Wanita Tonggak Peradaban
“Wanita adalah tonggak peradaban, jika engkau membenarkan wanita tersebut maka engkau sedang membenarkan sebuah peradaban.” Ungkapan arab
Dari wanita akan lahir sosok-sosok yang kelak akan menjadi pemuda-pemuda yang menegakkan agama islam. Insyaallah jika wanitanya sholihah. Dan salah satu syarat menjadi wanita sholihah adalah akidahnya harus selamat. Selamat dari hal-hal yang menodainya.
Orang yang berada di samping wanita sholihah akan menjadi sangat beruntung. Wanita sholihah diibaratkan sebagai lebah yang jika didekati akan menyeramkan apabila belum kenal, tetapi jika yang mendekatinya adalah pawangnya atau orang yang ahli menangani lebah maka lebah akan memberikan madunya dan segala manfaat yang dimiliki lebah.
Lebah hanya hinggap ditempat-tempat yang baik, bunga-bunga yang terpilih dan memiliki madu yang murni dalamnya. Lebah tidak akan hinggap di tempat sampah. Maka perumpamaan wanita sholihah harus seperti lebah.
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Seorang wanita sholihah bagi orangtuanya akan menjadi tameng dari api neraka. Bagi suaminya wanita sholihah akan menjadi teman hidup yang mendamaikan. Seperti pohon untuk berteduh, yang jika pulang kepadanya akan meneduhkan hati, menyejukkan jiwa, rumahnya pun tenang. Jika pribadi seorang wanita sudah sholihah, rumahnya baik, bergaulnya baik, maka akan terbentuk pribadi yang baik. Inti jika ingin membentuk peradaban yang baik, maka kita sebagai wanita harus memperbaiki diri terlebih dahulu.
Seorang ibu bagi anak-anaknya adalah madrasatul ula, yang mengenalkan Allah kepada anak-anaknya sedari kecil, yang meluruskan akidah yang membuat mereka mencintai Allah.
Sangatlah penting mengajarkan akidah kepada anak sedari kecil. Dan untuk mengajarkan akidah yang benar, tentunya seorang ibu harus belajar dan memahami tauhid yang selamat.
Wanita sholihah bagi teman-teman dan tetangganya akan menjadi sosok pribadi yang lisannya tidak mengganggu, aman dari gangguan lisannya, ketika teman sulit ia senang membantu, dan selalu mengingatkan dalam kebaikan .
Wanita mulia bukan sekadar dari paras, meskipun menjaga penampilan itu penting tetapi juga dari akhlaknya dan akhlak yang baik itu muncul dari akidah yang selamat. Jika akidah rusak, maka ibadah tidak akan diterima oleh Allah.
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).
Menetap dirumah merupakan sebuah tantangan bagi seorang wanita, dimana ia harus melawan dirinya sendiri. Untuk tetap produktif, upgrade ilmu, upgrade kepribadian, upgrade keterampilan.
Hidup ini harus melawan arus, tidak mengalir begitu saja seperti air, tetapi harus keluar dari zona nyaman, membuat diri senantiasa deg-degan; sudahkah diri beramal sebaik mungkin untuk Allah? Sudah mempersembahkan yang terbaik berupa jiwa, raga, harta yang terbaik untuk Allah? Jika belum, maka tidak seharusnya kita santai-santai.
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).
Belajar dari Khonza bin Amr ibunda para syuhada, sebelum mengenal islam adalah seorang yang sangat cengeng, manja. Setelah mengenal islam, khonza bin amr mengikuti pelajaran dari Rasulullah, memperbaiki pondasi akidahnya, memperbaiki tauhid dan keyakinannya kepada Allah semakin kuat, setelah suaminya wafat sebagai mujahid di sisi Allah, Khonza kemudian mengirim 4 puteranya ke medan perang, medan jihad. Padahal ketika itu puteranya tidak ingin berangkat semuanya.
“Singsingkanlah lengan baju kalian, berangkatlah, dan majulah paling depan.Niscaya kalian akan mendapat pahala di negeri akhirat, negeri abadi. Sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, inilah kebenaran sejati , maka bertempurlah sampai mati,carilah maut engkau akan dianugerahkan hidup abadi.” Ujar khonza kepada putera-puteranya.
Ketika mendengar keempat puteranya syahid, tidak ada kesedihan sama sekali di wajah Khonza, justru ia tersenyum Bahagia dengan mata berkaca sambal berucap “Segala puji Bagi Allah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putera-puteraku. Semoga Allah segera memanngilku dan mempertemukanku dengan mereka dalam naungan rahmat-nya.”
Inilah bukti seorang wanita sholihat yang berakidah selamat. Yakin dengan janji Allah melalui lisan Rasulullah.
Ibunda Shalahuddin Al Ayyubi, dari sejak remaja sudah mengaitkan masalah penikahan dengan perjuangan dan syurga Allah. Hingga ibunda Shalahuddin Al Ayyubi sering menolak lamaran pemuda yang datang kepadanya. Hingga suatu hari syaikh bertanya; kenapa? Lelaki seperti apalahgi yang kamu cari? Kemudian ibunda Shalahuddin berkata: saya ingin mencari lelaki yang mau bersama mentarbiyah anak saya untuk menjadi seorang pejuang islam, pembela agama Allah, dengan jiwa, raga, dan dengan hartanya kemudian membebaskan Baitul Maqdis.
Ketika itu, Nuruddin Zanki juga ingin mendatangi syaikh dan mendengar pekataan ibunda Shalahuddin al Ayyubi, saat itu Nurudin zanki juga menginginkan anak yang akan membebaskan Baitul Maqdis. Akhirnya dilamarlah ibunda Shalahuddin Al Ayyubi dan lahirlah Shalahuddin Al Ayyubi penakluk Baitul Maqdis.
Wanita jika paham akidah, kekuatannya akan tersalurkan kepada anggota keluarganya terkhusus ke suami dan anak-anaknya. Dia meyakini bahwa suami dan anak adalah titipan, yang akan mengujinya di dunia.
““Apabila seorang istri menjaga shalatnya, puasa (Ramadhan)-nya, menjaga kehormatannya, dan taat pada suaminya, maka dikatakan kepada wanita tersebut, masuklah engkau ke Surga dari pintu mana pun yang engkau sukai.” [HR. Ahmad].
Ibunda Khadijah Radiyallahu ‘anha merelakan seluruh hartanya untuk digunakan Rasulullah berdakwah di jalan Allah, dan bagaimana beliau selalu berusaha membuat rumahnya tenang, agar Rasulullah ketika pulang berdakwah mendapatkan tempat yang damai untuk beristirahat.
Dari Anas bin Malik berkata, “Suatu hari Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan di sisinya ada Khadijah.Jibril berkata, ‘sesungguhnya Allah menitipkan salam untuk Khadijah.’ Khadijah pun membalas, ‘sesungguhnya Allah ialah Dzat yang Maha Salam, kepada Jibril juga [ku]sampaikan salam dan semoga keselamatan, rahmat serta barokah Allah juga tersampaikan kepadamu’…”
Dari Abu Hurairah berkata, “Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan berkata, ‘Kusampaikan salam dari Allah dan dariku kepada Khadijah. Dan berilah ia kabar gembira tentang sebuah istana di surga yang terbuat dari intan pertama, yang tiada gaduh lagi kelelahan di dalamnya."
Jika kita ingin menjadi wanita sholihah, menjadi da’iyah, maka kita harus memiliki ilmu. Ilmu yang terus dipelajari, dihafalkan, diamalkan. Karena seseorang yang tidak memiliki sesuatu, tidak akan bisa memberikan apa-apa.
Saat kita memproklamirkan diri sebagai seorang Muslimah, ingin menjadi wanita sholihah maka kita perlu mempelajari akidah yang benar. Islam adalah gabungan dari keyakinan dan amal ibadah yaitu; yakinnya harus benar, akidahnya harus benar, insyaallah ibadahnya juga akan benar. Ibadah tidak akan diterima oleh Allah kecuali jika akidahnya benar, dan iman tidak akan benar dan kuat kecuali dengan ilmu, hati tidak akan yakin kepada sesuatu kecuali kita punya ilmu.
------------------------------------------------------------------------------------
Bumi Allah, Februari 2023
Al Faqiru Ilallah: Dian Rahmana Putri
Komentar
Posting Komentar