KERIKIL TAJAM DI JALAN PERJUANGAN


Pernikahan akan menggetarkan setan karena ia adalah perkara yang paling dibenci oleh setan. 


Saat seseorang mengambil keputusan untuk menikah, maka bersiaplah juga untuk menghadapi segala persoalannya. Menikah bukanlah menabur bunga mewangi yang harum semerbak tiada henti. Bukan. Yang pasti ada onak dan duri yang menghiasi, ada godaan yang mengitari, tantangan yang mengusik hati, ujian untuk menyeleksi, musibah yang menguatkan hati, dan berbagai prahara yang mengguncangkan pijakan hati.


Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman," sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)


Tiada yang akan dibiarkan Allah sekadar mengatakan kami telah beriman, sebelum ia diuji. Seolah Allah telah memproklamasikan, bahwa konsekuensi iman adalah ujian. Dalam iman ada penjenjangan. Dalam surga ada tingkatan-tingkata. Dan untuk menempatkan makhluk-Nya, Allah memberikan ujian-ujian. Dan sungguh kita tak sendiri. Orang-orang sebelum kita pun telah diuji, maka Allah memiliki hujjah atas orang-orang yang berjihad dan bersabar. 


Mengapa ujian terasa begitu berat? Yang pasti, Allah tak membebani hamba-Nya diluar kesanggupannya. 


Dihampari jalan ke surga dengan perkara yang kita benci dan dihampari jalan ke neraka dengan keindahan yang melenakan. Itulah pesan kenabian. 


Ada yang diuji dengan perekonomian, ada yang diuji dengan hadirnya pihak ketiga, ada yang diuji dengan mertua/ipar, ada yang diuji dengan anak, dan ujian-ujian lain yang berbeda tiap rumah tangga. 


Kesemua itu sesungguhnya karena Allah percaya bahwa kita mampu melewatinya. Siapkan kesabaran dalam menjalani, ketabahan dalam menapaki, keikhlasan dalam melewati, dan kesyukuran bila mendapat anugerah dari Allah. 


Disaat apapun barakah itu membawakan kebahagiaan. Sebuah letup kegembiraan di hati, kelapangan di dada, kejernikahan di akal, dan rasa nikmat di jasad. Barakah itu memberi suasana lain dan mencurahkan keceriaan. Apapun masalah yang sedang membasahi rumah tangga kita. Barakah itu membawakan senyum meski airmata menitik-nitik. Barakah itu menyergap kan rindu di tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat dada kita sesak oleh masalah. 


****

Al Faqir Ilallah: Dian Rahmana Putri
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup