Muslimah Bentengi Diri dari Virus Merah Jambu

Jatuh cinta, berjuta rasanya! 
Benarkah? 
Manusia yang tengah dilanda asmara mungkin akan lihai bersyair;
“Cintaku padamu seluas angkasa yang biru." Sebuah kata-kata yang hiperbola. Seorang penyair berkata, “Demi Allah tidaklah cinta menawan orang yang dimabuk cinta melainkan ia akan membelah jiwanya”. 


Cinta, sebuah kata singkat yang sangat abstrak dalam kehidupan manusia. Banyak beredar kisah dan cerita yang populer seperti legendaris Romeo dan Juliet. Cinta mengharukan antara Qais dengan Laila, yang konon katanya jadi lambang cinta yang suci. Semudah itukah kita percaya bahkan turut bersimpati dan memberi apresiasi pada mereka? Padahal mereka tak terikat dalam bingkai syari’at. 


Bila hati terlanjur jatuh cinta sebagaimana hadits, 

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
"Kecintaan kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli”[1] 

Dalam sebuah syair diungkapkan: 
"Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat atau mungkin akalku yang tak lagi ditempat."


Dalam Al Qur’an juga dijelaskan tentang cinta membara istri Al-Aziz terhadap Yusuf dan kaum Luth yang menyukai anak laki-laki yang tampan. 

Pernikahan adalah solusi Islami dalam mengobati cinta membara bila memang memungkinkan dan membawa maslahat bagi keduanya. Namun ketika mereka tak mampu menikah maka tak ada alasan untuk mencintainya lagi. Biarlah si virus merah jambu itu pergi. Yakinlah barang siapa yang meninggalkan sesuatu yang haram karena Allah maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Hanya cinta yang menuntun pada kebaikan dan ketaqwaan itulah cinta hakiki. 


Cinta dalam koridor pernikahan adalah cinta yang romantis, dewasa lagi berkualitas. Thawus berkata dari Ibnu Abbas, “ Tidak ada yang bisa dilihat ( lebih indah oleh) orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan”. Cinta karena-Nya jauh lebih indah dari cerita orang-orang tentang manisnya cinta ala Romeo dan Juliet. Karena itu, jagalah hatimu hanya untuk kekasih sejatimu. Cinta bukan sekedar keindahan yang nampak di mata, namun cinta adalah yang menyatukan hati dan jiwa.



Lalu, bagaimana dengan Wanita muslimah yang jatuh Cinta? 
Tidak ada yang pelik, mereka juga adalah manusia. Bukankah cinta itu adalah fitrah manusia? 
Mereka juga punya hati dan rasa. Tetapi tahukah kita betapa berbedanya mereka ketika cinta seorang lelaki menyapa hatinya? 

Tidak ada senyuman bahagia, tidak ada rona malu di wajah, tidak ada perasaan suka di dada. Namun sebaliknya. Ketika wanita muslimah jatuh cinta, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tidak lagi suci. Yang ada adalah kegelisahan, kerana rasa yang salah arah. Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit. Ketika wanita muslimah jatuh cinta, bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut. Tidak ada kata-kata cinta dan rayuan. Yang ada adalah ke khawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal ataupun mungkin yang tak akan pernah halal baginya. 

Ketika wanita muslimah jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tidak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh. Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya. Bahkan jika cinta dia harus menghilang, maka itu pun akan dilakukan. Alangka kasihannya jika wanita muslimah jatuh cinta, kerana yang ada adalah penderitaan. 

Ukhty, bersabarlah. Jadikan ini ujian dari Rabbmu. Matikan rasa itu secepatnya. Pasang tembok pembatas antara kamu dan dia. Pasangkan duri dalam hatimu, agar rasa itu tidak tumbuh bersemai. Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap. 
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya. 
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu. 

Ukhty, janganlah khawatir ka.u akan kehilangan cintanya. Karena jika memang kalian ditakdirkan bersama, maka tidak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu. Tetapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tidak menghendakinya, maka tidak akan bisa kalian bersatu. 

Ukhty, bersabarlah. Biarkan Allah yang mengaturnya. Maka yakinlah, semuanya akan baik-baik saja. Semuanya akan indah pada waktunya. Walaupun telah ramai wanita muslimah (dan wanita baik yang lain) telah hanyut dan rusak dalam cinta dunia. 





Catatan kaki 


[1] hadits ini dhaif marfu’ tapi shahih mauquf dari Abu Ad Darda radhiallahu’anhu, yang berarti ini merupakan perkataan Abu Ad Darda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup