Aksaraku 'Luka'
Senja waktu itu aku tetap tegar
Mengisi setiap kekosongan
Kau tahu ?
Hingga kau datang tanpa karuan
Aku yang seolah-olah kuat
Dan kataku 'Tak akan jatuh cinta pada laki-laki sebelum waktunya'
Benar,
Rasa datang tanpa diundang
Kemudian kurangkai kembali kepinganku
Agar ia menjadi kuat
Bukan sebab
Aku telah jauh melangkah
Allah akan jauhkan kita bila kita terlalu sering berkabar dan saling mencari tahu
Aku kemudian menyibukkan diri
Membunuh setiap rindu tiap kali ia datang
Rindu yang entah adakah sedikit tertuju padaku
Sajak-sajak yang penuh dengan intuisi
Senja yang dipenuhi kekalutan
Hujan yang dipenuhi kesedihan
Doa yang dipenuhi pengharapan
Adalah Allah sang penentu Takdir
Engkau, siapa pun itu...
Aku akan pergi
Sejauh mungkin tanpa jejak-jejak kita
Hingga waktu mengabarkan bahwa ada laki-laki yang begitu tulus menyayangiku dan memintaku kepadaNya
Laki-laki yang akan menjadi segalanya
Memegang tanganku dan berkata 'Kita telah bersama, jangan dilepas'
Laki-laki yang akan ku dengarkan, setelah bapak...
Dan ku katakan padanya "Tidak kah kau menyesal memilihku"
Laki-laki yang akan menjadi penggenap dalam imanku...
Dan mengajariku banyak hal untuk lebih dekat denganNya
Kali ini...
Aku pergi, sejauh mungkin
Masih terlalu dini
Diri yang berkeinginan menjadi seorang istri yang penurut
Kelak,
Aku akan menjadi perempuan dewasa
Dan tidak labil lagi
Kali ini...
Entah sampai kapan aku harus berlari dan pergi
Menyibukkan diri
Nyatanya rindu tetap saja angkuh
Ia tetap saja menengokku
Meninggalkan sedikit sendu
'Adakah kamu sedikit saja mencintaiku?"
Begitu kataku...
Dan lagi
Aku menjadi melankolis
Meski...
Aku tak pernah paham
Pada siapa aksaramu tertuju
Ia abu-abu
Dan aku seolah tak pernah ingin tahu
Itu urusanmu
Tugasku hanya mendoakan
Selebihnya Allah yang aturkan
Ahh, lagi-lagi tuliskanku tercabik oleh rindu
Nanar dan aromanya 'Luka'
Bukan salahmu
Tapi salahku membiarkan rasa tetap tumbuh
Komentar
Posting Komentar