Senja Sore Itu
Senja disore itu aku pernah menjadi penonton yang setia menyaksikan sebuah pergelaran tentang dunia yang penuh sandiwara
Melihat ia yang terjatuh karena luka tetapi masih mampu memakai topeng dan berpura-pura bahagia
Sementara, Kesakitan nya terlihat jelas sedang bergelimpangan hingga dijalan-jalan
Luka itu amat menyayat hatinya
Membuat kebas disekujur kaki hingga ia tak mampu melanjutkan perjalanan
Ia disenja itu bagai dinding yang diterpa badai
Tangisannya terdengar mistis
Dibalik gauman yang penuh elegi
Dari jarak yang cukup jauh
Aku terus saja melihatnya
Aku melihat bagaimana ia mencoba melangkahkan kakinya
Meletak harapan pada tiap derap langkah
Senja itu, ia begitu kesulitan
Sulit menghela nafas karena terlalu sesak
Dadanya dipenuhi sayatan yang paling sunyi
Untuk perempuan yang pernah ditinggal pergi itu
Ia sudah banyak mengalami kesulitan
Ia begitu baik, Ia cantik, Ia manis
Karena itu aku selalu saja melihatnya dari jauh
Kini, ia mencoba mendoakanmu diam-diam, dalam-dalam
Agar kamu selalu baik
Agar kamu selalu dijaga
Agar kamu selalu bahagia
Dan nyatanya, Perempuan yang pandai bermain kata-kata itu bukanlah orang yang romantis seperti kebanyakan yang orang katakan
Tapi ia besar dan tumbuh dari luka kehidupannya
Sebab, ia tak akan mampu mencipta tanpa pernah merasa
Puisi ini kupersembahkan untuk perempuan yang pernah ditinggalkan
Semoga, luka yang pernah dirasa mampu menjadikan hati kita hati yang bijaksana
~Kuatlah, tak boleh cengeng
Engkau manis bila senyummu selalu mekar
Komentar
Posting Komentar