Cinta Dalam Ikhlas
Perasaan/pe·ra·sa·an/ n 1 hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra: bagaimanakah menurut ~ mu, badan saya panas ataukah dingin?; 2 rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu: bekerja dengan ~ gembira, hasilnya akan memuaskan; 3 kesanggupan untuk merasa atau merasai: sangat tajam ~ nya; 4 pertimbangan batin (hati) atas sesuatu; pendapat: pada ~ ku, itu tidak benar;
Ikhlas/ikh·las/ a bersih hati; tulus hati: memberi pertolongan dengan --; mereka benar-benar --;
Mengikhlaskan/meng·ikh·las·kan/ v memberikan atau menyerahkan dengan tulus hati; merelakan
Ini tentang kisah Cinta dalam ikhlas
Cinta dalam Ikhlas, melepas untuk menemukan.
Semoga cinta tetap berdetak dalam diam yang tidak lagi saling bercakap.
Saat masih SMA, kang Abay pernah mencintai seorang akhwat tetapi beliau tidak ingin berpacaran, tapi menjadikan akhwat tersebut sebagai istrinya.
Pada penghujung masa sekolah, Kang Abay mengungkapkan kembali niatnya kepada si akhwat namun akhirnya beliau dan si akhwat memutuskan untuk mengikhlaskan, karena belum siap menikah dan tidak ada komitmen apapun, tidak perlu terikat, tidak perlu menunggu, benar-benar saling melepaskan.
kang Abay kemudian berkuliah di Bandung dan Si akhwa
di Jakarta
Selama di Bandung
Kang Abay banyak berdoa:
“Rabb, saya amat yakin bahwa janjiMu adalah Benar.
Bahwa rencanaMulah yang terbaik.
Jika dia jodohku, jaga dia dalam kebaikan
dan kebenaranmu.
Dan pertemukan kami kembali diwaktu dan saat yang tepat kami bersatu.
Jika dia bukan jodohku, aku yakin ENGKAU sudah persiapkan seseorang yangg lebih baik untukku.”
Akhirnya, sebelum lulus kuliah Allah pertemukan kembali beliau dengan sang akhwat melalui jejaring sosial. Dan setelah lulus kuliah, beliau memberanikan diri mengungkapkan kembali niat lama beliau.. daan akhirnya mereka pun dipersatukan oleh Allah dalam ikatan pernikahan.
"Kuncinya, berdoa dengan tulus ikhlas dan jangan memaksa Allah" (cerita Kang Abay)
Akan menjadi sebuah permasalahan jika perselisihan terjadi saat rasa cinta yang awalnya berjalan begitu indah akan berubah menjadi rasa benci yang bisa melukai hati. Jika tidak menyiapkan diri dalam menghadapi semua hal yang mungkin terjadi akan dapat mengoncangkan hati. Sebaiknya sebelum menjajaki cinta harus siap mental dulu, mungkin ini yang menjadi alasan mengapa anak yang belum dewasa disarankan jangan pacaran dulu. Jika nasi sudah menjadi bubur masih ada cara menjadikan bubur spesial yang lebih istimewa dibanding nasi biasa. Maksudnya, jika permaslahan sudah terjadi jangan disesali hadapi dan selesaikan, Lalu perasaan mencintai apa masih terus ada? (baca juga : larangan saat patah hati)
Setiap diri manusia ada sisi dimana kita bisa mencintai sesuatu dengan benar-benar ikhlas
Cinta Dalam Ikhlas meski masing-masing memiliki kecenderungan hati, namun tak menyimpan ekspektasi 'harus dia', bila Allah tidak izinkan berasamanya, ikhlas dan tetap baik-baik saja.
" Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran ALLAH." (QS. Adz Dzariyat: 49).
Sejauh apa pun langkah kaki pergi, cinta akan selalu pulang ke rumahnya. Tak perlu khawatir
Komentar
Posting Komentar