Penambah Kenikmatan

 


Duka dan cita, luka dan bahagia, musibah dan karunia adalah niscaya yang silih berganti datangnya. Allah hadirkan mereka, untuk menguji seberapa sabar hamba dalam menghadapi kesulitan, serta seberapa khusyuk hamba dalam mensyukuri kenikmatan.

Ialah bunga-bunga kehidupan, yang apabila engkau petik takkan bertahan lama harum dan indahnya. Maka biarkan ia tetap berada disana. Berkembang, hingga akhirnya bertumbuh dan berbuah ; buah keimanan, buah keikhlasan, buah ketulusan, serta buah kesabaran.

Bersabar dalam menghadapi kepayahan, serta bersabar dalam menjaga kenikmatan. Sebab, ketika kepayahan itu terputus dari tangkainya, terkuak ke sosial media, bukan bantuan yang akan engkau dapatkan melainkan aib yang tersebar.

Dan demikian pula dengan kenikmatan. Tatkala ia terlepas dari tangkainya, maka esok atau lusa indah berkahnya tak lagi sama. Ia layu bersama kebahagiaan yang engkau umbar. Maka jagalah, biarkan ia tetap pada tangkainya.

Karena kesulitan, seharusnya menjadi perekat hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya. Dan kenikmatan, membuat jiwa seorang hamba kian bersyukur kepada Rabb-Nya.

Kesulitan, kita bagikan atau tidak bagikan di sosial media tetaplah “sabar” sebagai satu-satunya penolongnya.

Kenikmatan, kita ceritakan atau tidak ceritakan di dunia maya tetaplah “syukur” menjadi satu-satunya penambah kenikmatannya.

Maka biarkan ia tetap pada tangkainya. Agar terjaga, agar bertumbuh buah-buahnya. In syaa Allah.. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshaalihat.

Catatan Sang Musafir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup