MEREKA YANG BUKAN SAUDARAMU DALAM IMAN ADALAH SAUDARAMU DALAM KEMANUSIAAN
Kalau tetanggamu sedang tertimpa musibah akankah kamu tanya dahulu apa manhajnya sebelum berikan pertolongan? Diskusi soal manhaj, pasti panjang lebar. Setidaknya, kalaupun menurut kalian manhajnya tidak benar, pakailah nurani kemanusiaan kalian.
Kebiadaban zionis terhadap bangsa Palestina sudah terjadi jauh sebelum Hamas ada. Jauh sebelumnya sudah terjadi beberapa kali peperangan dan kejahatan kaum zionis.
Umat Islam diuji dengan problematika Masjid Mereka, yaitu Masjidil Aqsha. Ujian yang akan menyibak; "agar Allah membedakan mana yang busuk dari yang terbaik". Sebagaimana firman Allah Ta'ala: "maka buih itu akan lenyap sirna. Adapun yang bermanfaat bagi manusia akan eksis di bumi." (Disarikan dari buku "Al-Quds Problematika Setiap Muslim" Syaikh Yusuf al-Qaradawi hafizhullah)
Membela Al Aqsha bukan kepentingan orang Palestina saja, bukan juga masalah dunia Arab saja. Tapi tanggungjawab muslim di seluruh dunia. Apa yang dilakukan pejuang Palestina tak lain mewakili kewajiban kita kaum muslimin dimana saja, untuk berjihad membela kehormatan Masjidil Aqsha, negeri yang diberkahi.
"Perumpamaan orang beriman dalam kasih sayang dan solidaritas mereka, bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh mengeluh, maka seluruh anggota tubuh lainnya akan (ikut merasakan sakit) begadang dan demam." (Muttafaq alaih)
Setiap muslim dengan muslim lainnya ibarat satu tubuh; ibarat satu bangunan yang hendaknya saling mengokohkan satu sama lain. Terlebih ketika ada seorang muslim kehormatannya dilanggar dan martabat mereka diinjak-injak, maka seburuk-buruk keadaan adalah membiarkan kezaliman itu terjadi. Tidak membelanya, tidak pula mengingkari kezaliman itu dalam hati (ini selemah-lemah iman, tetapi masih memiliki kepedulian) dan tidak pula ingin menolongnya. Dan tidaklah seseorang merasa tenang, apalagi merasa senang, melihat saudara-saudaranya seiman dilanggar kehormatannya kecuali karena dirinya tertimpa musibah iman.
Karenanya apa yang terjadi di Palestina, yang menimpa saudara-saudara kita, khususnya para murabihtin, mereka yang berjaga-jaga di Majidil Aqsha yang diserbu oleh tentara penjajah zionis Israel hendaknya hal ini tidak luput dari perhatian kita. Kita bantu mereka, minimal dalam doa-doa, bisa juga dalam opini atau apapun sumbangan yang dapat kita berikan untuk mensupport mereka. Inilah wujud persaudaraan kita.
Jika tidak bisa berjihad dengan jiwa, jihadlah dengan harta. Jika tidak bisa berjihad dengan harta, jihadlah dengan kata melalui media yang kamu punya. Jika tidak bisa juga, maka doakan mereka yang berjihad di jalan-Nya.
Jangan sampai, kita tidak ikut berjihad malah membenci mereka yang berjihad dan mencelanya.
"Kamu tidak mau memikirkan dan membela Palestina, tidak apa-apa", kata Ismael Haneya mantan PM Palestina, "namun ingat, nanti di padang Mahsyar, kalian akan kami adukan di hadapan Allah!!"
Betapa indahnya keimanan yang dibingkai oleh persaudaraan dan betapa kokohnya persaudaraan yang dilandasi keimanan dan ketakwaan.
Semoga Allah kuatkan iman kita, Allah rapatkan barisan kita untuk mempertahankan Al Aqsha.
Birruh, biddam, nafdika yaa Aqsha!
Dengan ruh, dengan darah, kami bela kau ya Aqsa!
"Allahummarzuqna shalatan fi Masjidil Aqsha, wa huwa hurr wa 'aziiz.. Ya Allah, karuniakan bagi kami shalat di Masjidil Aqsha dalam keadaan merdeka dan mulia."
Komentar
Posting Komentar