Gencatan Senjata atau Jeda dari Kezaliman?

 



Dunia menyebutnya perdamaian. Tapi Gaza tahu;

ini bukan akhir dari perang, hanya jeda untuk menarik napas di antara reruntuhan, mengubur syahid yang tak sempat dimakamkan kemarin, dan mencari sisa keluarga yang belum ditemukan di bawah puing.

Mereka menyebut ini “masa tenang”. Namun bagi rakyat Palestina, ini hanyalah diam yang menekan; jeda dari kezaliman.

Ada tangisan yang belum berhenti. Ada kota yang tidak lagi mengenal malam, karena setiap malam masih diterangi api, bukan lampu.

Ledakan memang berhenti, tapi air masih berhenti di pipa yang pecah, obat-obatan masih tertahan di perbatasan, dan rumah sakit masih merawat pasien dengan cahaya lilin.

Di rumah-rumah yang tinggal bayang, Ibu serta anak menatap langit kosonge mencari ayah yang tak kembali sejak serangan terakhir.

Di antara abu dan debu, masih ada mereka yang membawa kamera dan pena. Bukan tentara, bukan pejuang bersenjata, tapi jurnalis; saksi mata yang menulis dengan nyawa. 

Mereka datang bukan untuk berperang, tapi untuk menunjukkan kebenaran. Namun di Gaza, bahkan kebenaran pun kini punya harga nyawa.

Setiap foto yang mereka ambil, setiap suara yang sempat dikirim, adalah teriakan kebenaran yang menembus dinding kebisuan dunia.

Gencatan senjata bisa menghentikan bom, tapi tidak bisa menghentikan perlawanan yang hidup di dada manusia. Mereka mencoba membunuh saksi,namun Allah telah menjadikan seluruh dunia saksi atas kezalimannya.

Palestina mungkin berdarah hari ini, tapi dari darah itu lahir keyakinan yang tak bisa dikalahkan; janji Allah sedang berjalan perlahan, tapi pasti.

Kemenangan bukan hanya tentang bendera. Kemenangan adalah ketika hati tidak tunduk pada kezaliman, ketika iman tak bisa dibungkam oleh peluru, dan ketika dunia akhirnya sadar; Palestina tidak kalah, hanya diuji dan ujian yang dihadapi dengan iman, selalu berakhir dengan kemenangan.

Palestina mungkin belum menang di peta, tapi mereka sedang dimenangkan di langit. Dan ketika Allah berjanji kepada yang tertindas, tak ada kekuatan di dunia ini yang bisa menunda datangnya kemenangan itu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Wallahu Ya'lamu Wa Antum La Ta'lamun

FILOSOFI SENJA