Postingan

Dear

Gambar
Dear,  Ada banyak teka-teki rasa yang harus diselesaikan  Entah itu sebuah kepergian untuk kehilangan  Atau  Sebuah kepergian untuk kepulangan Dear,  Terima kasih atas banyak rasa yang tersemai  Yang terus dilangitkan dalam tiap hening sujud  Dari bulir ari mata yang tulus  Disana ada banyak harap  Pun perpisahan  Nanti, Jika nyatanya tanganku tak dapat memeluk pasti  Aku adalah nyata dalam bahagiamu  Dengan siapa pun  Aku adalah bintang yang tak dapat mengusap kepalamu hingga terlelap  Nanti, Jika kepergian membawaku pada sebuah kehilangan  Kuharap kau cukup kuat untuk menopang dirimu  Kau sudah janji bukan ?  Bahwa kita akan bersama, meski bukan lagi di alam nyatamu  Setelah tulisan ini  Entah, Adakah ucapan perpisahan didalamnya  Entah, Apakah aku akan kembali dihadapanmu dalam bentuk nyata  Aku mencintaimu  Siapapun  Karena didalamnya aku menemukan tenang yang men...
Di jalan ini, Bilal bin Rabbah dengan payah mengumpulkan sisa-sisa tenaganya, berusaha tak sedikitpun tergoda rayuan Umayyah bin Khalaf untuk meninggalkan Islam. "Ahadun Ahad..." Lirihnya berkali-kali, tanpa kompromi. Di jalan ini, Ustman bin Affan pernah diselubungi tikar dari daun kurma, kemudian diasapi dari bawah. Tak sedikitpun beliau gentar, bahkan semakin kokohlah keyakinannya. Di jalan ini, Ammar bin Yasir pernah disiksa kaum kafir Quraisy dengan besi panas, setelah sebelumnya beliau menyaksikan kedua orangtuanya syahid dalam siksaan kaum kafir. Di jalan ini, Rasulullah saw dan para sahabatnya diuji. Orang-orang jahiliyah berharap, setelah ujian dan siksaan bertubi-tubi, Rasulullah dan para sahabatnya akan mencampakkan dakwah, mencampakkan Islam. Namun kenyataannya, tak sedikitpun tekanan itu berpengaruh kepada Rasulullah dan para sahabat. Bahkan semakin kokoh, semakin teguh, semakin gigih mereka merintis jalan perjuangan. Hingga kelak akhirnya Allah memperkenanka...
Will Durant, seorang penulis non muslim, dalam bukunya The Story of Civilization menceritakan betapa manisnya kerukunan umat beragama di bawah naungan Khilafah di era Bani Umayyah. Ia menuturkan, orang-orang Yahudi yang ditindas oleh Romawi, membantu kaum Muslim yang datang untuk membebaskan Spanyol. Mereka pun hidup aman, damai dan bahagia bersama orang Islam di sana hingga abad ke-12 Masehi. Bahkan para pemuda Kristen yang dianugerahi kecerdasan pun mempelajari fiqih dan bahasa Arab bukan untuk mengkritik atau meruntuhkannya, tetapi untuk mendalami keindahan gaya bahasanya yang luar biasa. [Will Durant, Qishat al-Hadharah, juz XIII/296-297]. Anehnya, hari ini, berabad-abad setelah kisah manis itu terjadi, ada sekelompok orang yang menolak mentah-mentah ide syariah dan Khilafah dengan alasan bahwa Islam akan memecah-belah bangsa dan tidak cocok diterapkan pada masyarakat majemuk. Mau tahu hal yang lebih aneh lagi? Sekelompok orang ini tidak datang dari kalangan Kristen Romawi, Span...

Semesta di Tubuhmu

Gambar
Suatu hari aku ingin berkunjung di tubuhmu menyusuri hutan belantara atau mungkin pada genangan kerinduanmu.  Suatu hari aku ingin menetap pada degupmu yang memberiku tempat tinggal karena pada tubuhmu aku merasa kesedihan ini luruh.  Suatu hari aku ingin melukis pada senyummu tempat segala egoku runtuh ditikam bahagia berulangkali.  Suatu hari aku ingin berkunjung pada ingatanmu hanya memastikan aku lah seseorang yang tak sanggup kau lupakan.  Suatu hari aku tak ingin hilang di dalam masalalumu karena aku ingin membersihkan takdir meletakkan kita pada doa tentang satu nama yang membosankan jika bukan Sang Pencipta pendengarnya.  Mari, berkunjung ke tubuhku yang hutan tanpa perlu khawatir tergelincir, kan kujamu kau dengan murai-murai yang memberi salam, akar liana yang merambat mencari dan mencuri cahaya pagi.  Lalu menetaplah, jika ingin, biar di dadaku kau menjelma debar yang berirama sama dengan debur ombak.  Dan kita yang saling berupaya meninju...

TEMU

Gambar
Kamu adalah temu yang kutunggu  Entah pada purnama keberapa pertemua itu akan terulang kembali karena jarak dan waktu menandakan ketidakmungkinan itu sebabnya aku senantiasa memelukmu dalam kata-kata   Kamu temu yang kutunggu pelukmu masih tempat terbaikku menyandarkan segala cemas.  Meski kini satu-satunya cara menemukanmu melalui doa, karena kedua lenganku tak mampu lagi menjangku tubuhmu.  Biarlah rindu ini menjelma menjadi doa Kamu temu yang kutunggu biarkan doaku menemanimu barangkali pertemuan hanyalah sepasang mata yang takut pada perpisahan  Kamu adalah temu yang kutunggu aku telah lama berdiam di sini menantimu seperti pintu yang tabah menati sebuah ketuk di dadamu aku berlindung dan berteduh dari derasnya hujan di pelupuk mataku antara rindu yang terlalu lara pada jarak di sebrang mata 

Feminisme

Gambar
  Para pegiat feminisme sering mengkampanyekan bahwa kekerasan seksual, kemiskinan, diskriminasi layanan publik dan sebagainya disebabkan karena belum diadopsinya ide kesetaraan gender oleh para pengambil kebijakan, khususnya laki-laki. . Kaum feminisme melontarkan opini bahwa lambatnya adopsi idenini pun disinyalir karena faktor budaya dan hukum agama. Pandangan ini menilai bahwa karena agama dan budaya, Muslimah sulit untuk mencapai posisi sejajar dengan laki-laki dalam ranah publik. Oleh karena itu, ide ini terus disuarakan ke tengah-tengah muslimah. . Hingga hari ini, ide yang datang dari pemikiran liberal ini masih dijajakan ke tengah muslimah. Tak sedikit yang mengambilnya sebagai solusi persoalan perempuan. . Akibatnya perjuangan para muslimah semakin menjauh dari jalan benar yang akan menyampaikannya pada posisi hakiki perempuan. Kaum feminis terus menyuarakan kampanye bahwa Islam mendiskriminasi perempuan dalam berbagai aspek, seperti pemakaian hijab, bepergian harus b...

Turunkan Ekspektasi

Gambar
Kalau di akun saya –entah media sosial mana– kamu melihat potret diri saya, percayalah, saya tidak secantik, semanis, dan seimut itu. Di zaman canggih seperti ini, aplikasi edit foto dan kamera bisa mengubah tampilan asli dengan sangat menyenangkannya.  Kalau di akun saya –entah media sosial mana– kamu membaca sebait atau sekian alinea yang saya tuliskan, percayalah, saya tidak sebijak, sedewasa, dan semantap itu dalam menjalani keseharian. Saya masihlah anak kemarin sore yang masih harus melewati gelap malam pekat untuk menemui fajar.  Kalau di akun saya –entah media sosial mana– kamu dapati foto, sebagian kisah-kisah lucu, atau sekadar guyon kering yang saya unduh, percayalah, kehidupan saya tidak selalu semengasyikkan itu. Tidak juga semenyengsarakan yang (mungkin) terbesit setelah kamu membaca kalimat sebelum ini.  Bila kamu lebih dulu mengenal saya melalui dunia maya dan memasung ekspektasi tinggi-tinggi akan sosok saya, sebaiknya jangan. Turunkanlah. Karena saya tid...