Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Berjuang, Menang

Gambar
  Serangkai harap pada tatap mata yang berbinar. Mengobarkan semangat yang mulai redup. Bahwa hidup yang tidak pernah diperjuangkan takkan pernah bisa dimenangkan.  Memompa diri untuk terus melangkah maju, meski perlahan. Sesekali mengambil jeda untuk menambah amunisi baru.  Takkan menyerah... Semua akan tiba pada waktunya. 

Kesudahan yang Baik

Gambar
  Malam semakin larut, ia akan semakin gelap. Pekat. Akan tetapi, bukankah semakin pekat ia akan semakin mendekati titik terang?  Bak malam sebakda isya, menuju pertengahan malam akan semakin gulita. Lalu lepas sepertiga malam, Allah hadirkan fajar. Maka lenyaplah gulita. Sungguh, tidakkah kita mengambil pesan darinya? Ujian, permasalahan, kesulitan hidup. Semakin rumit ia akan semakin mendekati garis finish. Bi’idznillah. Sayangnya terkadang, manusia merasa mampu tanpa pertolongan Allah. Sehingga ia mengandalkan kecerdasannya, mengandalkan prestasinya, mengandalkan banyak relasinya. Disaat masalah datang, lihatlah siapa yang pertama kali melintas dalam benaknya. Apakah yang pertama muncul dalam fikirannya. Bantuan manusia lainnya? “Ya, dia kuncinya! Akan ku coba menghubunginya.” Lalu.. dua, tiga menit, bahkan dua hari kemudian. Hilang tak ada jawaban. “Baiklah kalau begitu, akan ku urus sendiri tanpa bantuannya.” Qodarullah, bukannya menjumpai pintu keluar, ia tidak menuju pintu melai

Kelana Sunyi

Gambar
  Ada yang kau dengar jelas hanya pada hening paling sunyi. Suara hatimu sendiri. Yang merindu langkah senja dari jendela angkutan kota tua yang hanya kau sendiri menumpanginya.  Seekor kupu-kupu keluar dari sampul buku puisi yang baru saja kau beli. Ia hinggap sejenak untuk kau abadikan dengan cahaya dan dengan kata kata. Betapa pula kau merindukan dirimu yang utuh, yang bisa tersenyum tanpa harus menunggu dipeluk oleh siapapun. Sebab, rentang tanganmu sendiri adalah pelukan paling hangat, paling ikhlas. Sebagaimana jemarimu yang paling mampu membasuh air matamu, ia hafal betul di mana letak mata airnya. Rasanya, sudah lama sekali sejak terakhir kali kita merasakan aroma jalanan yang lenggang. Bukan hanya oleh kendaraan yang ribut oleh kata-kata yang dihadapannya kita terduduk malu mengakui segala dusta.  Rasanya, ingin sekali kau menikmati kembali sajak-sajak masa lalu yang membuatmu menatap langit sambil tersenyum. Kapan terakhir kali kau tersenyum sedamai itu? Terakhir kali, saat c

Cinta karena Allah

Gambar
Kita tidak akan selalu bersamanya, tidak juga mampu menjamin perasaan dan cintanya. Tidak setiap saat kita harus berkata, “jaga pandanganmu, yaa.. karena dengan begitu, aku tetap cantik/gagah dimatamu.” Ada saat-saat kita harus melepasnya, membiarkannya dengan dunianya. Tapi dia yang mencintaimu, tentu tahu; mana lingkaran yang membawanya semakin membaik, atau justru menggoyahkan hijrahnya untuk kembali ke masa lalu. Engkau yang ingin menjaganya, ikhtiyarmu selepas itu adalah do’a. Do’akan dia, langitkan kebaikan-kebaikan untuknya. Berprasangka baiklah kepadanya. Karena selagi Allah masih menjadi yang nomor satu diantara kita, maka tidak ada penjaga terbaik selain-Nya. Dia yang mencintai Allah, tentu akan menjaga pandangannya—karena Rabb-nya, bukan sebab kita yang minta. Dia yang mencintai Allah, tentu akan menjaga imannya—bukan karena menghindari murkanya kita, tapi murka dari Rabb-nya. Karena rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah, tidak akan pernah bisa terwujud tanpa adanya ci

Bersama Menua Mengupaya Hingga Jannah

Gambar
Mari menua bersama, dan engkau selalu menjawab, “hanya sampai tua?” Tidak! Tentu saja.  Bersamamu, adalah upayaku untuk menggapai Ridho tertinggi dari-Nya. Bersamamu, adalah karunia terindah dari-Nya. Hingga pada akhirnya nanti.. waktu akan berlalu sedemikian cepat tak terasa, hingga masing-masing dari kita harus meninggalkan atau ditinggalkan. Maka kemudian, ketika kita telah sampai di jannah-Nya, kita mendapatkan Allah menepati janji-Nya. Bahwa surga, adalah tempat bertemunya kembali hamba-hamba yang saling mencintai karena-Nya. Maa syaa Allah.. maka sungguh, betapa beruntungnya mereka yang benci dan cintanya terhadap sesuatu adalah semata-mata karena Allah. Catatan Sang Musafir

Pertemuan karena-Nya

Gambar
  Seseorang, yang Allah mempertemukan kita dengan cara-Nya yang demikian indah. Maa syaa Allah. Ia menyapa dan menyampaikan keadaannya, bahwa “Ada rasa khawatir dalam penantian, haru akan tetapi malu kepada Allah perihal perasaan yang tumbuh sebelum waktunya.” Betapa rapih ia menjaga perasaannya. Bahkan jiwanya merasa malu tatkala perasaan itu sekedar tumbuh didalam hatinya, saya terharu, sebab masa kini, rasanya semakin sulit menemukan wanita-wanita yang terhijabi dirinya dengan keimanan yang membuahkan rasa takut kepada Allah seperti ini. Semoga Allah senantiasa menjagamu, saudariku. “...perasaan yang tumbuh di dalam hati kita, tidaklah tumbuh atas kehendak kita. Sebab perasaan yang tumbuh tersebut akan terus tumbuh meskipun kita berusaha memangkasnya. Dan sebaliknya, ia akan mati dengan sendirinya meskipun kita telah menjaga sedemikian rupa. Jika memang dia adalah seseorang yang ditetapkan Allah untuk kita, maka pasti, Allah akan mendatangkannya seberapa jauhpun dia telah pergi. Per

Bersimpuh, Berkeluh pada-Nya

Gambar
  Rasa-rasanya ingin menyepi, lari dari semua amanah yang diberikan, Tapi...bukankah bekalku belum cukup untuk menuju-Nya?  Bukankah segala amanah itu juga pada akhirnya akan dipertanggungjawabkan?  Bukankah lari dari masalah justru hanya akan menambah masalah baru?  Duhai diri, jangan merasa paling berat masalahnya, Duhai diri, jangan merasa paling banyak amanah,  Dunia ini luas, semua manusia sedang diberikan amanah yang bahkan mungkin lebih berat darimu tetapi keluhannya tak pernah terdengar di telinga manusia, Bukankah setiap pilihan punya konsekuensinya?  Bukankah setiap juang punya prosesnya?  Bukankah setiap kenikmatan, butuh kepayahan untuk meraihnya?  Sedang surga tak pernah diraih dengan mudah.  Duhai diri, yang seringkali menganggap dunia ini terlalu berat untuk terus dipijaki,  Bukankah kita hanya sedang melakukan perjalanan, seorang musafir yang akan pulang menuju kampung akhirat, Maka duhai diri, jangan terlalu banyak berkeluh pada manusia yang juga mengeluh, Jangan bosan

Mengakui Kelemahan Diri

Gambar
  Sayup-sayup terdengar kata ingin berhenti, pada langkah yang kian merintih tertatih-tatih, Saat semangat kian meredup, gejolak ingin menyerah semakin kuat,  Kita ini hanya manusia biasa, yang akan mati tetapi paling tidak pulang membawa arti,  Meski air mata kian terisak,  Mengatakan diri lelah, ingin segera mengakhiri langkah,  Tetapi selalu, ada alasan untuk melangkah meski hanya selangkah, Selalu ada alasan bertahan, meski kadang istirahat sejenak saja, Selalu ada alasan untuk menguatkan diri,  Meski telah dihantam berkali-kali,  Selalu ada alasan untuk menginsyafi diri, menambah kembali energi yang sempat terkuras habis,  Pada diri yang lemah tak berdaya,  Tiada daya dan upaya atas kekuatan-Nya, Pada diri yang begitu rapuh,  Selalu ada doa untuk meminta kekuatan, Pada diri yang cengeng, Selalu ada doa untuk meminta kekuatan, Untukku,  Bertahanlah sedikit lagi,  Berjuanglah lagi, dengan segala kekuatan yang tersisa,  Semoga Allah Istiqomahkan kita mengakhiri langkah dengan semanga

ADA WANITA UTAMA DI BALIK TOKOH ISTIMEWA

Gambar
  Abdullah bin Zubair hidup di bawah pengasuhan ibunya, Asma. Ia yang merawat dan mengasuhnya, serta memberinya asupan makanan dan minuman kebaikan. Abdullah bin Zubair tumbuh kuat menjadi seorang pemuda dewasa, memikul amanat ajaran Islam yang mengharapkan ridho Allah dan nilai luhur. Abdullah bin Zubair menyerap kebaikan dari kakeknya, Abu bakar as Siddiq, begitu pula dari bibinya Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu anha, serta dari neneknya Shafiyah. Dan sebelum mereka, Abdullah bin Zubair juga telah mereguk pelajaran dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.  Abdullah bin Zubair bin awwam pun lulus dari madrasah Nabawiyah menjadi seorang alim, ahli ibadah, fiqih, wara', disegani, berwibawa, banyak berpuasa dan salat. Selalu khusyuk dan menjadi ahli strategi perang sebagaimana dirangkum oleh Ibnu Katsir dari berbagai riwayat. (Ismail bin Umar bin Katsir, albidayah wa annihaya, jilid XI, hlm 204). Dan seorang bernama asma bersama orang-orang hebat lainnya memiliki pengaruh kuat