TEMUKAN "AKU" DALAM TULISAN
Bismillah....
“Setiap
kali saya menulis,itu bukan berarti menandakan saya sudah baik.Itu hanya
sebagai pengingat bagi diri saya sendiri untuk terus memperbaiki diri menjadi
lebih baik dari diri saya sebelumnya”
Sejak kecil salah satu
hoby saya adalah menulis bahkan sampai suatu hari saya berkeinginan menjadi
seorang penulis yang terkenal. Waktu itu umur saya masih berusia sebelasan dan
belum mengerti sekali tentang arti sebuah tulisan,yang saya tahu bahwa “SAYA
INGIN MENJADI PENULIS”.itu saja !
Hingga beranjak
Sekolah Menengah Atas,saya berfikir untuk kuliah dan mengambil jurusan Sastra
Indonesia di Perguruan Tinggi Universitas Sam Ratulangi,MANADO.
Waktu itu juga ada seorang Dosen (Tidak usah saya sebut
namanya) yang menawari untuk kuliah di
UNM (UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR) dan masuk sanggar seni UNM dengan
beasiswa.Padahal saya sama sekali belum pernah bertemu dengan beliau. Beliau
mengaku hanya melihat postingan tulisan-tulisan saya di akun media sosial yang
saya punya,Mengingat, saya tidak pernah mengupload foto asli saya di sosial
media sekarang ini.
Siapa sih
yang tidak senang ketika ditawari kuliah secara gratis dan mendapat beasiswa ?
Dengan begitu senangnya,kemudian saya menemui ibu dan bapak
menanyakan hal ini.
“Pak,ma,saya ditawari kuliah di UNM Jurusan sastra indonesia
dan mendapat beasiswa. Bagaimana ? apa bapak sama mama setuju?”
Dengan perlahan bapak menjawab pertanyaan saya :
“Tidak usah nak,terlalu jauh di makassar.mau tinggal sama
siapa ? pergaulan di kota itu bebas,bapak dan mama tidak bisa setiap saat
mengawasi kamu” Jawab beliau dengan suara lembut.
Dengan
jawaban itu saya tidak bisa berkata apa-apa ataupun membantah perkataan
mereka,meskipun saya adalah anak yang sedikit bandel dan keras kepala.
Saya paham sekali maksud kedua orangtua adalah baik,mereka
tidak ingin melihat saya terjerumus dalam pergaulan bebas.Mengingat bahwa saya
adalah anak pertama apalagi perempuan dari delapan bersaudara.
Saya
kemudian harus mengubur dalam-dalam keinginan untuk mengambil jurusan sastra di
UNM.
Lantas,setelah kejadian itu apakah saya berhenti menulis ?
apakah saya melanjutkah kuliah ? Apakah saya putus asa dan kesal kepada kedua
orangtua ?
Saya tidak
pernah merasa putus asa ataupun berkecil hati dan kesal kepada kedua orangtua
saya karena meski begitu orangtua tetaplah orangtua,tidak akan ada namanya
‘Mantan Orangtua’. Semua yang terjadi telah digariskan oleh Sang Maha Kuasa.
Saya tetap menulis,melanjutkan kuliah dan mengambil jurusan AGROINDUSTRI di
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.
Apakah saya malu menjadi anak pertanian ? Tidak, Kenapa
mesti malu ?
Diluar sana,banyak sekali anak muda yang berkuliah tapi
hanya menghabiskan waktu dan uang orangtua. Loh,kenapa seperti itu ? Bukannya
menuntut ilmu tapi hanya sekedar pamer fashion,kuliah hanya sekedar
gaya-gayaan,kuliah cuman sekedar modus untuk dapat uang dari
orangtua.Jalan-jalan ke mall-mall,ke cafe-cafe modern,Mentraktir
sana-sini,mengikuti trend,pacar-pacaran,pergaulan bebas dan segala hal lain
yang merusak anak muda.
Sementara,orangtua mereka berharap mereka belajar baik-baik
agar setelah sarjana mereka mampu bermanfaat bagi orang banyak.Bukankah
“sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”,
Mohon maaf bagi kalian jika setelah membaca ini ada yang
merasa tersinggung.sejujurnya ini hanyalah fakta yang saya lihat belakangan di
kampus-kampus.
Selama
berkuliah banyak hal yang berubah dari saya sendiri !
Meskipun begitu saya tidak melupakan hoby saya menulis.
Menulis tetaplah menjadi rutinitas keseharian saya. Dan Alhamdulillah saat ini saya bekerja di harian
suara guru dan Lintas Berita Sulawesi.
Tepatnya Kuliah sambil kerja “Menjadi Jurnalis”
Belakangan
banyak yang kemudian bertanya “Dian,bisa bagi tipsnya.bagaimana bisa menjadi
jurnalis ? bagaimana supaya tulisan kita dimuat di media massa ? bagaimana cara
menulis yang baik ? bagaimana agar tulisan kita dapat di minati orang banyak?”
Jawabannya adalah dengan terus belajar,Belajar menulis dan
sering-sering membaca. Sempatkan waktu untuk menulis walaupun hanya sebentar
saja,Tuliskan apa yang sedang ingin anda tulis, Berimajinasilah.
Kirimkan tulisan anda di media massa seperti koran,majalah dan lainnya. Jika belum
dimuat,jangan berhenti coba lagi. Itu agar apa yang kita tulis lebih berkualitas
dan bermakna untuk banyak orang.
Menulislah dengan niat agar apa yang kita tulis bermanfaat
bagi oranglain,bukan hanya sekedar untuk eksistensi semata,katanya biar dikenal
banyak orang.
Di media
sosial yang saya punya,entah itu instagram,facebook,Line dan lainnya saya
sendiri lebih suka menulis status tentang perempuan,kemanusiaan,dakwah dan
bahkan rindu.
Oleh karenanya banyak sekali teman-teman yang mengatakan
pada saya “Itu statusnya dakwah semua apa tidak bosan ? Kok Foto aslinya tidak
pernah di upload ? di beranda saya status kamu yang paling banyak muncul ? apa
tidak ada kerjaan lain ? dll
Mendengar
pertanyaan-pertanyaan itu saya hanya bisa tersenyum. Saya tidak bisa memaksa
mereka untuk menyukai apa yang saya tulis dan saya tidak bisa menutup mulut
mereka satu per satu tentang diri saya.
Biarkan mereka menilai,itu hak masing-masing setiap orang.
Toh kita juga tidak akan rugi.
Saya memang
tidak terlahir dari keturunan ulama,ustadz,Syeikh dan apapun kata mereka.
Jika saya menulis status dakwah itu tidak menandakan bahwa
saya sudah suci,tidak pernah melakukan dosa,saya sudah baik. Itu karna saya
sadar dengan penciptaan diri ini,kita diciptakan bukan hanya untuk diri sendiri
tetapi juga untuk saling mengingatkan dan bermanfaat terhadap sesama.
Satu hal yang perlu diketahui bahwa kita (Manusia) tidak
tahu amal apa yang akan mengantarkan kita ke surgaNya.Bukan begitu ?
Jadi saya menulis status dakwah sebagai pengingat diri.
Selalu aktif di media sosial bukan berarti saya tidak
memiliki pekerjaan lain,tapi melainkan pekerjaan saya adalah menulis,Saya tidak
mungkin meninggalkan tanggungjawab sebagai seorang jurnalis sembari berdakwah
di media sosial.
Tanggungjawab sebagai anak pertama dari delapan
bersaudara,apalagi saya adalah perempuan menuntut saya untuk lebih bersikap
dewasa menanggapi segala sesuatu.
Menjawab pertanyaan kenapa saya tidak pernah memajang foto
asli di sosial media itu karena saya adalah seorang perempuan muslim yang harus
menjaga izzah dan iffah.
Semoga teman-teman pahan dan mohon doakan istiqomah.
Banyak diantara kita
yang kadang tidak sadar,mencela orang-orang yang statusnya bijak atau status
dakwah.
Seakan-akan kita sangat mengenal mereka,kemudian
menerka-nerka bahwa apa yang ia tulis tidak seperti kelakuan atau tindakan yang
ia lakukan.
Apa yang ia tulis hanya untuk tenar saja atau berkata
Ah,Dasar munafik.
Cobalah untuk berbaik sangka. Wallahualam...
Dan
terakhir pada tulisan ini
Saya ingin meminta maaf kepada teman-teman yang belakangan
merasa terganggu dengan status-status saya yang memenuhi beranda anda.Mohon
jika merasa terganggu silahkan unfollow saja,daripada menjadi kemudaratan.
Komentar
Posting Komentar