Perjalanan
senja belum lagi sempurna merekah jingga saat ku katupkan bibir rapat-rapat menahan langkah yang terseret oleh masa yang tak ingin menunggu barang sebentar saja lalu memulai kembali perjalanan yang membelah hari-hari dengan caranya sendiri. di sudut sebuah jalan, berdiri seorang lelaki tua dengan deret daun-daun yang tidak ku mengerti maknanya mungkin ia sedang mengais rezeki untuk anak dan istri di rumah sambil berharap seseorang menghentikan kendara. di satu sisi yang lain menara sayup-sayup memantul-mantulkan seruannya kepada langit sementara mereka masih terlelap dalam istirahat siang masing-masing seolah lupa bahwa seorang kawan telah bernasihat, bukan di sini tempatnya, nanti saja, di surga lalu di suatu titik anak-anak bersenda gurau dengan senyum manis, berteriak tentang mainan warna-warni atau sejumput manisan yang lambungkan harapnya sore itu sebab esok baginya adalah cahaya bersinar-sinar yang belum pasti datangnya sementara kau terlampau sibuk merangkai imaji seola