Feminisme

 


Para pegiat feminisme sering mengkampanyekan bahwa kekerasan seksual, kemiskinan, diskriminasi layanan publik dan sebagainya disebabkan karena belum diadopsinya ide kesetaraan gender oleh para pengambil kebijakan, khususnya laki-laki. . Kaum feminisme melontarkan opini bahwa lambatnya adopsi idenini pun disinyalir karena faktor budaya dan hukum agama. Pandangan ini menilai bahwa karena agama dan budaya, Muslimah sulit untuk mencapai posisi sejajar dengan laki-laki dalam ranah publik. Oleh karena itu, ide ini terus disuarakan ke tengah-tengah muslimah. . Hingga hari ini, ide yang datang dari pemikiran liberal ini masih dijajakan ke tengah muslimah. Tak sedikit yang mengambilnya sebagai solusi persoalan perempuan. . Akibatnya perjuangan para muslimah semakin menjauh dari jalan benar yang akan menyampaikannya pada posisi hakiki perempuan. Kaum feminis terus menyuarakan kampanye bahwa Islam mendiskriminasi perempuan dalam berbagai aspek, seperti pemakaian hijab, bepergian harus bersama mahrom, larangan menjadi pemimpin, dan sebagainya. . Berangkat dari fakta adanya pembedaan hak perempuan di masyarakat kapitalis barat sejak masa silam. Ideologi Barat yang sekuler menempatkan perempuan sebagai barang, obyek eksploitasi laki-laki, pemuas syahwat semata, tidak punya hak suara, hak mengelola hartanya, hak pendidikan, dan sebagainya. Kaum perempuan kala itu memberontak dan menuntut hak mereka dengan women’s liberation movement atau feminist movement di AS, UK, Ireland, sepanjang tahun 60-70-an. . Hingga hari ini, apa yang dituntut mereka di negerinya masing-masing tak kunjung terpenuhi dengan ideal, hanya sebagian saja. Sekarang mereka punya hak suara dengan terlibat dalam pemilu, namun untuk jumlah gaji, kenyamanan di tempat kerja, akses politik, terjaga dari kekerasan seksual, dan sebagainya masih jadi tuntutan yang belum tuntas . .  Sehingga mereka menuntut kesetaraan. Agama dan budaya dianggap sebagai salah satu penghambat terbesar bagi terealisasinya ide gender tersebut. Padahal ide gender yang dianut sekian puluh tahun tak bisa menyelesaikan masalahnya. . Indonesia, negeri dengan penduduk muslim terbesar, mengadopsi sistem demokrasi liberal dan kapitalis sekuler. Ia pun menjadi wilayah propaganda ide ini. Sama halnya dengan negara penyebarnya, alih-alih menyelesaikan masalah perempuan, yang terjadi justru sebaliknya, pembunuhan, kekerasan seksual, penganiayaan, kemiskinan, jumlahnya bertambah. . . Ini harus dievaluasi, seefektif apakah program pemberdayaan perempuan -dalam ekonomi dan politik dengan dalih untuk kesetaraan gender- guna menyelesaikan persoalan perempuan ini berjalan? . Bagi muslimah, sudah seharusnya menstandarkan segala hal dan peristiwa dengan sudut pandang Islam. . Sejak awal Islam sebagai pandangan hidup memposisikan wanita adalah kehormatan yang wajib dijaga. . Maka kewajiban menutup aurat bagi setiap muslimah adalah bentuk penjagaan Islam terhadap kaum wanita. . Islam melarang pelecehan seksual, memerintahkan laki-laki menjaga pandangan dan melindungi kehormatan perempuan? . Lantas mengapa begitu banyak muslimah dieksploitasi di tempat kerja, sementara Islam tidak mewajibkan wanita mencari nafkah, dan justru mewajibkan laki-laki menafkahi perempuan, dan lain sebagainya. . Ini artinya, persoalan perempuan itu bukan karena adanya syariah Islam. Justru Islam-lah yang menetapkan perintah dan hukum-hukum yang memuliakan perempuan, dan menjauhkan mereka dari segala keburukan. . Fakta seperti ini telah dibuktikan oleh sejarah Islam dalam waktu yang panjang. Seperti pembebasan muslimah yang ditawan Raja Amuria, yang dilakukan tentara muslim atas perintah dari Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Dan dibunuhnya seorang Yahudi atas perintah Rasulullah karena ia telah membunuh seorang muslim pembela kehormatan muslimah yang diganggu Yahudi. Dan masih banyak lagi yang lainnya. . Sementara itu, ide gender mendikte para muslimah bahwa penyebab buruknya kondisi perempuan adalah pemahaman agama yang menempatkan istri lebih rendah dari suami, membatasi gerak perempuan hanya di rumah, melarang perempuan menjadi pemimpin, melarang bekerja untuk mendapat status ekonomi yang baik, dan sebagainya. . Wahai muslimah, sadarlah bahwa sebab kondisi buruk kita semua bukanlah pemahaman agama, melainkan pelaksanaan hukum politik, ekonomi, sosial sekuler yang membuang agama menjadi pengatur urusan kita. . Di sinilah urgensinya kita mengerti politik Islam, yaitu pengaturan urusan kebutuhan manusia sesuai syariah Islam yang berasal dari Allah SWT. .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup