Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Antara Sampah dan Indikator Iman

Gambar
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al-Qashash: 77) Suatu hari dikeramaian kota, seorang anak yang dituntun ibunya sedang memakan es krim dipinggir jalan raya, lalu terlihat membuang sampah eskrim tersebut dijalan yang dilaluinya. Si Ibu melihat anaknya membuang benda itu dari tangan mungil anaknya, tetapi nampaknya Ibu itu tidak menyadari atau entah tidak perduli membiarkan sampah yang dibuang anaknya begitu saja, tercecer dipinggir jalanan. Terdengar samar-samar suara Ibu itu sembari mengeluarkan tissue dari tas cantiknya dan berkata kepada anaknya “sini mamah bersihin tangannya biar nggak kotor”. “Kebersihan sebagian dari iman”. Tampaknya pepatah

Ubah Paradigma Dengan Tarbiyah

Gambar
Tarbiyah adalah islahu syai hifzhuhu wa riaayatuhu (memperbaiki sesuatu, menjaga dan terus memeliharanya). Tarbiyah adalah kerja besar. Proyek raksasa. Sistem integral. Dahsyat. Mengubah yang sederhana menjadi luar biasa. Karena, pekerjaan-pekerjaan besar dalam sejarah hanya dapat diselesaikan oleh orang-orang yang memiliki naluri kepahlawanan, kata Anis Matta. Dan kader adalah pahlawan. Karena ia rela mengambil peran di tengah kesulitan, menapaki resiko besar di saat orang lari menghindar, meraih momentum saat manusia masih terkagum-kagum, dan menyusun kerja besar saat orang lain belum lagi sadar. . "Tarbiyah tidak boleh dimulai dan tidak cukup dengan pengisian otak dengan segala hal yang diperlukannya seperti ilmu syar'i, pendidikan pemikiran, teori politik dan studi realita saja. Akan tetapi harus dimulai dengan 'pendidikan hati' terlebih dahulu, hingga semua hati saling berpadu. Perhatian kepada hati ini harus tetap diberikan sekalipun perhatian kepada akal su

Menikah Di Jalan Dakwah

Gambar
Dari rumah semuanya bermula. Dakwah adalah pekerjaan mulia, bukan sambilan atau sekadar mengisi waktu luang. Karenanya memahami risalah dakwah berarti menjadikan rumah tangganya adalah bagian tak terpisahkan dari dakwah. . Hangat di rumah bersemangat di medan dakwah, itulah keluarga yang memiliki visi dan misi lalu bergerak memberikan kontribusi untuk mengembalikan peradaban dengan khairu umat sebagai pimpinan dan keteladanan. Inilah gagasan dan cita-cita mulia keluarga yang kita bina. Bukan sekadar ikatan formal namun pertalian yang kekal. . Allah memperingatkan agar jangan sampai kaum mukminin mendapatkan murka-Nya, kabura muqta 'indallahi an-taquulu maa laa taf'alun maka sejak awal menikah, ikatkan hati pada nilai-nilai ilahi dalam rabbaniyatun nikah. Pernikahan dalam naungan nilai-nilai Rabbani. Keluarga dalam bimbingan syar'i. Berumah tangga dengan tuntunan Nabi. Bergerak dalam langkah suci dakwah di jalan para Rasul dan para Nabi, menjadi da'i sepanjang hari

[Ihdinash shirathal mustaqim, Tunjukkanlah Kami Jalan Yang Lurus]

Gambar
Terjemah itu mungkin membuat sebagian kita membayangkan bahwa jalan lurus itu bagus, halus, dan mulus. Kita mengira bahwa shirathal mustaqim adalah titian yang gangsar dan tempuhan yang lancar. Kita menganggap bahwa ia adalah jalan yang bebas hambatan dan tiada sesak, tanpa rintangan dan tiada onak. Kita menyangka bahwa di jalan itu, segala keinginan terkabul, setiap harapan mewujud, dan semua kemudahan dihamparkan Frasa 'jalan yang lurus' membuat kita mengharapkan jalur yang tanpa deru dan tanpa debu. Maka kadang kita terlupa, bahwa penjelasan tentang jalan lurus itu tepat berada di ayat berikutnya. Jalan lurus itu adalah, "Jalan orang-orang yang telah Kau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai, dan bukan pula japan mereka yang sesat." Maka membentanglah Al Qur'anul Karim sepanjang 113 surah bakda Al Fatihah untuk memaparkan bagi kita jalan orang-orang yang telah diberi nikmat itu. Ialah jalan Adam dan Hawa; jalan Nuh, Hud, dan Shalih; jalan I