Klasik

Desember dalam kisah-kisah klasik
Atas daun-daun yang meninggalkan
Atas senja yang menenangkan
Atas Tanah basah sebab deras dan gerimis menghujam
Pada perjalanan ranting menumbuhkan daun-daun yang baru
Pada awan yang tak pernah menyalahkan mendung
dan Hujan yang melahirkan pelangi

Seperti itulah Kita
Dipenjara dalam jarak dan aamiin-aamiin disepertiga malam
Meski banyak kemungkinan yang lebih baik dari aku
Terima kasih atas sabar dalam merawat rindu

Pada sendu yang kian diperolok rasa mendera
Aku adalah malam yang setia menemani rebahmu
Meski bangunmu hanya untuk fajar yang kau tunggu
Aku adalah embun yang menyegarkan subuhmu
Meski senja angin sore lebih menyejukkanmu
Aku adalah rembulan yang setia menunggu pagi
Meski matahari akan membinasakanku
Aku adalah purnama yang siap menerangi
Meski Terik lebih menghangatkanmu

Aku sesabar ini,
Aku setegar ini,

Tangan gagah,
Mencintaimu aku tabah,
Dalam suratan yang mungkin tak tersurat
Meski malam tak paham apa arti kedatangan
Aku disini, tengoklah barang semenit

Perkenankan dan perkenalkan...
Aku adalah rasa yang tak bersambut
Kulempar kearahmu dan kau biarkan terjatuh
Aku harap yang menyemogakan rangkuhanmu
Namun pelukmu hanya untuk dia yang kau sebut 'Hisaan'

Dan pada akhirnya jika kita bukanlah ketidaksengajaan
Jika kau harus pergi
Setidaknya bukan untuk saling meninggalkan
Tetapi untuk menggapai mimpi dan citamu

Jaga sehat,
Jaga taat,

Dan kelak kembalilah dengan selamat
Pintu rumahku selalu terbuka untukmu

Laki-laki bertangan gagah ♡

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup