[Ihdinash shirathal mustaqim, Tunjukkanlah Kami Jalan Yang Lurus]



Terjemah itu mungkin membuat sebagian kita membayangkan bahwa jalan lurus itu bagus, halus, dan mulus. Kita mengira bahwa shirathal mustaqim adalah titian yang gangsar dan tempuhan yang lancar. Kita menganggap bahwa ia adalah jalan yang bebas hambatan dan tiada sesak, tanpa rintangan dan tiada onak. Kita menyangka bahwa di jalan itu, segala keinginan terkabul, setiap harapan mewujud, dan semua kemudahan dihamparkan

Frasa 'jalan yang lurus' membuat kita mengharapkan jalur yang tanpa deru dan tanpa debu. Maka kadang kita terlupa, bahwa penjelasan tentang jalan lurus itu tepat berada di ayat berikutnya. Jalan lurus itu adalah, "Jalan orang-orang yang telah Kau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai, dan bukan pula japan mereka yang sesat."

Maka membentanglah Al Qur'anul Karim sepanjang 113 surah bakda Al Fatihah untuk memaparkan bagi kita jalan orang-orang yang telah diberi nikmat itu. Ialah jalan Adam dan Hawa; jalan Nuh, Hud, dan Shalih; jalan Ibrahim anak beranak hingga Ya'qub sekeluarga; jalan Musa dan saudaranya; jalan Dawud dan putranya; jalan Syu'aib, Ayyub, dan Yunus; jalan Zakariyya dan Yahya, serta Maryam dan Isa, hingga berpuncak pada jalan Muhammad Shallahu 'Alaihi wa Sallam dan sahab-sahabatnya

Jalan indah itu sesekali ditingkahi rambu peringatan akan jalan mereka yang dimurka dan sesat; jalan Iblis dan Fir'aun, Samiri dan Qarun, Haman dan Bal'am, Abu Jahal dan Abu Lahab, Al'Ash ibn Wail dan Al Walid ibn Mughirah, serta 'Utbah ibn Rabi'ah dan 'Abdullah ibnu Ubay.

Jalan itu adalah dakwah. Jalan itu ada di atas ilmu dan hujjah. Jalan itu adalah perjuangan dalam ukhuwah dan jamaah. Jalan itu penuh perencanaan dan kehati-hatian untuk menjaga kemuliaan tauhid dan sunnah. Jalan itu amat tinggi derajatnya dalam pengabdian pada-Nya, tetapi pula sangat rentan menggelincirkan ke jurang dosa terparah

Inilah jalan cintaku, 'Bersamamu, Di Jalan Dakwah Berliku'
@Khaard @salimafillah @felixsiauw


Dian Rahmana Putri
[Pangkep, 1 Juli 2019]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup