UMMU KULTSUM BINTI UQBAH BIN ABI MU'AITH


Assalamu'alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuhu,

        Alhamdulillaahi Robbil'aalamiin washolatu wassalamu'ala
Rasulillah wa'ala alihi washobihi wa mal wala. Amma ba'du.

        InsyaAllah kali ini akan saya lanjutkan tayangan serial
kisah singkat wanita-wanita teladan dalam Islam di sekitar Nabi
Muhammad SAW. Kisah ini saya ambil dari buku yang berjudul asli
"An-Nisaa' Haula Ar-Rasuul" (diterjemahkan menjadi "Tokoh-tokoh
Wanita di Sekitar Rasulullah SAW") disusun oleh Muhammad Ibrahim
Saliim.

        Marilah kita resapi bersama kisah di bawah ini dengan
tak lupa memohon semoga kita bisa memetik hikmah dan manfaat
yang ada di balik kisah teladan tersebut. Amiin yaa Robbal'aalamiin.

Wassalamu'alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuhu,
ukhtukum fillah,
hanies.

********************************************************************
PUTERI-PUTERI TELADAN DALAM ISLAM

4. Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith
-------------------------------------------
        Kehidupannya (Ummu Kultsum) adalah contoh pengorbanan dan
jihad fi sabilillah (di jalan Allah). Dalam Thabaqaat Ibnu Sa'ad
berkata :"Dia adalah wanita pertama yang hijrah ke Madinah setelah
hijrah Nabi SAW dan para shahabatnya. Kami tidak mengetahui seorang
wanita Muslim Quraisy yang keluar dari kedua orang tuanya dan hijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Ummu Kultsum."

        Dia keluar dari Mekkah sendirian dan ditemani oleh seorang
laki-laki dari Khuza'ah hingga tiba di Madinah pada waktu gencatan
senjata. Dia dikejar oleh kedua orang saudaranya. Kedua orang itu
tiba pada hari kedua setelah kedatangannya. Keduanya berkata :"Hai
Muhammad, kami menuntuk syarat, maka penuhilah syarat itu." Maka
Ummu Kultsum berkata :"Wahai, Rasulullah, aku seorang wanita. Wanita
itu lemah. Aku khawatir mereka mengganggu dalam agamaku,sedangkan aku
tidak sabar, sehingga Allah membatalkan janji pada wanita."

        Kemudian Allah SWT menurunkan ayat Imtihan (ujian) dan
memutuskan dengan keputusan yang mereka sama-sama menyepakatinya.
Disebutkan :"Hai, orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah
kepadamu wanita yang beriman, maka hendaklah kami uji (keimanan)
mereka...." dan seterusnya, dua ayat (QS. Al-Mumtahanah, 60:10-11)
Kemudian Rasulullah SAW menguji dia dan wanita-wanita sesudahnya :
"Tidaklah kalian keluar, kecuali karena cinta Allah dan Rasul-Nya
serta Islam, bukan karena cinta suami dan harta." Apabila mereka
mengatakan hal itu, maka mereka tidak dikembalikan.

        Ibnu Sa'ad berkata : Karena tidak mempunyai suami di Mekkah,
maka dia pun dinikahi oleh Zaid, Az-Zubair, Abdurrahman bin Auf, lalu
Amru bin Ash, kemudian wafat sebagai isterinya.

        Sesungguhnya, ketika masih muda dan belum menikah, dia tidak
pernah berpisah dari ayah-bundanya. Kemudian iman memasuki hatinya,
maka dia keluar dari Mekkah sendirian dan hijrah kepada Allah dan Rasul-
Nya SAW. Kedua saudaranya mengejar untuk mengajak dia kembali.

        Pada waktu itu Rasulullah SAW telah berdamai dengan Quraisy
pada persetujuan Hudaibiah dengan syarat beliau setuju mengembalikan
orang-orang Muslim yang datang kepada mereka. Ketika para wanita datang
kepadanya, Allah tidak setuju Nabi SAW mengembalikan kepada kaum Musyrikin,
maka turunlah ayat-ayat yang menyuruh menguji mereka :(Maka ujilah keimanan
mereka) dengan bersumpah :Apakah mereka wanita Muslim yang sebenarnya atau
tidak ?

        "Adalah Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith termasuk orang-
orang yang keluar kepada Rasulullah SAW dan waktu itu dia masih muda belia.
Kemudian keluarganya datang meminta kepada Rasulullah SAW agar mengembalikan
kepada mereka, sehingga Allah SWT menurunkan ayat-ayat tentang wanita-wanita
beriman." (HR Bukhari dari Al-Miswar bin Makhramah)

        Dalam Siyar A'laamin Nubala', Imam Adz-Dzahabi berkata :Ummu Kultsum
bin Uqbah bin Abi Mu'aith masuk Islam dan berbai'at. Dia tidak sempat hijrah
hingga tahun 7 Hijriah, dan keluarnya di jaman perdamaian Hudaibiah. Kedua
saudaranya adalah :"Al-Walid dan Ammaroh.

        Ummu Kultsum lulus dalam ujian dan berhasil menyelamatkan agamanya
dari kaumnya. Diriwayatkan :Ujian itu dilakukan dengan cara mengucapkan
sumpah :"Aku tidak keluar,kecuali karena mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan
aku tidak keluar untuk mencari dunia maupun membenci suami." Ada yang menga-
takan :"Kami bersaksi dengan perkataan yang baik. Aku telah bersaksi di
hadapan beberapa saksi : Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah Rasulullah SAW."

        Ummu Kultsum mempunyai kedudukan mulia di antara kaum Muslimin. Hal
itu menjadi jelas dari riwayat sebagaimana dalam Al-Ishaabah dan diriwayat-
kan oleh Ibnu Mandah, bahwa Umar bin Khaththab r.a. bertanya kepada Ummu
Kultsum binti Uqbah, isteri Abdurrahman bin Auf :"Apakah Rasulullah SAW ber-
kata kepadamu :"Nikahilah pemimpin kaum Muslimin, Abdurrahman bin Auf ?"
Ummu Kultsum menjawab:"Ya."

        Haditsnya terdapat dalam Shahihain dan ketiga kitab Sunan, dia
berkata :"Aku tidak mendengar Nabi SAW mengizinkan suatu dusta dalam
perkataan yang diucapkan orang-orang, kecuali dalam tiga perkara....
alhadits." Nasai meriwayatkan sebuah haditsnya yang lain dalam Al-Kubra,
mengenai keutamaan :"Qul huwallaahu ahad."

        Ummu Kultsum meriwayatkan dari Nabi SAW 10 hadits, di antaranya
sebuah hadits diriwayatkan dalah shahihain, yang disepakati Bukhari dan
Muslim. Ummu Kultsum binti Uqbah telah beriman sendirian, tanpa seorang
laki-laki pun di rumahnya. Dia tinggalkan tempat pingitan dan keamanan
serta ketenangannya di bawah kegelapan seorang diri. Kedua kakinya berjalan
melalui gunung-gunung dan padang pasir di antara Mekkah dan Madinah, menuju
tempat perlindungan agama dan negeri hijrahnya. Dia berhijrah kepada Rasul
Allah SAW kemudian disusul oleh ibunya yang mengikuti jejak dan berhijrah
seperti dia. Dia tinggalkan para pemuda dalam keluarganya dan orang-orang
tua mereka yang tetap terombang-ambing dalam kesesatannya. [Al-Ishaabah,
juz 8, halaman 275].

        Kata-kata Ummu Kultsum kepada Rasulullah SAW akan tetap menjadi
cahaya yang menerangi jalan bagi setiap wanita muda yang beriman kepada
Tuhannya :"Wahai, Rasulullah, apakah Anda akan kembalikan aku kepada
orang-orang kafir yang menggangguku, supaya aku tinggalkan agamaku, sedang-
kan aku tidak bisa bersabar ? Dan bukankah telah Anda ketahui keadaan wanita
yang lemah ? Sesungguhnya ada perjanjian yang menyebutkan syarat untuk me-
nolak setiap orang yang masuk Islam dari Mekkah dan berhijrah ke Medinah,
baik laki-laki maupun perempuan."

        Maka turunlah ayat Al-Qur'an :"Apabila datang kepadamu wanita-
wanita beriman yang berhijrah, maka ujilah (keimanan) mereka." Maka Nabi
SAW bersabda :"Demi Allah, tidaklah kalian keluar, kecuali karena mencintai
Allah SWT dan Rasul-Nya SAW serta Islam. Kalian tidak keluar karena suami
maupun harta. Apabila mereka ucapkan itu, maka mereka tidak kembali kepada
orang-orang kafir."


Wallahu a'lam bishowab.

(InsyaAllah bersambung)
-----------------------


------------
tarbiyah@isnet.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup