Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Tangguh Dari Dalam Rumah

Gambar
Lahirnya seorang wanita ke dunia, maka berarti hari itu pula ia menjadi ibu. Hari ibu, adalah saat dirimu dan saat ibumu lahir ke dunia. Sebab wanita itu, lahir untuk melahirkan. Melahirkan keturunan, pun melahirkan nilai kebaikan atau keburukan. Kekuatan dan daya tarik wanita lebih nyata hebatnya. Mukjizat, sebuah kejadian yang tidak bisa dijelaskan sebabnya dan didefinisikan oleh alam. Berapa banyak para ibu, yang lemah kondisi pada catatan kesehatan, lemah pada kondisi keuangan, namun menciptakan berbagai perubahan. Menciptakan anak anak dengan berjuta karya. Mukjizat dan menjadi Ibu, dua kata sinonim yang indah. Setiap tahap dalam kehidupan seorang ibu ditaburi mukjizat-mukjizat yang tidak terbayangkan. Selepas persalinan yang melelahkan, tiba-tiba ada saja kekuatan untuk tetap urus keluarga dan anak, dengan segunung amanah lainnya. Proses mangandung yang setiap ibu berbeda tantangan, ada saja kekuatan untuk melewatinya. Mukjizat saat mengandung, saat melahirkan, lepas melahirk

Saat Hidayah Menyapa

Gambar
Saya begitu kagum dengan orang yang mendapat hidayah. Dan hidayah itu diperolehnya setelah merasakan pahitnya hidup dalam kemaksiatan. Ia merasa seperti lahir kembali untuk kedua kalinya. Setiap ia mengangkat tangan dalam doanya, tidak pernah luput dari permohonan agar ia diberi kesempatan kembali untuk menebus semua kesalahannya dalam kebaikan. Saya banyak mendapati, orang-orang berlatar belakang kelam. Tidak ada maksiat yang tidak pernah dia lakukan. Dari bir, judi, dan perzinaan. Semuanya, sudah pernah ia rasakan. Namun, setelah hidayah datang mengetuk pintu hatinya. Hatinya terbuka menerima hidayah itu. Maka, penyesalan itu berubah menjadi energi untuk mengubah setiap detik sisa waktunya, untuk tetap beroleh pahala. Setelah hidayah menyapanya, ia betul-betul berbalik. Ia datang dan hidup kembali membawa segenggam harapan. Bahwa dunia, tak akan menipunya lagi. Ia melesat melampaui orang yang telah mendapat hidayah lebih dulu darinya. Dalam sebuah kesempatan, seorang ustadz per

Setegar Karang

Gambar
Semua yang kita kumpulkan dari dunia, akan segera sirna dan binasa. Sebab, baju yang indah dan cerah, akan segera luntur dan pudar. Makanan enak dan nikmat akan segera menjadi lapuk dan lumat. Dan seluruh harta yang berbinar-binar akan tersebar-sebar. Habis dibagi oleh ahli waris atau dijual ke pasar-pasar. Setetes keringat di jalan dakwah, jauh lebih berarti dari apa yang dikumpulkan oleh manusia dengan lelah. Peluh saat mengantar proposal daurah. Pinggang letih saat menge-print surat dan undangan seminar dakwah. Uang jajan yang disisihkan untuk infaq tarbiyah. Serta waktu istirahat yang dipangkas untuk rapat membahas agenda jama'ah. Semuanya, kita harapkan kepada Allah. Menjadi pemberat timbangan kebaikan, berbalas rahmah dan berkah. Meski orang-orang mengumpulkan pakaian yang indah, dan kendaraan mewah. Dan saat yang sama kita hanya bermodal motor 'buntut', sepeda ontel, atau hanya dengan dua betis kecil kita yang mirip pelepah. Berjalan menyusuri lorong, persimpan

Bisikan Iman

Gambar
Mungkin suatu saat, kita pernah merasakan hati yang sesak, amalan terasa berat, dan badan yang penat. Hari yang berat dan dipenuhi keluhan. Sepertinya dunia menjadi sempit. Kita sibuk mengutak-atik gadget, mengecek WA, membalas komentar fb, serta memandang postingan-postingan foto instagram. Jam-jam berlalu, dan matahari semakin meninggi tanpa agenda. Tanpa dzikir saat subuhnya, dan tanpa tilawah. "Allahu Akbar Allahu...Akbar!", ternyata adzan dhuhur sudah berkumandang. Saat itu, iman kita sedang krisis. Saat itu jiwa kita tengah haus. Hati sedang dilanda dahaga. Dan iman butuh di-refresh kembali. Cara yang terbaik adalah segera 'bangkit' menggulung tikar kemalasan, dan melipat selimut yang menutupi himmah. Keluar mencari cahaya mentari, melihat gunung, memandang awan atau memanjat pohon. Saat itu, kita sedang mencari kebeningan iman dalam sanubari, yang menyejukkan pandangan ketika melihat seseorang beribadah. Iman, yang menggetarkan jiwa, ketika mendengar adz