Postingan

PENGHUJUNG KAMU (KU)

Waktu begitu hebat menghadirkan rindu yang sesak, Menunggu (mu) seakan-akan tak terjamah, Bersama (mu) mungkin sekedar hayalan, Melahirkan sendu dan pilu tiada akhir, Rindu (mu) tak terjamah, Tapi doa (mu) menyublin melahirkan rindu (ku), K(A) I TA hanya sekedar, Dalam setiap lamunan malam bersama sepi, Penghujung (ku) dan penghujung (mu), Cintaku adalah menanti, Tugasku adalah terus mendoakan (mu) Sampai nanti Penghujung kamu (ku) bertamu dalam ikrar suci Pernikahan

PEREMPUAN (MU)

Cintaku Memantaskan Diri Waktuku kini tak lagi ku habiskan untuk mencari tahu kabarmu, Sebab ada yang harus lebih ku proriataskan dari pada kamu yang jauh, Saat Jemariku,Rinduku pun Rasa masih tetap sama, Bagaimana Denganmu ? Semoga dengan jarak ini,pertemuan kelak membuat kita, Saling Mengerti dan Memahami, Aku adalah anak perempuan manja, Begitulah kusebut diriku, Maka prioritas ku kini adalah orangtua dan adik-adikku, Jika kamu cemburu,Maka ku mohon simpan dulu rasa cemburu mu itu, Bukan karena kamu tidak penting, Tapi ada yang harus aku bahagiakan sebelum kamu, Kaupun harus begitu, Saling memantaskan diri sebelum penghujung  temu kurasa lebih baik, Sang Maha Pemilik Cinta juga akan mengerti, KITA adalah Sepasang , Pahamilah,kelak aku akan menjadikanmu prioritas, Kelak aku akan menjadi perempuan yang akan menjadi sandaranmu, Ketika kamu lelah bekerja, Membuatkanmu secangkir kopi dan aku rela menahan kantuk menunggumu menyelesaikan pekerja...

pencapaian ‘impian’ benar dimulai dari bawah

Mungkin benar kata pepatah ‘banyak teman banyak rejeki’, pun kalimat yang mengutarakan ‘menolong tanpa harap, cepat atau lambat pasti akan kembali pada diri masing-masing pihak’. Namun, semua tidak lebih dari kedua persepsi ataukah kata-kata di atas: aku ada karena aku ingin, inilah aku. Lebih tepatnya seperti itu. Aku tidak pernah merasa mampu dalam melakoni suatu bidang, hingga saat ini pun, demikian. Semua karena keadaanku, keinginanku, dan seluruh yang menjadi impianku. “Aku tidak mau sekadar hidup. Menikmatinya dengan cara serupa orang lain. Datar”. Bahkan, sikapku mendapat kecaman banyak orang. Terlalu keras katanya. Tapi, menurutku, orang-orang tidak tahu membedakan, mana yang tegas dan mana yang keras. Namun inti dari seluruhnya yakni, berawal dari ingin tanpa bantuan orang lain. Susahnya, sakitnya kurasakan sendiri. Orang-orang hanya berkata semangat, tidak lebih. “Hahaha.” Tertawa bagiku adalah jawaban tepat yang setidaknya mampu menjawab ketika kata semangat itu, nanti...

Aku Ditengah Doamu

Aku di tengah doamu Berbalut penjagaan dalam ketaatan yang masih berjuang dalam pemantasan Aku di tengah doamu Menjaga untuk yang terjaga tempat ku agar tetap terjaga ya ditengah doamu, jemputlah aku bila kau rasa siap. Aku di tengah doamu Lalu kau bilang “Saatnya aku datang, memintamu!” -rada perdasi-

mengintipmu melalui celah-celah rindu

 ketika jarak mempersunting waktu, maka lahirlah apa yang disebut rindu, namun, ketika nafsu mempersunting temu, maka lahirlah apa itu cinta yang semu, tak usah kau terburu-buru, biarlah rindu nantinya yang mempersatu, lebih baik jauh memisahkan aku dan kamu, daripada dekat hanya akan mempercepat jemu, tak usah gundah kala menunggu, sepi hanya berlabuh untuk bertamu, dan tak akan lama menetap di kalbu, tak usah kau menerka-nerka namaku, beginilah takdir yang tak tentu, kau tak tahu, sedangkan Dia Yang Maha Tahu, alangkah perih jika prasangka berujung prahara hanya karena kau suka menduga dan mengira - bersembunyi dibalik paldu   mengintipmu   melalui celah-celah rindu “tak usah kau menerka-nerka namaku, beginilah takdir yang tak tentu, kau tak tahu, sedangkan Dia Yang Maha Tahu, alangkah perih jika prasangka berujung prahara hanya karena kau suka menduga dan mengira”

mengintipmu melalui celah-celah rindu

ketika jarak mempersunting waktu, maka lahirlah apa yang disebut rindu, namun, ketika nafsu mempersunting temu, maka lahirlah apa itu cinta yang semu, tak usah kau terburu-buru, biarlah rindu nantinya yang mempersatu, lebih baik jauh memisahkan aku dan kamu, daripada dekat hanya akan mempercepat jemu, tak usah gundah kala menunggu, sepi hanya berlabuh untuk bertamu, dan tak akan lama menetap di kalbu, tak usah kau menerka-nerka namaku, beginilah takdir yang tak tentu, kau tak tahu, sedangkan Dia Yang Maha Tahu, alangkah perih jika prasangka berujung prahara hanya karena kau suka menduga dan mengira - bersembunyi dibalik paldu   mengintipmu   melalui celah-celah rindu “tak usah kau menerka-nerka namaku, beginilah takdir yang tak tentu, kau tak tahu, sedangkan Dia Yang Maha Tahu, alangkah perih jika prasangka berujung prahara hanya karena kau suka menduga dan mengira”

Cinta Tak Pernah Salah

Jantungku kemudian belajar untuk tak lagi berdegup kencang, Mataku belajar untuk tidak lagi memandang padamu, Rinduku kini hanya sesekali, Tapi hati ku masih menetap  di satu hati Yaitu KAMU, Cinta memang tak pernah salah, Yang salah adalah aku yang membiarkan rasa ini tetap ada, Hingga hanya angan yang membuat kita bersatu, Akulah senja yang tak bisa menggapaimu, Menggenggam tanganmu saat kakimu mulai lelah untuk melangkah, Perihal ini,aku kemudian belajar, Bahwa cinta ku hanya sebatas angan, Bahwa kamu adalah halusinasi ku, KITA hanyalah sebuah KATA yang tak akan pernah bersatu, Akulah senja yang akan memberimu keindahan,kedamaian dan ketenangan saat kamu penat, Dan akan menghilang tergantikan oleh malam, Cintaku melepaskanmu dengan tulusku, Seperti sebuah lilin yang rela terbakar untuk menerangi, Kamu adalah takdir bagi oranglain, Tidak dengan diriku, Rinduku mungkin hanya sesekali, Kemudian tergantikan oleh rindu yang lebih kamu ingink...