Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Yang lebih elegan dan berat daripada galau?

Gambar
Hari itu hati Musa guncah, retak, dan pecah. Kegalauan menyelimuti hatinya, kegalauan yang tak pernah musa bayangkan, kegalauan sebab amanah dakwah yang turun hanya pada manusia pilihanNya. “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”, kata musa dalam doanya yang melegenda sepanjang massa. Sebuah keteterimaan dan bukannya sebuah penolakan ketika tugas berat jatuh pada pundaknya. “Pergilah kepada Fir’aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas“. (QS. Thaha: 24). Allah swt memberi tugas untuk berdakwah kepada Fir’aun yang saat itu dengan kecongkannya dan kesombongannya Fir’aun mengklaim dirinya ‘ububiyah ilahiyah’ bahwa dirinya adalah Rabb dan pantas untuk disembah. Respon yang elegan atas kegalaun dicontohkan oleh Musa ketika menerima sebuah amanah yang sangat berat. Di atas kekurangannya musa tidak mengutuk kegelapan yang ada, tidak pula menggerutu beratnya beban dakwah yang Ia piku

T u a n

Hey Tuan... Bagaimana keadaanmu sekarang ? Lama tak bersua dan mungkin kau telah lupa Akan senja dan kita Kau tahu tuan ? Aku terlalu hanyut dalam rinduku Meski sibuk telah berusaha membunuhnya Entah bagaimana dan akan seperti apa kita akhirnya Yang sama-sama saling melupa dan melupakan Entah, pertanyaan-pertanyaan mendasar yang selalu menyapaku belakangan Bagaimana awalnya hingga rasa begitu kokoh bertahan hingga hari ini ? Sedang kita tak pernah bisa mengungkap Tuan... Aku ingin pergi Melepas semua rindu yang mengikatku Bukan karena tidak peduli Tapi... Apakah aku pantas menyadingmu ? Tuan... Andai semua bisa direka dari awal Mungkin rindu tak akan sejauh ini Dalam setiap aksara yang tercipta Selalu ada rindu disana Sejauh apa pun kita berusaha menghilang Tuan... Jika hari ini rindu itu milik ku Terima kasih telah meminangnya Atas setiap harap-harapan yang kita cipta sendirian Entah kali keberapa setelah pertemuan itu Semoga Tuhan menjaganya Jika pada ak

Memendam

Tuan... Bersama atau pun tidak nantinya Jauh sebelum ini adalah kerelaan yang telah ku lapangkan Meski rindu selalu menyertaiku dalam tiap detaknya Aku mendoakanmu pula menyibukkan diriku agar rindu tak membunuhku secara perlahan Tuan... Maafkan Maafkan setiap ketidaksengajaan atas tulisan-tulisan yang mungkin mengusikmu Ia tak sengaja Tak pernah sengaja Tuan... Siapa pun yang kita sebut dalam masing-masing doa Semoga kelak itulah yang terbaik untuk kita Tuan... Jika nanti kepantasan menyatukan kita Aku mungkin akan menjadi yang lebih baik dari sebelumnya Sebab rindu akan hadir setiap harinya Jangan bosan... Tetaplah langitkan doa tentang kita Jaga hati Jaga sehat Jaga taat Dan pulanglah dengan selamat Aku akan menjemput (mu) tepat di beranda pintu rumahku Nanti, Saat waktu menghadiahkan temu Percayalah... Yang terjaga hanya untuk yang menjaga Kini... Biarkan kita bisu Dalam rindu yang belum saatnya terungkap Tuan... Siapa pun engkau nantinya Akan ku ka

Mendoakan (mu)

Entah bulan ke berapa setelah pertemuan itu Saat kita tidak pernah tahu bahwa akan ada pertemuan yang meninggalkan rindu. Entah kali keberapa Menuliskanmu selalu menjadi hal yang menyenangkan Terlebih memilikimu atau pun tidak nantinya. Kau harus tenang, ada rindu yang telah ku jaga lewat doa-doa. Jika pun bukan kamu yang akan ku temui nantinya. Aku bahkan akan bahagia bahwa ternyata setelah pertemuan itu, ada perempuan yang lebih baik dariku untuk menyandingmu. Kini, doa-doaku terjaga. Meski tak pernah berkabar. Ini lebih baik, jauh lebih baik dari yang kita duga. Bahwa mencintai tak perlu saling berkirim kabar bukan ? Untuk sesuatu yang terjaga, kita pun harus menjaga. Bagaimana pun rindu mengantarmu pulang, Sejauh apa pun kita pergi, Kita akan mendekap, entah dua atau tiga tahun berikutnya. Percayalah, doaku selalu menjagamu. Dalam tulisan-tulisanku, hanyalah elegi. Agar aku paham bahwa ada harap yang lebih baik dari sekedar mengucap 'apa kabar' Datanglah ke ru

Gerhana Penghujung Januari

“Orang kuat itu bukan karena dia memang kuat, melainkan karena dia bisa melepaskan.”- Darwis Tere Liye Hujan selalu datang dengan keberkahan, genangan atau bahkan kenangan. Bagiku, Bercerita rindu bukanlah hal yang tabu, atau sebatas angin lalu. Karena pada rindu yang mengusik qalbu ada rasa yang menghapus ragu. Novemberku… Ia berlalu menjadi masa lalu. Ia pergi berbisik haru, menderai bersama hujan lalu. Kini ia betul - betul pergi dari pagutan hidupku, merenggut beberapa bagian dalam larik ceritaku dan mengambil kepingan pada lembah rasa yang sangat rahasia bagiku. Gerhana di Penghujung Januari. Tentang sebuah kisah yang ingin terus kuabadikan dalam catatan sejarah hidupku. Catatan yang kuharap akan menjadi saksi dalam perjalananku itu. Catatan yang kuimpi aku dan engkau adalah pelakon utama cerita itu, Meski berbatas jarak dan keadaan yang sedang menghalang. Tapi sepertinya tidak, Harapku tak lebih dari sebuah angan atau bahkan khayalan. Sebab, rasa itu lebih pantas untuk

Tuan dan Ruang Tunggu

Tuan... Bagaimana kabarmu disana ? Maaf, aku menuliskanmu kembali Sebab hanya dengan ini rinduku sedikit terkurangi Oh iya, kau tahu tuan ? Lama tak kutatap senja Hingga yang kurasa hanya percikan hujan Tuan... Bagaimana kabarmu? Aku telah berusaha membunuh rinduku sebisa mungkin yang aku mampu Hingga mencari tahu kabarmu pun tak lagi Bahkan jika ada yang menyebut namamu sebisa mungkin aku diam dan pergi dari sana Kau tahu kenapa Tuan ? Karena aku tak ingin melukai rinduku Aku ingin rindu tetap terjaga meski barangkali tak pernah kau rasa Tuan... Aku telah menyibukkan diriku Namun tetap saja, ada rasa yang menghantam dada Aku takut Takut jika ini adalah ujian yang akan menurunkan kualitas iman kita Menjauhkan kita pada sang pemilik rindu Tuan... Dari kejauhan Dari jarak yang belum ada kepastian Aku hanya mampu mendoakanmu Meski seringkali, ada rasa yang khwatir Tetapi bukankah Allah yang akan menyatukan ? Tuan... Aku mendoakanmu, jika memang kita  adalah tak

[Mahasiswa Revolusioner]

"Kau tahu, Nak, kata Darwis Tere Liye, untuk membentuk sepotong intan terbaik, semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, dia justru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Kokoh. Indah." Tapi dalam perjalananku. Tidak perlu menyelami gunung berapi. Justru atas dasar kerendahan hati dan kekokohan niat yang hanya ditujukan padaNya, akhirnya kudapatkan Intan-ku sendiri Aturan dan mematuhi aturan itu memang penting,tapi terkadang kau juga harus mengabaikan peraturan dan bergerak, menyesuaikan dituasi. Menjadi ninja berarti perang tanpa henti melawan kebencian,itulah kebenaran bagi kita semua. Jika kau tidak bisa mengendalikan emosi dan pikiranmu,kau akan lemah Selama menyelamatkan yang dicintai,peperangan akan ada. Selama kasih sayang ada,akan melahirkan kebencian,dan seseorang akan dikendalikan oleh kebencian itu. Perang lahir dari keinginan kita untuk melindungi orang yang kita sayangi. Selama mas

JANGAN GADAIKAN CINTAMU SEBATAS VALENTINE

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Daud) . Sudah Mendekati 14 Februari, dimana muda-mudi berbagi cinta dan kasih sayang. Katanya ! Sebelum lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui *SEJARAH VALENTINE* Mengenai Sejarah Valentine diawali oleh bangsa Romawi Kuno dalam memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan LUPERCALIA. Sebuah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (yang jatuh pada tanggal 13-18 Februari). . Dimana dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita

Memahami Jarak

Bait-bait sajakku masih bisikan rindu Dalam puisi-puisimu yang entah pada siapa tertuju Pada angin yang memburu gelombang Ada yang tetap tak terungkap disitu Meski sajak telah lahirkan banyak kata untuk menerjemahkan kita Bulan-bulan sebelum bulan ini Dengan jejak dan segores rasa Lagi-lagi ada yang tetap tersembunyi disana Aku tidak tahu kapan ia akan pulang Tapi katanya, ia selalu pulang dengan rindu yang sama Rindu yang menjembatani rasa yang tak pernah terdeskripsikan Rindu yang bakal terobati dengan sebuah temu yang akan direstui oleh pemilikNya Katanya, aku hanya perlu bersabar dan berdoa Bahwa tiap-tiap doa yang baik akan dipertemukan dengan jawaban yang baik Disela-sela ukuran jarak Ada rindu yang membentur dada Diantara sudut sepi dimana aksara menjadi pengikat sunyi Dalam tumpukan kertas yang berintuisi setakut ini Aku hanya perlu percaya Sejauh apa pun kita pergi Jika takdir menghendaki sebuah temu antara kita Tenanglah, Doakan diam-diam Dalam-dalam A

Kualitas bukan Kuantitas

~Kualitas (bukan) Kuantitas . "Hokage adalah orang yang menahan rasa sakit, berdiri dan memimpin di depan semua orang. Dia adalah orang yang menghancurkan penghalang dan membukakan jalan untuk semua orang. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi Hokage ! Dan setelah jadi Hokage kau tidak akan bisa lari dari posisimu itu." Naruto Uzumaki kepada Obito Uchica, Chapter 653 Mungkin suatu ketika kita pernah berobsesi tampil hebat di depan orang lain. Ingin terlihat sebagai pribadi yang sempurna. Namun kelak kita pun menyadari bahwa bukan itu sebenarnya yang kita cari. Kita lebih butuh kedamaian jiwa. Lalu menularkannya pada sekitar kita. Berkata Malik bin Dinar rahimahullah : ﺇﻧﻚ ﺇﻥ ﺗﻨﻘﻞ ﺍﻷﺣﺠﺎﺭ ﻣﻊ ﺍﻷﺑﺮﺍﺭ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﻥﺗﺄﻛﻞ ﺍﻟﺨﺒﻴﺺ ﻣﻊ ﺍﻟﻔﺠﺎﺭ "Seandainya engkau bekerja memindahkan batu bersama orang-orang baik, maka itu lebih baik daripada engkau makan manisan bersama dengan orang-orang jahat/jelek agamanya". Jika saja perjuangan dalam tiap pekerjaan itu mudah, mungkin ak

Khadijah dan Nafisah

Gambar
Melalui Sirah Nabawiyyah yang kerap kita kaji, atau beberapa buku yang mengisahkan perjalanan cinta Nabi kita, Muhhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam; tak ada yang luput dari nama dua perempuan mulia ini. Khadijah dan Nafisah. Seolah, Allah menginginkan, gaung pesan itu sampai kepada perempuan-perempuan setelahnya. Kira-kira, pesan apa, ya? . Sore itu, dua orang wanita melangkah ke arah salah satu distrik di Makkah. Keduanya mekar dalam canda dan bincangnya wanita. Bukan perkara yang asing di telinga kita; Cinta . “Kulihat wajahmu mendung,” Sela Nafisah, “..apakah kau menyembunyikan sesuatu–atau sekedar dugaanku saja?” sambungnya . Khadijah diam, ia tercekat. Seolah kaget, sebab keadaan jiwanya dengan mudah terbacaoleh sahabatnya . Dengan lembut serta penuh kehangatan, Nafisah berkata, “Katakan padaku, sahabatku.. siapa tahu aku bisa membantu menghapus kesedihan yang kau sembunyikan dariku..” . Khadijah menarik nafas dalam,
“Baiklah.. semua itu, karena keinginan yang kacau d

Senja Sore Itu

Senja disore itu aku pernah menjadi penonton yang setia menyaksikan sebuah pergelaran tentang dunia yang penuh sandiwara Melihat ia yang terjatuh karena luka tetapi masih mampu memakai topeng dan berpura-pura bahagia Sementara, Kesakitan nya terlihat jelas sedang bergelimpangan hingga dijalan-jalan Luka itu amat menyayat hatinya Membuat kebas disekujur kaki hingga ia tak mampu melanjutkan perjalanan Ia disenja itu bagai dinding yang diterpa badai Tangisannya terdengar mistis Dibalik gauman yang penuh elegi Dari jarak yang cukup jauh Aku terus saja melihatnya Aku melihat bagaimana ia mencoba melangkahkan kakinya Meletak harapan pada tiap derap langkah Senja itu, ia begitu kesulitan Sulit menghela nafas karena terlalu sesak Dadanya dipenuhi sayatan yang paling sunyi Untuk perempuan yang pernah ditinggal pergi itu Ia sudah banyak mengalami kesulitan Ia begitu baik, Ia cantik, Ia manis Karena itu aku selalu saja melihatnya dari jauh Kini, ia mencoba mendoakanmu diam-diam

Tuhan, Sembuhkan Cintaku

Menyimpan cinta yang belum sepantasnya merekah adalah sebuah keutamaan untuk menjauhkan diri dari fitnah. Sekalipun cinta adalah fitrah, jangan biarkan ia tumbuh di tempat yang salah. Jangan kira itu hal mudah. Menahan hati untuk tetap tenang walaupun kadang amat gelisah. Menahan mulut agar diam walaupun seribu kata ingin tersampaikan. Ikhlaskan segalanya. Jika sudah pada waktunya semua akan terjawab begitu saja. Karena cinta tidak pernah meminta untuk menanti Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia keberanian atau pengorbanan. Begitulah... Tidak semua yang aku tuliskan adalah yang aku rasakan. Dan tidak semua yang aku rasakan akan aku tuliskan. Segala hal dalam usaha mencapai tujuan mempengaruhi keadaan : dimana lisan dan perasaan tak selamanya berjalan beriringan Namun, berbagi dan mengingatkan adalah tanggung jawab saya sebagai perempuan. Perempuan-perempuan yang pernah begitu terluka dan memilih untuk belajar dari lukanya, maka ia menjadi perempuan yang berbeda dar

Tuhan, Sembuhkan Cintaku

Menyimpan cinta yang belum sepantasnya merekah adalah sebuah keutamaan untuk menjauhkan diri dari fitnah. Sekalipun cinta adalah fitrah, jangan biarkan ia tumbuh di tempat yang salah. Jangan kira itu hal mudah. Menahan hati untuk tetap tenang walaupun kadang amat gelisah. Menahan mulut agar diam walaupun seribu kata ingin tersampaikan. Ikhlaskan segalanya. Jika sudah pada waktunya semua akan terjawab begitu saja. Karena cinta tidak pernah meminta untuk menanti Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia keberanian atau pengorbanan.