Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Dear

Gambar
Dear,  Ada banyak teka-teki rasa yang harus diselesaikan  Entah itu sebuah kepergian untuk kehilangan  Atau  Sebuah kepergian untuk kepulangan Dear,  Terima kasih atas banyak rasa yang tersemai  Yang terus dilangitkan dalam tiap hening sujud  Dari bulir ari mata yang tulus  Disana ada banyak harap  Pun perpisahan  Nanti, Jika nyatanya tanganku tak dapat memeluk pasti  Aku adalah nyata dalam bahagiamu  Dengan siapa pun  Aku adalah bintang yang tak dapat mengusap kepalamu hingga terlelap  Nanti, Jika kepergian membawaku pada sebuah kehilangan  Kuharap kau cukup kuat untuk menopang dirimu  Kau sudah janji bukan ?  Bahwa kita akan bersama, meski bukan lagi di alam nyatamu  Setelah tulisan ini  Entah, Adakah ucapan perpisahan didalamnya  Entah, Apakah aku akan kembali dihadapanmu dalam bentuk nyata  Aku mencintaimu  Siapapun  Karena didalamnya aku menemukan tenang yang mendamaikan  Nanti,  Saat kau rindu  Pergilah ke taman  Lihat anak-anak bermain.  Kau tahu kan ?  Aku menyukai anak-a
Perjalanan ini panjang dan begitu terjal. Jalan yang dilalui dipenuhi oleh berbagai ancaman yang siap menerkam. Maka, perjalanan ini tak akan bisa dilalui oleh mereka yang lemah. Perjuangan ini tak akan diemban oleh mereka yang mudah menyerah, apalagi mereka yang rakus harta dan silau akan gemerlap dunia. Mereka yang sanggup bertahan di jalan ini, sejatinya adalah mereka yang siap mati dan telah terbakar oleh panasnya iman. Ingatkah kita tentang kisah pemboikotan yang menimbulkan penderitaan hidup bagi Rasulullah saw. dan para pembelanya? Pemboikotan yang dicetuskan oleh kaum kafir Quraisy yang ditujukan bagi siapa saja yang gigih dalam mempertahankan ke-Islam-annya dan enggan kembali ke ritual penyembahan berhala. Kaum Quraisy dilarang keras berinteraksi dengan kaum muslimin, termasuk tidak boleh melakukan transaksi jual beli dengan mereka serta tidak boleh menikahkan atau dinikahkan dengan salah seorang di antara mereka. Pemboikotan ini tidak sebentar, ia berlangsung selama tiga ta
Di jalan ini, Bilal bin Rabbah dengan payah mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, berusaha tak sedikitpun tergoda rayuan Umayyah bin Khalaf untuk meninggalkan Islam. "Ahadun Ahad..." Lirihnya berkali-kali, tanpa kompromi. Di jalan ini, Ustman bin Affan pernah diselubungi tikar dari daun kurma, kemudian diasapi dari bawah. Tak sedikitpun beliau gentar, bahkan semakin kokohlah keyakinannya. Di jalan ini, Ammar bin Yasir pernah disiksa kaum kafir Quraisy dengan besi panas, setelah sebelumnya beliau menyaksikan kedua orangtuanya syahid dalam siksaan kaum kafir. Di jalan ini, Rasulullah saw dan para sahabatnya diuji. Orang-orang jahiliyah berharap, setelah ujian dan siksaan bertubi-tubi, Rasulullah dan para sahabatnya akan mencampakkan dakwah, mencampakkan Islam. Namun kenyataannya, tak sedikitpun tekanan itu berpengaruh kepada Rasulullah dan para sahabat. Bahkan semakin kokoh, semakin teguh, semakin gigih mereka merintis jalan perjuangan. Hingga kelak akhirnya Allah memperkenanka
Will Durant, seorang penulis non muslim, dalam bukunya The Story of Civilization menceritakan betapa manisnya kerukunan umat beragama di bawah naungan Khilafah di era Bani Umayyah. Ia menuturkan, orang-orang Yahudi yang ditindas oleh Romawi, membantu kaum Muslim yang datang untuk membebaskan Spanyol. Mereka pun hidup aman, damai dan bahagia bersama orang Islam di sana hingga abad ke-12 Masehi. Bahkan para pemuda Kristen yang dianugerahi kecerdasan pun mempelajari fiqih dan bahasa Arab bukan untuk mengkritik atau meruntuhkannya, tetapi untuk mendalami keindahan gaya bahasanya yang luar biasa. [Will Durant, Qishat al-Hadharah, juz XIII/296-297]. Anehnya, hari ini, berabad-abad setelah kisah manis itu terjadi, ada sekelompok orang yang menolak mentah-mentah ide syariah dan Khilafah dengan alasan bahwa Islam akan memecah-belah bangsa dan tidak cocok diterapkan pada masyarakat majemuk. Mau tahu hal yang lebih aneh lagi? Sekelompok orang ini tidak datang dari kalangan Kristen Romawi, Span