Kesudahan yang Baik

 


Malam semakin larut, ia akan semakin gelap. Pekat. Akan tetapi, bukankah semakin pekat ia akan semakin mendekati titik terang? 

Bak malam sebakda isya, menuju pertengahan malam akan semakin gulita. Lalu lepas sepertiga malam, Allah hadirkan fajar. Maka lenyaplah gulita. Sungguh, tidakkah kita mengambil pesan darinya?

Ujian, permasalahan, kesulitan hidup. Semakin rumit ia akan semakin mendekati garis finish. Bi’idznillah.

Sayangnya terkadang, manusia merasa mampu tanpa pertolongan Allah. Sehingga ia mengandalkan kecerdasannya, mengandalkan prestasinya, mengandalkan banyak relasinya.

Disaat masalah datang, lihatlah siapa yang pertama kali melintas dalam benaknya. Apakah yang pertama muncul dalam fikirannya.

Bantuan manusia lainnya? “Ya, dia kuncinya! Akan ku coba menghubunginya.” Lalu.. dua, tiga menit, bahkan dua hari kemudian. Hilang tak ada jawaban.

“Baiklah kalau begitu, akan ku urus sendiri tanpa bantuannya.” Qodarullah, bukannya menjumpai pintu keluar, ia tidak menuju pintu melainkan pintu masalah baru.

Adakah yang kita lupa?

...ya, menghadirkan Allah

Menulis ini sambil berkaca-kaca. Bercermin seolah melihat diri sendiri. Kemudian mengalir sungai-sungai kecil. Ya Allah, betapa sering aku melupakan-Mu. Betapa sering aku merasa mampu mengurus urusanku. Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam senantiasa berdo’a, “..janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata. Dan perbaikilah urusanku.” Maka betapa sombong dan angkuhnya aku.

Maka barangkali, jika kita merasa malam tak kunjung bertemu fajar, ada yang harus kita perbaiki. Ada yang harus segera kita sadari. Na’am, dengan kembali kepada Allah dan menjadikan Dia sebagai pertolongan satu-satunya. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

“..dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al A’raf 128)

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: ‘pukullah lautan itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara 63)

Tak ada jalan bagi manusia, maka Allah belah lautan bagi mereka. Masihkah kita meragukan pertolongan-Nya? Bersabarlah, sungguh itu tidak mudah. Tapi in syaa Allah, Allah janjikan kebaikan bersama, dan juga sesudahnya.


Bumi Allah,

Catatan Sang Musafir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup