Menjemput & Memaknai

Tidak terasa satu tahun berlalu masih terasa debar-debar jantung untuk berdiri dan mengambil konsekwensi, saat keraguan dan dukungan seolah-olah berjalan semakin dekat, beriringan.

Hari ini ditempat yang sama dengan suasana yang berbeda, satu periode semakin mendekati titik akhir amanah yang diembankan kepada saya sebagai Ketua Umum Lembaga Kajian Mahasiswa Islam. Hari ini esok dan seterusnya tidak ada kata 'BerAkhir'.

Tidak penting apa jabatan kita dalam sebuah komunitas, perkumpulan atau pun organisasi yang paling penting adalah bagaimana kita bisa bertahan, mempertahankan, membangun dan memberikan kontribusi yang nyata atas visi/misi yang telah dibuat atas kesepakatan bersama.

Dicaci, dihina dan ditinggalkan oleh orang-orang sekalipun tidak akan berpengaruh selama jalan yang kita terpa adalah jalan kebaikan bersama bukan semata jalan  untuk memenangkan kepentingan individu.
Setiap orang menjalani prosesnya masing-masing, sekalipun sama pasti rasa pemaknaannya yang berbeda.
Itulah yang perlu kita pahamkan dalam diri kita sebagai seorang manusia. Memperbaiki niat dan selalu memotivasi diri untuk berbagi energi kebaikan.

Mengubah setiap lelah menjadi lillah, mencintai pekerjaan yang kita lakukan, memulai setiap langkah dengan doa. Karena sumber energi terbesar bagi seorang pendakwah adalah cinta.

Kenapa saya memilih menjadi ketua ? "Bukan karena saya ingin mengalahkan laki-laki dalam hal memimpin. sama sekali tidak, saya hanya ingin membantu tugas laki-laki, lebih dari itu saya tidak pernah berfikir akan menjadi seorang ketua apalagi dilembaga keislaman. Mengingat saya bukan keturunan keluarga yang paham akan agama islam seutuhnya, saya bukan ustadzah, bukan pembaca al-quran yang baik. Bahkan sebelum berada di organisasi Ukm Lkmi ini saya adalah tipe perempuan yang suka berorganisasi, ikut berdemo, anarkis dalam menggambarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan perspektif saya. Dan yang lebih menariknya adalah saya dulunya takut melihat perempuan bercadar."

Banyak, banyak sekali kisah yang mengubah saya dalam organisasi ini.
Alhamdulillah hari ini saya berterima kasih kepada orang-orang yang telah mendoakan saya :)
Memang benar adanya bahwa hidayah itu dijemput bukan hanya duduk, diam ditempat menunggu Hidayah yang datang menjemput.
Kini saya merasakan nyaman, terlindungi dan merasakan nikmatnya mengenakan kain bernama 'Cadar' yang dulu saya takuti.

(Seperti kisah Bilal yang disiksa oleh Umayyah hingga berhari-hari karena ketahuan dengan keimanannya. Bilal kemudian berkata kepada Umayyah : “Ya, Umayyah. Jika saya diuji dan disiksa karena keimanan saya itu berarti Allah ingin melihat kesabaran saya. Maka kalian akan melihat sabar saya lebih kuat dari sabarnya orang arab, saya akan lebih sabar dari laki-laki arab dan akan lebih kuat dari gunung uhud.") *Kisah bilal adalah salah satu dari kisah-kisah sahabat Rasulullah yang menguatkan*

Anugerah terbesar yang pernah saya dapatkan sebagai manusia sampai saat ini, adalah mengenal Islam. Selepasnya, Islam memberikan saya cinta dan yang dicintai

Islam memberi warna di tiap masa, arti di setiap hari. Cinta yang Allah berikan saat bersyahadat itulah yang menjaga saya tetap istiqamah di jalan dakwah, walau berliku-liku

Saya manusia, punya rasa khawatir dan takut, bisa mengeluh juga bisa futur, memiliki rasa kesal dan sebal, ada amarah dan kadang lelah saat dihadapkan ujian

Tapi dibandingkan kehilangan Islam dan dakwah, bagi saya itu jauh lebih mengerikan ketimbang apapun. Karena dakwah adalah pelipur lara, penghilang duka, yang bawa bahagia

Sebab cinta kita berdakwah, mencintai Allah dan mencintai pula makhluknya. Saat pertama menapaki jalan dakwah, saya pun paham bahwa jalan yang saya pilih tak mudah

Rasulullah Muhammad sudah membuktikan, tak kurang pula kisah para Nabi yang diceritakan. Dakwah ini banyak sekali halangannya, dari luar ataupun penyakit hati sendiri

Tapi rasa cinta tak mungkin dihentikan, sebab menyayangi manusia maka kita berdakwah, tak peduli hasilnya, kitalah yang perlu untuk berdakwah, karena cinta harus disalurkan

Yang di jalan dakwah, tak bisa membenci siapapun, termasuk mereka yang menolak, memfitnah, menuduh, dan menjegalnya, sebab benci tak bisa mengubah siapapun

Karenanya dakwah tak pernah melibatkan benci, sebab benci itu justru menguatkan api permusuhan, sedang dakwah itu ingin memperbaiki, membuat cenderung pada Islam

Maka mereka yang di jalan dakwah, senantiasa memaafkan. Sebab dengan maaf itulah mereka bisa mendapatkan kasih sayang Allah, energi untuk terus-menerus berdakwah

Dakwah adalah cinta, selama kita mencintai Allah juga manusia maka kita punya segalanya. Apapun yang menimpa kita bisa kita sikapi, bahwa ini bentuk lain rahmat Allah

Sebab bisa jadi Allah timpakan bagi kita sesuatu yang teramat berat, agar kita sadari kelemahan, lalu bersimpuh pada Allah meminta bantuan, sujud memohon ampunan.

Cinta memang akan meminta semuanya dari dirimu. Seluruh hidup mu, seluruh fikiran mu dan juga perhatian mu.

Cinta akan terus membayangi mu , hingga berjalan, duduk, dan tidurmu bahkan isi mimpimu.

Cinta bahkan selalu memintamu memimpikan nya di tengah lelap tidur mu , menjadikannya doa doa yang selalu kau perbincangkan berdua dengan-Nya

Cinta merelakan peluh mu, menyedut kekuatan pada diri mu, hingga tulang belulang mu , daging terakhir yang menempel di tubuh rentahmu, Tubuh yang luluh diseret-seret, Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Bagi para pencinta , tak ada yang lain selain berkorban demi Ia yang dicintai terlihat bahagia .

Memang seperti itu,
Salah satu diantara energi terbesar yang dimiliki seorang hamba dalam beramal soleh,
Ialah Cinta

Alhamdulillah, jalan dakwah memang penuh tantangan, tapi keluar dari jalan dakwah itulah sebenar benar musibah (Kutipan dalam Tulisan Ust.Felix Siauw)
.
Satu hal yang perlu ditanamkan ialah tetaplah berdiri kokoh diatas prinsip meski badai dan topan kian menghantam.
.
"Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya." (Ali bin Abi Thalib)
.

~Dian Rahmana Putri~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup