Pertemuan karena-Nya


 

Seseorang, yang Allah mempertemukan kita dengan cara-Nya yang demikian indah. Maa syaa Allah.

Ia menyapa dan menyampaikan keadaannya, bahwa

“Ada rasa khawatir dalam penantian, haru akan tetapi malu kepada Allah perihal perasaan yang tumbuh sebelum waktunya.”

Betapa rapih ia menjaga perasaannya. Bahkan jiwanya merasa malu tatkala perasaan itu sekedar tumbuh didalam hatinya, saya terharu, sebab masa kini, rasanya semakin sulit menemukan wanita-wanita yang terhijabi dirinya dengan keimanan yang membuahkan rasa takut kepada Allah seperti ini. Semoga Allah senantiasa menjagamu, saudariku.

“...perasaan yang tumbuh di dalam hati kita, tidaklah tumbuh atas kehendak kita. Sebab perasaan yang tumbuh tersebut akan terus tumbuh meskipun kita berusaha memangkasnya. Dan sebaliknya, ia akan mati dengan sendirinya meskipun kita telah menjaga sedemikian rupa.

Jika memang dia adalah seseorang yang ditetapkan Allah untuk kita, maka pasti, Allah akan mendatangkannya seberapa jauhpun dia telah pergi.

Perasaan itu akan terus tumbuh sebagai nikmat, ataupun dosa. Semua tergantung pemiliknya.

Maka aku yakin, bahwa engkau adalah seseorang yang telah memahami ini dengan baik, bersebab banyak sekali kebaikan yang telah melekat dalam dirimu. Selalu, dan selalu.. do’a-do’a terbaik melangit tinggi yang dengan pungkasnya adalah namamu.”

Pertemuan, tidaklah melulu persoal dua, tiga insan yang saling bertukar wajah dalam perjumpaan. Lebih, dan lebih luas dari itu. Diri ini selalu merasakan nikmat-Nya semakin sempurna tatkala ia mampu bertemu dengan seseorang dalam manhaj para salafushshalih yang haq yang membawa ketenteraman, kecocokan pandangan juga pemikiran. Pertemuan yang meskipun kita belum pernah saling berjumpa, akan tetapi hati sudah saling berpaut. Maa syaa Allah.

Maka siapakah yang mampu mempertemukan hamba-hamba-Nya dengan cara seindah ini jika bukan karena Allah?


Catatan Sang Musafir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup