MERANTAULAH

Merantaulah.
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing/di negeri orang.

Merantaulah.
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan). Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang). Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya. Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.

Merantaulah.
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing/di negeri orang.

Itulah syair Imam Syafi'i yang menginspirasi

Entah kenapa saya terimpresi dengan syair tersebut. Seperti akhirnya kamu menemukan alasan tepat untuk berpergian, melakukan perjalanan, baik untuk suatu urusan atau sekadar bertafakur mengingat nikmat Allah dan memberi pelajaran bagi diri untuk senantiasa sabar dalam menjalani hidup.

Allahummaghfirliii, allahummaghfirlii, allahummaghfirlii waftahlii abwabaa rahmatik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup