Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Perjalanan

Gambar
  senja belum lagi sempurna merekah jingga saat ku katupkan bibir rapat-rapat menahan langkah yang terseret oleh masa yang tak ingin menunggu barang sebentar saja lalu memulai kembali perjalanan  yang membelah hari-hari dengan caranya sendiri.  di sudut sebuah jalan, berdiri seorang lelaki tua  dengan deret daun-daun yang tidak ku mengerti maknanya mungkin ia sedang mengais rezeki untuk anak dan istri di rumah sambil berharap seseorang menghentikan kendara. di satu sisi yang lain menara sayup-sayup memantul-mantulkan seruannya kepada langit sementara mereka masih terlelap  dalam istirahat siang masing-masing  seolah lupa bahwa seorang kawan telah bernasihat,  bukan di sini tempatnya, nanti saja, di surga lalu di suatu titik anak-anak bersenda gurau dengan senyum manis, berteriak tentang mainan warna-warni atau sejumput manisan yang lambungkan harapnya sore itu sebab esok baginya adalah cahaya bersinar-sinar yang belum pasti datangnya sementara kau terlampau sibuk merangkai imaji  seola

Nikmati Saja, Katamu

Gambar
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al Ankabut: 2) "Apakah kamu tidak merasa kehilangan?" Seseorang melontarkan pertanyaan itu sesudah saya menceritakan kepadanya perihal sesuatu yang "tampak" cukup menyedihkan. Saat ia menanyakannya pertama kali, saya tidak bisa mendengarnya dengan jelas akibat suara deru kendaraan yang beradu. Namun, saat ia mengulangnya, saya hanya menjawabnya dengan senyuman, sambil menatapnya yang sedang menatap saya dengan tatapan aneh plus kasihan. Biarlah. Seseorang diberikan ujian di satu sisi, namun di sisi yang lain ada begitu banyak nikmat baginya untuk disyukuri. Demikian pula orang lainnya, mungkin ia tidak diuji dari sisi tersebut, namun mungkin ia dicoba padahal yang lain untuk melihat seberapa kuat ia bersabar.  Penjabaran untaian kalimat di atas, idealnya, tentu adalah berupa senyuman setiap waktu, meski mungkin yang paling getir s

Saat Hidayah Ucapkan Selamat Tinggal

Gambar
"Ukhti, kalau ada yang harus hancur, jangan biarkan yang hancur adalah amanah dakwah, atau hubungan kita dengan orang tua, atau masalah akademik kita. Jika ada yang harus hancur, maka ia adalah diri kita sendiri, jangan korbankan yang lainnya!" "Bersyukurlah ukhti, karena setidaknya, meskipun dengan bersusah payah, ukhti masih punya keinginan untuk tetap menuntut ilmu syar'i dan tergabung dalam barisan dakwah di tengah aktivitas kuliah ukhti yang padat itu masih lebih baik dibandingkan dengan orang yang meninggalkan jalan ini sama sekali."  Dua buah perkataan di atas sengaja saya tuliskan disini agar siapapun yang membacanya dapat mengambil manfaat darinya, dan orang yang mengucapkannya dulu pada saya juga mendapatkan pahala atas apa yang beliau sampaikan itu. Mungkin, bagi kedua akhwat yang mengucapkannya, perkataan mereka tersebut bukanlah sesuatu yang spesial. Mungkin pula, mereka sudah lupa dengan hal itu. Tapi, bagi saya yang mendengarkannya di saat memang

Cinta Adalah

Gambar
Cinta adalah keyakinan, seperti Ibrahim yang dibakar api, dan terus lanjutkan dzikir, hingga terpisahlah mukjizat itu; api yang tak membakar. Cinta adalah kepercayaan, seperti Hajar yang rela ditinggal di tengah gurun, cukuplah ia berucap, "jika ini kehendak Allah, maka dia tidak akan menyia-nyiakan kami". Cinta adalah kepatuhan, seperti Ismail yang rela disembelih, lewati ujian keimanan yang begitu beratnya, maka termasuklah ia hamba yang bersabar. Cinta adalah kesepahaman, seperti khadijah yang tak perlu bertanya panjang, cukup menyelimuti dan memberikan kehangatan, setelah wahyu pertama kali diturunkan. "Allah tak akan menghinakanmu".  Cinta adalah pengharapan, layaknya rasulullah yang tak rela penduduk Thaif diazab dengan gunung yang menimpa, seraya berujar, "Justru aku berharap, kelak akan datang generasi dari sulbi mereka yang tidak akan menyekutukan Allah!" Cinta adalah kebahagiaan, seperti Aisyah dan Rasulullah yang berlomba lari, di suatu saat Ais

Sendiri

Gambar
Fakta bahwa di dunia ini hidup begitu banyak manusia memang tidak terbantahkan. Tidak satupun orang yang tidak setuju bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendirian. Bahkan meski saat kamu sedang merasa sendiri sekalipun. Saat kamu sedang sendirian, tidak menutup kemungkinan ada seseorang atau bahkan beberapa orang di belahan bumi lain yang sedang mengingatmu, merindukanmu, ataupun menyebut namamu dalam doa di sujud khusyuknya. Ia mungkin sedang membongkar kembali kenangan masa lalu sebab hanya di sanalah kalian masih dapat saling bertemu. Ia mengingat-ingat wajahmu yang dulu, senyummu yang dulu. Selalu mencoba membandingkannya dengan dirimu kini. Ia sedang merindukanmu. Mungkin tentang perjumpaan pertama kalian. Atau tentang perbincangan yang tidak pernah bisa ia lupakan; saat kamu menasihatkan hal yang penting dan masih terus kamu anggap penting hingga kini.  Ia menyebut namamu doanya. Ia mengingat tiap kebaikanmu agar selalu berbalas dengan kebaikan pula. Tan

Jalan Perjuangan Belum Usai, Sabarlah

Gambar
"Di diklah dirimu tentang keprajuritan, agar ia tak mudah mengeluh dan menyerah, agar ia mampu bertahan, bermental pejuang bukan pecundang" Mentransformasikan diri dari berjuang untuk sebuah karya menjadi yang berkarya untuk perjuangan. Menjadi pejuang dalam perjuangan, memperjuangkan apa-apa yang sudah seharusnya di perjuangkan.  Setiap kita adalah aktor dalam dakwah. Ambil peran, mari berkiprah. Berkontribusi apapun profesimu.  Tentukan bagianmu, lalu ambilah peranmu, tuntaskanlah kemudian. Jangan kamu sisakan energimu, pikiranmu dan potensimu, cukuplah hanya waktu yang mampu memberhentikanmu.  Pada apa yang telah kamu pilih, maka selesaikanlah, seberat dan sesulit apapun. Karena perjuangan adalah soal bertahan, istiqomah, meskipun banyak alasan untuk berhenti dan mundur. Pada harapan, jangan pernah kamu ragu, wacanakan setinggi dan sebanyaknya asa juga cita.  Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan.  Andai semua mimpi mampu diraih dengan begitu mudahnya, tanpa tetesan peluh d

Terimakasih Luka

Gambar
Kita di hari ini adalah kita yang mendewasa atas luka-luka yang pernah kita terima. Kita di hari ini adalah juga produk dari pembelajaran-pembelajaran baik yang dibawa oleh luka, meski pastinya tidak mudah bagi kita untuk menerimanya, terutama pada hentakan pertama. Maka, sebagai seseorang yang sejak kecil diajari untuk berterimakasih untuk hal-hal yang baik dan bermafaat bagi kita, mengapa kita tak juga berterimakasih kepada luka?  Tanpa luka, kita tidak tahu kesalahan kita. Tanpa luka, kita tidak peka terhadap apa-apa yang perlu kita benahi. Tanpa luka pula, kita akan selalu merasa tidak punya cara dan alasan kembali mendekat kepada-Nya. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat mensyukuri luka? Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ketika melihat atau mendapatkan sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan, “Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat. Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya

Semua Takdir Allah Baik

Gambar
  Hari-hari yang berlalu selalu meninggalkan kenangan juga hikmah. Entah hari yang begitu berat dan penat, pun hari yang bahagia tak terkira. Semua itu tak pernah lepas dari andil Allah yang Maha Mengatur urusan hamba-Nya.  Jika suatu waktu kamu diliputi rasa sedih dalam hati, jangan lupa untuk ikhlas menjalani sembari berdoa diberikan hati yang lapang menerima juga pundak yang kuat. Jika suatu waktu kamu ingin menyerah, jangan lupa bahwa ada yang saat ini sedang menitip harap di pundakmu. Dan boleh jadi kamu menjadi salah satu alasan bahagianya.  Jika suatu waktu kamu merasa kecewa oleh manusia, tak mengapa. Anggap saja bahwa itu adalah pelajaran hidup untuk kembali bersandar pada Allah.  Hidup ini adalah rangkaian puzzle yang harus terus kamu susun dan perjuangkan hingga menjadi bentuk yang indah. Tentunya menjadi bentuk terbaik versi Allah.  Jika hari-hari membuatmu lebih banyak meneteskan air mata, tak masalah. Hidup ini perjuangan, setiap orang selalu berjuang di garis juangnya ma

Kriteria Ideal?

Gambar
  Sebelum menikah, kita menuliskan banyak kriteria kepada calon pasangan yang akan kita nikahi. Ini hal yang wajar. Biasa saja. Fitrah. Dan begitulah manusia. Namun, ada hal krusial yang mesti ditanyakan sebelum mengajukan kriteria yang telah kita tuliskan; yakni, bertanya pada diri sendiri "Pantaskah kita mendapatkan seseorang yang telah kita kriteriakan?" Tak dapat dimungkiri, jika setiap pasangan menuntut pasangannya untuk menjadi seperti apa yang diinginkan. Istri menuntut suaminya untuk menjadi lelaki yang peka dan pengertian, dan suamipun menuntut istrinya untuk menjadi wanita yang penuh dengan ketaatan. Hal ini, secara tidak sadar berimplikasi pada timbulnya egosentris dari kedua pasangan--memandang sesuatu dari perspektif masing-masing dan menganggap dirinya lebih benar dari orang lain. Situasi seperti ini, adalah pemicu awal yang akan menjadi sebab dari timbulnya konflik internal rumah tangga. Ada baiknya, jika pasangan ingin melontarkan statemen yang b

Dunia Lembahnya Ujian

Gambar
  Dari sekian umur yang Allah berikan, barangkali akan ada hari dimana dunia terasa begitu berat dan menakutkan untuk dijalani dan rasanya ingin menyerah saja.  Entah karena oranglain bersikap tak adil, mereka menyakiti, mengkhianati, mengecewakan kita atau karena memang diri yang terlalu berekspektasi tinggi pada manusia.  Dunia memang lembahnya ujian, lembahnya kecewa. Tak masalah, sunnatullah. Biarpun sesak, perih, bahkan butuh beberapa waktu untuk terus belajar melapangkan hati.  Bersabarlah, sebab sabar memiliki kesudahan yang begitu Terpuji, tetaplah berhusnudzon pada Allah. (Begitu kata Murobbiyah ku) Bersabar memanglah tak mudah. Tapi disitulah perjuangan untuk meraih manisnya melapangkan dan menerima setiap ketetapan-Nya.