Postingan

SEPAYUNG SETEDUH

Gambar
  Kutemukan engkau dalam keadaan kita saling mencari. Kali ini, aku tidak lagi berjalan sendiri dalam menggenggam bara api. Seperti senja yang menemukan tempat tenggelam, Pelangi yang menemukan tempat dia terbit, Dan payung yang melindungi raga dari basah. Ya, itulah aku ketika menemukan kamu. Kita punya latar belakang yang berbeda. Ada cerita ekstrem dibalik hijrah kita, tetapi juga menemukan tujuan dan arah pulang yang sama. Semua cerita perjalanan sebelum kita bertemu menjadi diskusi yang paling kita minati sepanjang perjalanan menuju pulang. Hari ini, kita saling bergenggaman. Kamu adalah manusia yang senantiasa menguatkan di atas sunnah. Ketika orang bilang kita gila dan mabuk agama, aku tahu, obat paling mujarab saat itu rebahan di bahumu atau mengajakmu sujud bersama dengan tekuran kepala paling mulia, kemudian terisak serentak. 📚Ketika Sunnah Mempertemukan (dengan sedikit perubahan dari saya sendiri)

Meniti Kehidupan dengan Sunnah

Gambar
  Sejatinya kehidupan seorang muslim harus berjalan mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab mengikuti sunnah merupakan harga mati yang tak bisa ditawar.  Sunnah yang bukan mudah untuk memvonis, sunnah yang bukan gampang menghujat, dan sunnah yang bukan gampang untuk mencelah serta memberikan penghakiman kepada orang lain. Tetapi sunnah yang kita ikuti adalah sunnah yang menjadikan kita komitmen kepada dalil yang terkuat, sembari saling menghormati dan saling mencintai diantara saudara-saudara kaum muslimin yang ada di sekitar kita. Karena mahar yang menjadikan kita saling mencintai diantara seorang hamba yaitu mahar ketika kita memiliki iman yang sama dalam perkara-perkara pokok akidah Ahlus sunnah wal jamaah. Sebab sekali lagi; mengikuti sunnah merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar.  Bertemu, Berteman, Berdakwah Al Faqir Ilallah; Dian Rahmana Putri - Faidah kajian Kehidupan wanita dalam iman oleh ustadz Oemar Mita

BERBARISLAH AGAR DICINTAI

Gambar
Da'wah ini, Islam ini, tidak hanya perlu orang yang shalih. Namun, lebih dari itu, ia sangat memerlukan orang yang bisa dan bersedia ditata. Meminjam istilah Ali radiallahu 'anhu, "al-haq bilaa nizhaam, yaghlibhul baathil binnizhaam. Kebenaran tak tertata, pasti terkalahkan oleh kebatilan terstruktur." (Jalan Allah ini panjang sekali), kata Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, "untunglah kita tak diwajibkan untuk sampai ke ujungnya. Kita hanya diperintahkan untuk mati di atasnya." Ketertataan da'wah. Itulah sisi yang sangat penting yang membuat kita seharusnya siap di mana pun, kapan pun ditempatkan. Ada banyak pelajaran ketika kita meyakini bahwa kita adalah batu-batu bata yang menyusun bangunan da'wah ini. Pelajaran tentang sinergitas, salah satunya. "Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung. Maka mereka diatur dengan tertib. (Qur'an surah an-Naml: 17) Saudaraku, inilah terminal keberangkatan perbaikan dir...

CEK DIRIMU KEMBALI

Gambar
  Kita mungkin memang butuh diingatkan, selalu diingatkan, bahwa hakikat hidup di dunia ini adalah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya. Lantas kenapa kita sering mengeluh ketika kita berkorban jauh lebih banyak daripada orang lain? Lantas kenapa kita mudah sakit hati ketika apa yang kita berikan lebih banyak dari apa yang kita terima? Cek kembali komitmenmu, sudah benarkah visi misimu untuk menjadikan hidup ini sebagai investasi bekal akhiratmu. Cek kembali niatmu, sudah luruskah ia hanya mengharap ridho dari-Nya atau masihkah berharap pamrih dari sesama makhluk-Nya. Cek kembali hatimu, jangan-jangan di dalamnya sudah dipenuhi kesombongan meski ia sebiji zarah, yang akhirnya mengakar dan tumbuh subur karena kamu pupuk melalui sifat ujub dan pujian dari orang lain.

MEMANTASKAN DIRI UNTUK SIAPA?

Gambar
  Banyak orang yang keliru dalam memperspektifkan tentang memantaskan diri.  Sebagian orang menganggap memantaskan diri adalah sebuah pemantasan agar supaya layak bersanding seseorang yang ia kagumi. Itu tidak sepenuhnya salah, tetapi... Khawatirnya adalah adanya ketidak ikhlasan dalam memantaskan dan memperbaiki diri. Dikhawatirkan kita mau baik, kita mau shaleh dan mau memantaskan diri kalau kita bisa bersanding dengan seseorang yang kita kagumi. Jika tidak, yah tidak mau jadi orang yang lebih baik.  Memantaskan diri bukan hanya sekadar memantaskan diri untuk seseorang. Tetapi juga memantaskan diri kita sebagai seorang hamba yang bertujuan hidupnya untuk beribadah. Saat kita fokus untuk memantaskan diri sebagai seorang hamba, maka perihal seseorang yang akan bersanding dengan kita, itu akan Allah pilihkan langsung yang terbaik.  Kalau tujuan memantaskan diri agar bisa bersanding dengan seseorang, kita tidak akan bisa fokus dalam berbenah diri, sebab standarisasi ma...

KETIKA SYAWAL MASIH SENDIRI

Gambar
  Ketika Syawal Masih Sendiri; Perbanyak belajar terkhusus ilmu agama, belajar tauhid agar harap dan cinta jauh lebih besar kepada Allah. Kembangkan diri, latihan mengatur emosi, memantaskan diri. Memantaskan diri bukan hanya untuk mendapatkan seseorang yang baik, melainkan untuk mendapatkan kasih sayang Allah. Tidak perlu memaksa apa yang belum pasti. Tidak perlu saling berkirim kode "siap dipinang!" Jaga Izzah dan iffah sebagai seorang wanita. Jadilah berkelas, paripurna! 📚 Konspirasi Rasa

KERIKIL TAJAM DI JALAN PERJUANGAN

Gambar
Pernikahan akan menggetarkan setan karena ia adalah perkara yang paling dibenci oleh setan.  Saat seseorang mengambil keputusan untuk menikah, maka bersiaplah juga untuk menghadapi segala persoalannya. Menikah bukanlah menabur bunga mewangi yang harum semerbak tiada henti. Bukan. Yang pasti ada onak dan duri yang menghiasi, ada godaan yang mengitari, tantangan yang mengusik hati, ujian untuk menyeleksi, musibah yang menguatkan hati, dan berbagai prahara yang mengguncangkan pijakan hati. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman," sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabuut: 2-3) Tiada yang akan dibiarkan Allah sekadar mengatakan kami telah beriman, sebelum ia diuji. Seolah Allah telah memproklamasikan, bahwa konsekuensi iman adalah ujian. Dalam ...