Lelaki Juga Sumber Fitnah



Perempuan selalu dipersepsikan sebagai makhluk Tuhan yang paling menarik, memikat, menggoda, mengganggu ketenangan. Dalam teks-teks keagamaan "Perempuan adalah sumber fitnah" hadits Nabi yang shahih menyebutkan; ma taraktu ba'di fitnah adharra 'ala al-rijal min An-Nisa (Aku tidak mewariskan fitnah yang lebih merugikan/membahayakan kecuali perempuan)
.
Kata 'fitnah' dalam bahasa Arab, bukan dalam terminologi Indonesia, secara literal (bahasa) dan generik (asal kata) berarti cobaan dan ujian. Sebagai suatu cobaan atau ujian, fitnah bisa mengenai siapa saja; orang beriman maupun tidak beriman
.
Tafsir lain atas hadits di atas adalah bahwa hadits tersebut ingin menggugah kesadaran kaum laki-laki agar berhati-hati dan menjaga dirinya dengan 'menundukkan pandangan matanya ketika melihat perempuan.' Menundukkan mata artinya mengendalikan matanya agar tidak liar dan melotot. Menjaga diri adalah menghormati martabat diri dengan tidak mengganggu atau melecehkan perempuan. Inilah maksud perintah Allah dalam surah An-Nur; 31

Pertanyaan kita adalah apakah hanya perempuan yang menjadi makhluk yang menarik hati, menggoda dan mengganggu ketenangan "lawan" jenisnya? Dengan kata lain apakah hasrat dan gairah seksual hanya dimiliki oleh laki-laki terhadap perempuan dan tidak oleh perempuan terhadap laki-laki juga? Para seksolog menyatakan bahwa hasrat-hasrat biologis adalah naluri instinktif manusia dan binatang; laki-laki maupun perempuan, jantan maupun betina. Jadi makhluk Allah yang laki-laki juga adalah sosok yang memiliki daya tarik, daya goda dan mengundang hasrat libido bagi perempuan.
.
Allah telah menganugerahkan naluri suci kepada makhluknya tanpa mengkhususkan kepada jenis kelamin laki-laki dengan kadar yang relatif (kurang lebih) sama. Anugerah itulah yang membuat laki-laki dan perempuan eksis dan bisa menjalani kehidupannya dengan dinamis dan bergairah.
.
Ada banyak kisah di mana perempuan tertarik secara seksual kepada lelaki. Dalam al quran ada cerita tentang seorang istri pejabat tinggi kerajaan Mesir ketika itu. Dia tergoda hatinya kepada Yusuf 'alaihi salam, yang di kemudian hari menjadi Nabi. Laki-laki dengan postur tubuh indah dan wajah yang amat tampan ini, begitu mengusik dan menggelitik libido si perempuan tadi. Yang konon kemudian menjadi istrinya. Diceritakan pula bahwa gairah perempuan ini untuk berasyik masyuk dengan Yusuf, putra Nabi Syu'aib 'aalaihi salam, tak tertahankan.

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: 'Marilah ke sini.' Yusuf berkata: 'Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." (Tqs. Yusuf: 23)

"Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)." (Tqs.Yusuf: 26)

"Dan wanita-wanita di kota berkata: 'Istri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam." (Tqs. Yusuf: 30)

Bukan hanya Zulaikha, perempuan-perempuan yang di undang ke rumahnya juga terpesona melihat tubuh dan ketampanan Yusuf.

"Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: 'Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia, Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat yang mulia." (Tqs. Yusuf: 31)

Jika perempuan dianggap sebagai sumber keresahan sosial, sebagai makna lain dari kata 'fitnah' maka laki-laki juga bisa menjadi sumber keresahan sosial. Ada sebuah kisah bagaimana perempuan-perempuan Arab mengejar-ngejar seorang lelaki tampan. Ini terjadi pada zaman Umar bin Khattab, khalifah kedua yang terkenal adil. Suatu hari dia berjalan-jalan dalam rangka 'incognito' (menyamar) ke desa-desa untuk mengetahui sendiri nasib rakyatnya. Dari sebuah gubuk sederhana di sana dia mendengar nyanyian rindu melankolis dari seorang perempuan
.
Umar segera memanggil Nashr. Begitu tiba dihadapannya, Umar melihat seorang lelaki tampan dengan rambut ikalnya yang memimat. Umar segera memintanya memangkas semua rambut dikepalanya. Begitu kepalanya tak lagi menyisakan rambut (gundul). Umar melihat ketampanannya masih tampak nyata dan masih mampu membuat kaum perempuan tergila-gila. Umar masih resah. Ia kemudian mengisolasinya ke Basrah, Irak, dan membiarkan wajahnya berangsur-angsur menjadi keriput ditelan zaman dan tak lagi menggoda perempuan.

Tetapi di negeri ini ternyata banyak perempuan yang juga tergila-gila padanya. Abu Musa al-Asy'ari, sang gubernur Basrah, mengusirnya ke Persia. Dan di negeri itu, dia masih juga digandrungi banyak perempuan. Utsman bin Abi al-Ash al-Tsaqafi, gubernur Persia itu, kemudian mengirim surat kepada Umar bin Khattab di Madinah, menceritakan si tampan yang mebuat perempuan-perempuan resah dan tak bisa makan-minum-tidur itu.
.
Dalam balasannya, Umar menyuruh sang gubernur membuat SG (baca: Surat Gubernur) tentang larangan bagi Nashr bin Hajjaj keluar dari masjid. "Biarkan dia di masjid sampai meninggal." Ketika pada akhirnya Umar wafat lebih dahulu, karena dibunuh Abu Lu'lu, Nashr masih segar-bugar dan kembali lagi ke Madinah
.
Nah, ternyata laki-laki juga menjadi problem sosial. Kehadiran Nashr bin al-Hajjaj di tengah masyarakatnya ternyata dianggap penguasa berbagai negeri mengganggu dan mengacaukan keamanan negerinya. Lelaki itu menjadi sumber fitnah kaum perempuan.


Maroji':

Mencintai Tuhan Mencintai Kesetaraan.KH.Husein Muhammad.Mamang Muhammad Haeruddin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup