[Menjadi Uwais masa kini]
Bagaimana menjadi Uwais masa kini? Apakah harus benar-benar berhenti beraktivitas dan tidak bersosialisasi?
Adalah Uwais Al Qarni, manusia yang namanya begitu terkenal di kalangan penduduk langit. Bahkan Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali bin Abu Thalib dan Umar bin Khattab agar meminta didoakan oleh Uwais Al Qarni, karena doanya tidak pernah ditolak Allah SWT.
Hidup Uwais Al Qarni begitu menderita, namun Ia tidak pernah mengeluh dan menjalani ujian dengan sabar. Pemuda ini berasal dari Negeri Yaman dan menderita penyakit Kopak atau tubuhnya belang-belang.
Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya: “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni ? “
Bukankah Uwais al Qarni yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa,
yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ?
Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.
Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.
Subhanallaah, tentulah ini akan berbenturan, apabila kita menelan pernyataan “menjadi manusia tidak dikenali.” mentah-mentah tanpa mendalami pemaknaannya.
Ibnu Katsir Rahimahullaah berkata: “Sesungguhnya yang takut kepada Allaah dan benar-benar takut adalah para Ulama yang mereka paham betul tentang hakekat Allaah Ta’ala, karena ketika pengetahuan kepada Yang Maha Agung dan Maha Kuasa sudah sempurna dan bekal ilmu tentang-Nya sudah memadai, maka perasaan takut kepada-Nya akan semakin besar..”
.
Menjadi sebuah kepastian, bahwa siapa yang takut kepada Allaah maka dia akan takut berbuat maksiat kepada Allaah. Menjadi tenar dan mahsyur dikalangan manusia, bukanlah mimpi para Ulama. Bahkan mereka lari dan membenci rayuan popularitas yang disuguhkan dunia
Akan tetapi, Allaah Ta’ala Maha Melihat hingga ke dasar-dasar hati seluruh makhluk-Nya. Dan justru Allaah menjunjung para Ulama ini, agar kita mampu mencontoh adabnya, mengambil ilmunya dan mencintai mereka
Adalah para Ulama yang berhak menjadi lentera dari tulisan sederhana ini. Kita bisa melihat, sesuai firman Allaah Ta’ala, bahwa
“Sesungguhnya yang takut kepada Allaah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama..” QS. Fathir 28
Sebuah nasihat berharga Sufyan Ats-Tsauri kepada saudaranya; “Waspadalah, janganlah engkau mencintai kedudukan, karena zuhud pada kedudukan itu lebih sulit dari pada zuhud pada dunia” (Hilyatul Aulia, 6/387)
.
Dan menjadi penutup, agar semoga kita semua mampu memahami maksud dari kalimat ‘menjadi manusia yang tidak diperhitungkan.’
.
Ibrahim bin Adham berkata: “Tidaklah tulus kepada Allaah, orang yang mencintai ketenaran” (Hilyatul Aulia, 8/19)
.
Ber-amal lah untuk Allaah, berharap lah hanya untuk mendapat Ridho dari Allaah. Ketenaran adalah hadiah, namun akan menjadi musibah apabila kita menempatkannya menjadi niat yang utama. Allaahumma inni dholamtu nafsi dholman katsiro faghfirlii..
Komentar
Posting Komentar