Dakwah dan Perjuangan
Sudah lelah kah kau atas perjuangan dakwah ini? Atas jadwal syuro/rapat yang padat membuatmu lemah? Atau tak pernah punya waktu istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan? Atau pusingnya fikiranmu mempersiapkan acara-acara bertemakan kebaikan yang membuatmu ingin terpejam? Atau panasnya aspal jalanan saat kau aksi yang ingin membuatmu rehat sejenak? atau sulitnya mencari orang yang ingin kau ajak ke jalan dakwah ini yang kau risaukan? Atau karena seringnya juniormu meminta infak-infakmu yang membuatmu ingin menjauh? Tapi tahukah, bahwa dakwah dan perjuangan kita hari ini hanya sebatas itu saja.
Taukah kau Umar bin Abdul Azis? Tubuhnya hancur dalam rangka 2 tahun masa kememimpinannya.
Cuma 2 tahun memimpin tubuhnya yang perkasa bisa rontok. Kemudian sakit lalu syahid.
Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja, tapi salah satu pencapainya adalah saat itu umat kebingungan siapa yang harus di beri zakat, tak ada lagi orang miskin yang layak di beri infaq.
Apakah kau lelah berdakwah ? saat baru kau rasa ternyata selain indah dakwah itu banyak konsekuensinya
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Tapi syekh Mustafa masyhur mengatakan “jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang tapi adalah jalan yang paling aman untuk mencapai RidhoNya”, jalan ini yang akan menuntun kita kepada RidhoNy. Saat Allah ridho, Maka apalagi yang kita risaukan? Saat Allah ridho, semunya akan jauh lebih indah. Karena Syurga akan mudah kita rasa. Rasulullah begitu berat dakwahnya,harus bertentangan dengan banyak keluarga yang menentangnya.
Mushab bin umair harus rela meninggalkan ibunya,
Salman harus rela meninggalkan seluruh yang dia kumpulkan di mekkah untuk hijrah,
Asma binti Abu Bakar rela menaiki tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya dan Rasulullah.
Segera menyambut seruan jihad saat bermalam pertama dengan istrinya, Kaab bin malik menolak dengan tegas suaka raja ghassan saat ia dikucilkan
Bilal, Ammar, keluarga yasir.
Mereka kenyang dengan siksaan dari para kafir, Abu Dzar habis di pukuli karena meneriakkan kalimat tauhid di pasar, Ali mampu berlari 400 KM guna berhijrah di gurun hanya sendirian, Usman rela menginfakkan 1000 unta penuh makanan untuk perang tabuk, Abu Bakar meninggalkan keluarganya hanya untuk Allah dan Rasul Nya, Umar nekat berhijrah secara terang terangan, Huzaifah berani mengambil tantangan untuk menjadi intel di kandang musuh.
Thalhah siap menjadi pagar hidup Rasul di uhud, hingga 70 tombak mengenai tubuhnya, Zubair bin Awwan adalah hawarii nya rasul, Khansa merelakan anak-anaknya yang masih kecil untuk berjihad, Nusaibah yang walaupun dia wanita tapi tidak takut turun ke medan perang, Khadijah sang cintanya Rasul siap memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk islam, siap menenangkan sang suami dikala susah.
Musa, mulutnya gagap tapi dakwahnya tak pernah pudar. ummatnya seburuk buruknya ummat, tapi proses menyeru tak pernah berhenti.
Nuh, 900 tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja bahkan anaknya tak mengimaninya.
Ibrahim yang dibakar namrud, Syu’aib yang menderita sakit berkepanjangan tapi tetap menyeru.
Ismail yang rela di sembelih ayahnya karena ini perintah Allah.
Hasal Al Banna yang di bunuh oleh Negara nya sendiri karena dakwahnya tidak boleh ada yang mendekati jazadnya atau penjara tempatnya. hanya di kuburkan oleh ayahnya dan saudara-saudaranya, atau Sayyid Qutbh yang berakhir di tiang gantungan atau Ahmad Yassin yang dengan lumpuhnya tapi dapat membangkitkan semangat jihad para pemuda palestina, atau fathi farhat di usia mudanya menjadi pejuang tangguh hamas atau orang-orang shaleh di Indonesia sebut saja Almarhum Rahmat Abdullah yang menangis memasuki gedung DPR, Ustad Mashadi yang menangis saat di masukkan ke panitia Anggaran DPR Atau Hilmi Aminuddin yang ayahnya di bunuh oleh rezim terdahulu tetapi menyerukan kepada kader dakwahnya untuk memaafkan mereka dan menyerukan kepada kader dakwahnya untuk terus menyeru, terus memproduksi kebajikan atau sang ustad penuh ilmu saiful islam mubarok yang begitu gembira namanya tak tertera di nama-nama yang lolos menjadi anggota dewan, tapi amanah tak pernah salah, akhirnya dia terpilih juga menggantikan suharna surapranata sang alim yang di angkat menjadi menteri.
Sekarang beranikah kita masih menyombongkan diri dengan jalan dakwah yang kita kerjakan ini ?
Mengatakan lelah padahal belum banyak melakukan apa-apa bahkan terkadang kita datang kepada dakwah dengan keterpaksaan, berat hati , terkadang menolak amanah, atau memilih amanah yang mudah-muda.
Komentar
Posting Komentar