duduk di bangku kuliah tidak bisa baca Al Qur’an, tidak kenal shalat,
bahkan tidak kenal akidah yang benar. In the fact,
tidak sedikit yang seperti itu. Cuma modal kecerdasan dan kekayaan mudah masuk
kuliah, namun pengetahuan agama sangat kurang.
Sangat
Menyayangkan Jika Tidak Paham Agama
Coba bayangkan jika orang yang cerdas tapi
shalat saja tidak dimengerti, Qur’an saja tidak bisa dibaca, apa keuntungannya
kecerdasan yang ia miliki?
Kita sering saksikan bahwa banyak yang
tidak paham agama yang membuat kerusakan. Beda jika yang paham agama, mereka
punya akhlak mulia dan akidah yang lurus. Seorang engineer yang tidak paham syirik,
ketika ingin mendirikan jembatan, ia senang-senang saja memenuhi tumbal kepala
kebo. Padahal bentuk tumbal pada penjaga jembatan (jin), itu termasuk syirik.
Insinyur tadi tidak mengetahui kalau hal tersebut termasuk kesyirikan karena
sampai kuliah pun tidak paham agama.
Begitu pula dengan seorang pegawai negeri,
ketika di bangku kuliah tidak memahami agama, bisa saja ketika kerja mudah
menerima suap atau uang tips, dan menganggap sah-sah saja, padahal sebenarnya
hal itu bermasalah dalam hukum Islam. Harta yang dikumpulkan pun tidak berkah
karena dari harta haram. Lihatlah tentu beda antara yang paham agama dan yang
tidak paham agama. Allah Ta’ala berfirman,
هَلْ
يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?”
(QS. Az Zumar: 9).
Tentang ayat di atas, Syaikh ‘Abdurrahman
As Sa’di berkata,
لا
يستوي هؤلاء ولا هؤلاء، كما لا يستوي الليل والنهار، والضياء والظلام، والماء
والنار.
“Tentu tidak sama antara mereka dan mereka
(yang berilmu dan tidak berilmu). Sebagaimana tidak sama antara malam dan
siang, tidak sama antara terang dan kegelapan, begitu pula tidak sama antara
air dan api.”
Keunggulan
Mahasiswa yang Paham Agama
Orang yang paham agama akan selalu
mendapatkan kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits, dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh
kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037). Artinya,
yang tidak paham agama, sulit kebaikan menghampirinya.
Begitu pula orang yang paham agama akan
semakin mengenal Allah. Jika semakin mengenal Rabbnya, maka ia akan semakin
takut pada Allah. Jika semakin takut pada-Nya, maka tentu ia pun takut
mendurhakai Rabbnya dengan bermaksiat. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”
(QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah
paham agama. Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha
Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan
baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat
takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata,
من كان
بالله اعرف كان لله اخوف
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling
takut pada Allah.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وَإِذَا
كَانَ أَهْلُ الْخَشْيَةِ هُمْ الْعُلَمَاءُ الْمَمْدُوحُونَ فِي الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ لَمْ يَكُونُوا مُسْتَحِقِّينَ لِلذَّمِّ وَذَلِكَ لَا يَكُونُ إلَّا
مَعَ فِعْلِ الْوَاجِبَاتِ
“Jika orang yang takut pada Allah adalah
para ulama, lalu mereka inilah yang terpuji dalam Al Qur’an dan mereka pun
tidak dicela, maka merekalah yang biasa menjalankan kewajiban.” (Majmu’ Al Fatawa karya
Ibnu Taimiyah, 7: 21)
Tidak
Ada Kata Terlambat
Sekarang jika seorang mahasiswa tidak
paham agama dan ingin belajar, tidak ada kata terlambat. Tidak sedikit dari
ulama yang mengenal Islam juga ketika sudah di usia senja. Sedangkan sebagai
mahasiswa, Anda masih dalam masa semangat dan masa masih bisa berpikir cerdas.
Coba lihat kisah Ibnu Hazm, ia ternyata
baru mengenal Islam ketika usia 26 tahun. Usia seperti itu pun, ia ternyata
masih belum mengenal cara shalat yang benar. Sehingga ketika dikritik karena di
usia segitu belum mengenal shalat dengan baik, ia pun lantas bertekad belajar
keras. Ia pun mencari guru-guru yang bisa ia ambil ilmunya. Akhirnya, dalam
waktu 3 tahun, ia bisa mumpuni dalam ilmu agama sampai bisa diajak diskusi.
Kisah ini disebutkan dalam kitab ‘Uluwwul Himmah karya Syaikh Muhammad Al
Muqoddam.
Jika sebagai mahasiswa ingin belajar keras
memahami agama, meski dari “0”, maka pasti Allah mudahkan. Karena tidak mungkin
Allah menyia-nyiakan di antara hambanya yang ingin menjadi baik. Coba mulai
dari mempelajari akidah, mempelajari Al Qur’an, fikih ibadah harian, dan berbagai
ibadah sederhana. Semoga Allah mudahkan.
Kenal
Ilmu Dunia Saja, Lantas Lupa Akhirat
Jangan jadi orang yang hanya kenal ilmu
dunia saja, namun lupa akan ilmu akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
يَعْلَمُونَ
ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari
kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Ruum: 7)
Gunakanlah nikmat dunia yang Allah
karuniakan untuk menggapai akhirat kita,
وَابْتَغِ
فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash:
77). Ibnu Katsir berkata, “Gunakanlah yang telah Allah anugerahkan untukmu dari
harta dan nikmat yang besar untuk taat pada Rabbmu dan membuat dirimu semakin
dekat pada Allah dengan berbagai macam ketaatan. Dengan ini semua, engkau dapat
menggapai pahala di kehidupan akhirat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 37).
Hanya Allah yang memberi taufik.
—
Diselesaikan di Pesantren Al I’tishom
Puteri, Playen, Gunungkidul, 2 Rajab 1434 H
Komentar
Posting Komentar