'Maaf' Kita Putus


Kisah panjang tentang lika-liku dan luka sepasang remaja yang baru saja baliq dan merasakan jatuh cinta. Cinta yang akhirnya membuat mereka lupa bahwa hubungan yang dibangun tanpa landasan, tanpa ikatan sah sewaktu-waktu pula akan terasa hambar dan getir. 


Engkau mencintainya dan diapun mencintaimu. Engkau tak bisa hidup tanpanya dan diapun tak bisa hidup tanpamu. Tiap malam, tiap menit, bahkan tiap detik 'dia' selalu ada dalam fikiranmu hingga tak ada waktu sedikitpun untuk mengingat ingat bahwa hubunganmu dan dengannya adalah hubungan yang akan membuat Allah murka. 


Barangkali bukan sekarang, tapi nanti saat penyesalan-penyesalan itu hadir. 


"Mengapa tidak dari dulu aku menyudahi ikatan ini..." 


"Mengapa baru sekarang aku sadar bahwa cintanya hanyalah goda syaitan yang ingin menjerumuskanku pada panasnya bara api neraka..."


--------


Kita pernah terlena pada cinta yang salah. Cinta yang membuat diri begitu tersiksa saat tak ada kabar darinya. Cinta yang membuat diri merasa resah saat 'dia' dekat dengan oranglain. Cinta yang membuat menangis saat dikhianati. Cinta yang membuat tanganmu dan tangannya saling bergenggaman mengundang murkah Allah. Cinta yang menurutmu 'engkau tak bisa hidup dengannya' adalah cinta yang dibungkus nafsu dan was-was syaitan.


-------


Maaf, kita putus (Pesan seorang perempuan melalui telepon selulernya)


--------


Tetiba dunia seakan runtuh. Mengikhlaskan ternyata tak semudah yang dibayangkan. Saat hatimu telah terpaut pada satu nama, namun engkau harus mengikhlaskan seseorang itu demi menjemputnya dengan ikhtiar terbaik. Menyibukkan diri nyatanya tak begitu saja menghapus kenangan. Setiap tempat yang terlewati bahkan selalu membuatmu mengingat kenangan saat bersamanya. 


Engkau boleh saja benci. Merasa dunia ini tak adil. Tapi bukankah kamu lebih tak adil pada dirimu sendiri? Mengungkung sesuatu yang jelas bukanlah milikmu? 


-------


Sudahlah, tak perlu mengutuk waktu. Lambat laun luka itu akan sembuh. Perempuan itu berusaha mengikhlaskan diri, melapangkan hati, memaafkan dan berdamai dengan masalalu. 


Maaf, kita putus... adalah percakapan terakhir sebelum akhirnya semuanya berubah. Tak ada lagi pesan, telepon bahkan kabar darinya. Berpapasan dijalan bahkan membuatmu harus berpura-pura tak melihatnya. 


Tahun demi tahun berganti. Nyatanya cinta yang dulu membuatmu terlena tak membuatmu mati karena kehilangannya bukan? 


Setiap kita punya hak untuk bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari masalalu. Mengikhlaskan memang tak mudah, namun akan lebih sakit bila engkau menggenggam sesuatu yang barangkali adalah milik oranglain. Menggenggam sesuatu yang boleh jadi ia milikmu, tapi karena Allah tak restu maka dijauhkannya ia darimu. 


Sebelum terlambat, jangan takut. Jangan takut untuk melepaskan dan mengikhlaskan. Jika memang dia yang kelak ditakdirkan bersama denganmu, maka sejauh apapun jarak memisahkan. Ia akan tetap datang. Percayalah. 


Sebelum semuanya terlambat. Sebelum penyesalan kian berat. Jangan takut untuk mengatakan; 'Maaf, kita putus'


Semoga penantianmu berkah


📷 Konspirasi Rasa jilid 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup