Mendoakan (mu)

Entah bulan ke berapa setelah pertemuan itu
Saat kita tidak pernah tahu bahwa akan ada pertemuan yang meninggalkan rindu.
Entah kali keberapa
Menuliskanmu selalu menjadi hal yang menyenangkan
Terlebih memilikimu atau pun tidak nantinya. Kau harus tenang, ada rindu yang telah ku jaga lewat doa-doa.
Jika pun bukan kamu yang akan ku temui nantinya. Aku bahkan akan bahagia bahwa ternyata setelah pertemuan itu, ada perempuan yang lebih baik dariku untuk menyandingmu.
Kini, doa-doaku terjaga. Meski tak pernah berkabar.
Ini lebih baik, jauh lebih baik dari yang kita duga. Bahwa mencintai tak perlu saling berkirim kabar bukan ?
Untuk sesuatu yang terjaga, kita pun harus menjaga.
Bagaimana pun rindu mengantarmu pulang,
Sejauh apa pun kita pergi,
Kita akan mendekap, entah dua atau tiga tahun berikutnya.
Percayalah, doaku selalu menjagamu.
Dalam tulisan-tulisanku, hanyalah elegi. Agar aku paham bahwa ada harap yang lebih baik dari sekedar mengucap 'apa kabar'
Datanglah ke rumah, pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu.
Jangan lupa berdoa, barangkali takdir memang menyatukan kita dalam ketidaksengajaan.
Sabarlah sayang
Ini hanya persoalan waktu
Gapai citamu dengan sungguh, tugasku hanya menunggu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup