MERDEKA DARI BELENGGU DUNIA


 

Saya teringat sebuah doa yang dinisbatkan kepada Abu Bakr Ash-Shiddiq radiyallahu 'anhu, sahabat Rasulullah yang paling utama. Doa itu berbunyi: "Ya Allah, jadikanlah dunia di tanganku, dan jadikan akhirat di hatiku."


Penggal pertama doa ini ternyata mengajari kita banyak hal. Tangan bermakna pengelolaan. Abu Bakr tidak ingin dunia masuk ke dalam hatinya. Ia ingin dunia ada dalam genggamannya, dalam kuasanya, dan dalam pengelolaannya. Ia tahu, kekayaan yang ditimbun, sebanyak apa pun tak pernah memuliakan pemiliknya. Seseorang, hanya akan mulia dengan kualitas dirinya, baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia lainnya. 


Yuri Gagarin begitu bangga bisa mengorbit di angkasa, seolah ia telah mewujudkan mimpi empat milenium Fir'aun untuk mencari dan membuktikan ketiadaan sesembahan Musa. "Saya tidak menemukan Tuhan di langit!" kata Yuri setelah sukses mendarat.


"Dan berkatalah Fir'aun, "Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu. (Yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat sesembahan Musa. Dan sesungguhnya aku menganggapnya seorang pendusta..." (Q.s. Ghafir: 36-37)


Yuri Gagarin baru sampai orbit bumi, tapi bicaranya sudah sampai langit. Kita ini manusia kecil, di kampung kecil. Jangankan itu, bumi ini pun kecil, sangat kecil dibanding sistem tata surya kita. Jadi apa yang ingin kita sombongkan? 


Saat kita merasa pandai, saat itulah kita berhenti belajar, dan saat itulah ilmu dicabut. Selesai sudah!


"Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Hanya pada-Mu kami mengabdi, dan hanya pada-Mu kami memohon pertolongan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup