Gadis kecil menjelang remaja

Pulang sekolah. Menonton Inuyasha. Belum berganti seragam, ia bergeletak di ruang tengah berlantai sepetak potongan bambu. Tempat paling sejuk di rumah panggung itu. Barang sebentar, ia ke dapur, makan nasi dengan telur pakai kecap. Siang masih menyala, panas meranggas. Ia dengan malas bergegas. Membawa radio, buku pr, termos kecil teh panas, dan kalau beruntung dengan kacang rebus, ke dalam kantong kresek garis hitam putih di jamannya. Ia menyebrang kampung. Melewati jalan raya, sisian sungai kecil, lalu membelah berhektar-hektar sawah. Entah bagaimana dulu penanda, orang orang selalu tau mana sawah siapa dan sawah yang mana. Di sana tugasnya sederhana: berjaga padi yang dijemur setelah disampa'. Mengusir ayam dan sapi kalau ada. Duduk di tumpukan jerami yang gatal, mengerjakan tugas sekola, menyetel radio, atau sekadar tidur tiduran menatap tenda satu bambu yang ia pancang sendirian. Langit selalu jauh. Bagi si gadis kecil, semesta benar benar raya di tengah sawah. Kalau selesai musim panen. Sawah kering dijadikan kebun sayur dan kacang kacangan. Tugasnya: berjaga dari menanam hingga memanen. Ia punya kuasa sepenuhnya. Menyemai biji biji, mencabuti rumput liar, menyiram tiap jengkal tanah, lalu memelihara daun daun yang mulai merekah dari ketiak batang tanamannya. Sore sore. Menjelang petang. Sebelum adzan. Ia memeriksa satu satu: sawi, bayam, kacang hijau, kacang merah, kacang putih dan kacang tanah, lalu jagung, kacang panjang, daun kacang, sampai ubi ubi yang menjalar. Makin gelap ia merapikan semua bawaannya. Pulang. Ia sibuk di sumur. Talekung dan sarung ia tarik dari kolong rumah. Bergegas ke musala. Setelah menaiki tangga kayu, ia duduk menikmati teh panas, radio, dan suara masjid sebelum isya. Begitu tiap hari. Ia hanya absen kalau ada jadwal mengaji ke kampung sebelah dekat sekolah. Berulang. Alam raya menumbuhkan gadis kecil menjelang remaja, menemani, menghabisi waktu sendiri dengan baik sekali. Antara ia dan alam raya, ada koneksi tak terbantahkan, tumbuh sampai sekarang. Semoga terpelihara. Anehnya, gambar ini ditemukan persis seperti si gadis kecil menjelang remaja. *pict: google *Ulfiananurmi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup