Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

[Kita Pernah Salah]

Gambar
Kita pernah salah, dengan berusaha mengubah diri hanya agar seseorang yang kita sukai menyukai kita Kita pernah salah, dengan membuat kepura-puraan dalam diri. Mengubah penampilan, tindakan dan segala hal agar seseorang menyukai kita Kita pernah salah, menangisi sesuatu yang sebenarnya adalah salah kita sendiri. Salahnya karena terlalu berharap, salahnya karena perasaan yang dimiliki terlalu berlebihan, salahnya adalah kita yang begitu mencintai tapi melupakan pemilik cinta, salahnya ialah hubunganmu dengan seseorang yang kamu sendiri tak memiliki hak atasnya Kita pernah salah, kemudian belajar bahwa jika segala urusan diserahkan padaNya maka in sha Allah tidak akan ada sakit bahkan patah hati. Kalau pun hari ini engkau kecewa, patah hati. Percayalah bahwa dibaliknya ada sesuatu yang telah Allah siapkan, dibaliknya Allah ingin memberikan pengajaran bahwa sebaik-baik cinta ialah yang membawa kita mencintai pencipta kemudian ciptaanNya.

[Kita Pernah Salah]

Gambar
Kita pernah salah, menautkan hati pada seseorang yang jelas-jelas memilikinya dalam ikatan yang salah Kita pernah salah, menafsirkan syahwat sebagai cinta, yang sebetulnya talbis iblis ikut andil dalamnya Kita pernah salah, mencintai seseorang dan menjerumuskannya dalam kemaksiatan. Bukankah wujud dari cinta ialah mengantar kepada yang baik-baik? Kita pernah salah, dengan menjauhi orang-orang yang senantiasa mengingatkan kita kepada kebaikan bahwa ikatan antara 'Kau dan dia' ialah ikatan yang mendatangkan murka Allah Meski katanya "Sangat sulit menasehati orang yang sedang jatuh cinta" Tetap saja, ia menasehatimu Tak peduli hingga akhirnya kamu membencinya. Kita pernah salah, dengan menamakan itu cinta dalam diam Tapi seringkali perasaan khawatir berlebih mu, membuat mu lupa bahwa berkomunikasi dengannya hingga larut malam juga adalah dosa. Kita pernah salah, menitip harap pada seseorang yang bahkan tidak kita tahu ia menyukai siapa? Kita pernah sal

[Wanita Berkarir Syurga]

Gambar
Dahulu saya mengira bahwa karir tertinggi bagi seorang perempuan adalah kuliah dan bekerja sesuai dengan gelarnya. Kemudian membahagiakan orang tua lalu menikah. Begitu impian perempuan-perempuan milenial kini. Setelah menikah, saya menyadari benar bahwa karir tertinggi bagi seorang perempuan adalah menjadi ibu rumah tangga. Ibu yang dari rahimnya akan terlahir mujahid-mujahidah peradaban, ibu pembangun peradaban. "Al-ummu madrasatul ula'" (Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya). Madrasah yang dimana bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi lebih dari itu. Ibu adalah madrasah dimana setiap helaan nafasnya, pijakan kakinya, seluruh anggota tubuhnya dan seluruh tindakannya memberi pengajaran bagi anak-anaknya. Menjadi seorang istri yang Allah janjikan syurga apabila ia taat pada perintah suaminya dalam hal kebaikan. Maka, sudahkah kita mempersiapkan diri menjadi ibu terbaik dengan menambah ilmu dunia juga akhirat? Sudah siapkah kita menjadi wanita berkarir syu

[Mengakrabi Tarbiyah]

Gambar
“Untuk apa ikut tarbiyah ? apakah niatnya murni untuk mendekatkan diri kepada Allah atau ada embel-embel lain yang akan merusak pahala? Bukankah kita bisa menambah pemahaman keislaman dari berbagai sumber tanpa harus mengikuti kajian tersebut? Bukankah kita juga bisa mendapatkannya dari buku, televisi dan lain sebagainya?” Memang benar. Namun, kita tidak akan merasakan indahnya ukhuwah, tidak akan merasakan gelora iman ketika duduk bersama membaca Al-qur’an, dan juga tidak akan merasakan getar-getar rabithah di penghujungnya. Dan tarbiyah merupakan salah satu wasilah di antara banyaknya wasilah untuk meraih jannah-Nya. Tarbiyah akan mengantar pelakunya untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk dakwah. Baik potensi fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah. Tidak boleh ada ketimpangan. Tawazhun bahasa populernya. Bagi para penikmat tarbiyah, tarbiyah bukan hanya tentang ilmu, tapi juga ukhuwah. Tarbiyah adalah kisah cinta yang mengantar pelakunya untuk senantiasa menempatkan ci

Menentukan Arah

Gambar
Di tempat ini, Saya dipertemukan dengan orang-orang sholih (ah) in sha Allah yang pada akhirnya menjadi salah satu asbab mendapatkan hidayah Pemikiran yang liberal saat itu menyeret saya terjerumus ke dalam 'Feminism' versi saya sendiri. Bahwa; Kalau laki-laki bisa menjadi pemimpin maka perempuan punya hak yang sama. Pemikiran saya selalu mengarah untuk menyamakan hak-hak laki-laki dan perempuan. Kalau laki-laki bisa, mengapa perempuan tidak? Dengan dalih Al ummu madrasatul ula' (Perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya). Saya selalu bersemangat untuk belajar terutama di panggung organisasi. Bukan kebanggaan menjadi peserta terbaik di tiap event organisasi saat itu, melainkan hanya sebagai pembuktian bahwa perempuan juga bisa. Akhirnya tanpa saya sadari bahwa saya sebagai seorang perempuan ternyata begitu dimuliakan dalam pandangan islam. Mengikuti rapat pekanan organisasi, rapat pekanan lembaga kemahasiswaan, rapat kepanitiaan dan agenda-agenda organisasi lainn