[Menulusuri sejarah]

Ketika Nabi Ibrahim berencana untuk dibakar hidup oleh seorang Raja Namrud. Ketika berita itu tersebar, ada seekor semut yang dengan sigapnya memiliki tujuan mulia agar dapat memadamkan api dari Nabi Ibrahim. Kemudian pergilah dia ke sebuah danau dan membawa air dipunggungnya yang jumlahnya hanya setetes. Sang semut ditanya oleh seekor gagak yang melihatnya membawa air :

Gagak: Untuk apa air itu?

Semut: Untuk memadamkan api Nabi Ibrahim

Gagak: Apa kau yakin air itu dapat memadamkan api Nabi Ibrahim?

Semut: Aku tau bahwa air ini tidak akan memadamkan api Nabi Ibrahim. Karna aku tau posisiku, maka aku melakukan yang bisa ku lakukan, daripada terdiam melihat kemungkaran. Kemudian, agar aku punya jawaban kepada Allah bahwa aku tidak tinggal diam atas kemungkaran dan mengusahakan yang bisa ku perjuangkan.

Ketika asik menulusuri kisah nuruddin zanki, seorang khalifah yang terkenal akan kebijakannya tentang "negara tanpa pajak dan hutang". Lalu muncullah kisah Shalahuddin Al ayubi. Setelah itu bergulir tentang penaklukan al quds, kisah syam, Perang salib, dan kisah- kisah yang lain. Terakhir, ada sebuah gambaran tentang pentingnya sejarah, dan bergulirnya waktu.

Sejarah memang sering berulang. Dan seolah-olah syair yang ditulis oleh seorang penyair pada masa itu, sebagai respons atas kejatuhan al-Quds, kembali bergema pada hari ini: “Putra-putra Islam, di belakangmu ada pertempuran yang di dalamnya kepala-kepala menggelinding di antara kakimu Kemudian dengan santainya kita tidur-tiduran di balik bayang-bayang keamanan, dalam hidup yang lembek seperti bunga-bungaan di taman.

Bagaimana mungkin mata dapat tertidur di balik pelupuknya di saat terjadi bencana yang akan membangkitkan setiap orang yang tidur.

Sementara saudara-saudara kalian di Suriah hanya dapat tidur di atas hewan-hewan tunggangan, atau di dalam perut burung-burung pemakan bangkai!

” Dan, seorang seorang penyair lainnya menulis bait yang menusuk ini: “Tidakkah kalian berhutang kepada Allah dan Islam, untuk membela anak muda dan orang tua?

Sejarah ada untuk menjadi pembelajaran berharga bagi kita Ketika berbagai kezaliman terjadi, sementara kita hanya melihat dan terdiam meratapi. Maka tunggulah sampai Allah meminta pertanggungjawaban atas sikap kita di hari akhir nanti - Mati terdiam atau bergerak menghidupi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup