Menjadi Batu Bata dalam Bangunan

Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku, ibarat seorang lelaki membuat sebuah bangunan, yang di perindah dan dipercantik seluruhnya, kecuali satu tempat untuk Batu bata di salah satunya. Ketika orang-orang mengelilinginya, mereka kagum dan berkata, seandainya ada Batu bata diletakkan di situ. Maka akulah Batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi. "

Bahwa Rasul adalah nabi terakhir dari sekian banyak para nabi sebelumnya. Ini sekaligus menunjukkan bahwa antara fungsi dan peran Beliau memiliki hubungan tak terpisahkan dari fungsi dan peran para nabi sebelumnya. 
Demikianlah, pada dasarnya jalan ini, adalah sebuah estafeta perjuangan. Sebagaimana yang di serukan para pendahulu, di lanjutkan dan di sempurnakan dengan yang di perjuangkan oleh kami hari ini. 
Kami ingin menjadi Batu bata dari bangunan perjuangan ini. Sebuah bangunan yang telah di rintis oleh para pendahulu & senior kami. Bangunan perjuangan untuk menyeru manusia untuk kembali kepada fitrah & tanggung jawabnya. 
Keberadaan kami dijalan ini adalah karena kehendak kami untuk ambil bagian dalam bangunan besar ini. Maka, sebagaimana proses membangun sebuah bangunan pada umumnya, tukang Batu pasti akan memilah-milah Batu bata mana yg akan ia tempatkan pada bangunannya. 
Tak semua batu bata diletakkan pada posisi tinggi, dan tidak juga harus semuanya ada di bawah. 
Bahkan terkadang si tukang batu, akan memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata yang masih kosong guna melengkapi bangunannya. 
Untuk itu Kualitas batu bata yang ingin bergabung dalam sebuah bangunan pun sudah pasti selaras dengan besarnya kebutuhan bangunan. Semakin besar dan tinggi sebuah kebutuhan bangunan, maka kualitas batu batanya juga harus lebih berkualitas dan menahan bobot bangunan itu. Dan disanalah seni kontribusi yang harus kami lakukan di jalan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup