Jalan Perjuangan Belum Usai, Sabarlah


"Didiklah dirimu tentang keprajuritan, agar ia tak mudah mengeluh dan menyerah, agar ia mampu bertahan, bermental pejuang bukan pecundang"

Mentransformasikan diri dari berjuang untuk sebuah karya menjadi yang berkarya untuk perjuangan. Menjadi pejuang dalam perjuangan, memperjuangkan apa-apa yang sudah seharusnya di perjuangkan. 

Setiap kita adalah aktor dalam dakwah. Ambil peran, mari berkiprah. Berkontribusi apapun profesimu. 

Tentukan bagianmu, lalu ambilah peranmu, tuntaskanlah kemudian. Jangan kamu sisakan energimu, pikiranmu dan potensimu, cukuplah hanya waktu yang mampu memberhentikanmu. 

Pada apa yang telah kamu pilih, maka selesaikanlah, seberat dan sesulit apapun. Karena perjuangan adalah soal bertahan, istiqomah, meskipun banyak alasan untuk berhenti dan mundur. Pada harapan, jangan pernah kamu ragu, wacanakan setinggi dan sebanyaknya asa juga cita. 

Tak ada perjuangan tanpa pengorbanan. 

Andai semua mimpi mampu diraih dengan begitu mudahnya, tanpa tetesan peluh dan cucuran darah, maka kamu tak akan pernah mengerti makna dari perjuangan. Meyakini bahwa kemenangan adalah keniscayaan, tak akan datang hanya dengan penantian, melainkan dengan perjuangan. 

Menjadi bagian dari barisan pejuang, teratur sesuai dengan potensinya, berkarya dengan caranya masing-masing tanpa mencederai kebenaran dan kebaikan hingga tersebar para pemuda yang taat ibadahnya, hebat prestasinya, dan kuat aksinya bertebaran dimuka bumi. 

Lantas, bahan karya apa yang telah, sedang dan akan kamu perjuangkan?

Setiap kita adalah pengembara, yang melakukan perjalanan menuju rumah kembalinya. Pada setiap perjalanan ada karya yang harus di sumbangkan untuk sebuah perjuangan. Karena dengan karya, maka kamu akan terus berjuang. Karyamu adalah bukti, sebagai wasilah bahwa kamu mampu menyelesaikan tugasmu di dunia yang fana ini. Sebagai penguat bagi-Nya untuk menolongmu. Menjadi pemberat timbangan amalmu. Ada peluh, ada keluh dan kesah, ada senyum dan air mata, ada suka, ada duka.

Realita hari ini, gaya hidup banyak bergantung kepada sesiapa yang eksis. Bahwa pemuda adalah pilar kebangkitan. Sejarah telah menceritakan bagaimana peran pemuda dalam setiap kebangkitannya. Saatnya yang muda yang berperan (kembali), bertebaran menyebarkan kebermanfaatan. Bahwa kebaikan dan kebenaran butuh pelakunya, bahwa kebaikan dan kebenaran membutuhkan penyebarnya yang agresif dan tak kenal kata putus asa. 

Teknologi semakin maju, pemuda harus mampu bertahan, responsif terhadap setiap perubahannya yang begitu cepat dan pesat. Menyatukan segala kekuatan, tak cukup dengan kerja-kerja keras, melainkan harus disempurnakan dengan kerja ikhlas sekaligus kerja cerdas. Bahwa kebaikan dan kebenaran harus di akselerasi.

Para milenialis harus cerdas. Ia harus mampu menata; menata diri, manata waktu, manata nafsu, menata asa, menata cita, menata rasa, menata potensi. Karena kemajuan itu menguatkan bukan melemahkan, jika mampu menatanya.

Untuk setiap peluhku adalah bukti baktiku

Senyum ini merekah, seperti sinarmu yang akan terus menyinari hariku

Aku, yang mencintaimu dengan karya.

Keep Hamasah 🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup