Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Mengenang Jean Henry Dunant

Andai tak pernah ada pertempuran mengerikan di Solferino tanggal 24 Juni 1859 dan buku "Un Souvenir de Solferino" atau “a Memory of Solferino atau “Kenangan dari Solferino”, tentu catatan sejarah bantuan kemanusiaan modern dan organisasi kemanusiaan terbesar di dunia "Palang Merah dan Bulan Sabit Merah" mungkin akan berkata lain. Ya di Solferino, sebuah pedesaan (waktu itu) di Italia bagian utara, gabungan balatentara Perancis dan Sardinia bertempur melawan pasukan Austria. Pada petang harinya, hampir 40.000 prajurit tergeletak tewas atau terluka tanpa perawatan. Dinas kesehatan militer kedua pihak pun kewalahan dan mereka tak punya perlindungan khusus.   Jean Henry Dunant, seorang pengusaha dan warga negara Swiss, tiba di Solferino pada malam tanggal 24 Juni 1859 disaat pertempuran dahsyat itu telah terjadi. Melihat puluhan ribu tentara mati dan terluka, sementara personil medis militer kewalahan merawat, mengobati mereka yang terluka, serta obat-obatan yang tid

Yang Terlewatkan

Semua yang telah terlewati, tidak dan jangan pernah ada yang menjadi sesal. Ada dan selalu ada hal-hal yang memang tidak bisa kita raih setinggi apapun kita berusaha melompat untuk menggapainya. Ada hal-hal yang tidak berjalan bersisian dengan harapan-harapan. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada perasaan-perasaan yang memang tidak bisa selesai. Biarlah semua itu mengalir seperti udara, menempati semua ruang yang mungkin untuk diisi. Dan kita bisa bernafas dengannya, menjalani hidup dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan secara harmonis. Menerimanya, mengakuinya, dan bersedia memeluknya. Semua yang sudah terlewati tidak untuk diandai-andaikan. Tidak untuk dibayang-bayangkan. Biarkan itu menjadi bagian dalam hidup kita yang bisa menjadi pembelajaran berharga untuk siapapun yang mendengarkannya, mengetahuinya, melihatnya, bahkan yang turut serta menjadi saksi-saksi. Biarlah ia tetap seperti itu, seperti apa adanya. Semua yang sudah terjadi, tidak perlu dikubur. Sebab itu bukanlah s

Apa Sebab?

Apa sebab orang bisa menyukaimu, bahkan jatuh hati? Padahal engkau tidak cantik seperti yang lain, bukankah itu perasaanmu? Kamu merasa tidak juga lebih pintar, lebih baik, bahkan lebih salehah. Tapi mengapa ada yang bisa menyukaimu? Bahkan rela jauh-jauh datang ke rumahmu, rela bekerja lebih keras untuk mempersiapkan hari-hari baik kemudian hari denganmu. Apa sebab orang bisa menyukaimu? Sekalipun menurutmu, dirimu begini dan begitu? Apa hendak dikata. Bukankah berulang kali kamu dengar bahwa cantik itu relatif, berdasarkan perasaan. Bukan berdasarkan standar iklan di televisi. Bahkan, sejauh mana ukuran kebaikan seseorang itu juga relatif. Baginya, kamu itu baik, dan itu lebih dari cukup untuk mengalahkan pikiranmu tentang dirimu sendiri yang merasa kamu belum cukup baik. Apa sebab orang bisa menyukaimu, bahkan jatuh hati? Barangkali itulah sisi yang tidak bisa kamu lihat. Ada orang yang bisa melihat sesuatu yang tidak bisa kamu lihat dari dirimu sendiri. Dan memang, kita tidak bis

Pengorbanan Perasaan

Sewaktu kecil dulu, kita tidak begitu paham bagaimana perasaan orang tua. Saat kita menangis, merengek meminta sesuatu. Saat kita sakit, kemudian terbaring beberapa hari. Kita tidak pernah tahu. Sampai kita sebesar ini, barangkali kita juga tidak cukup tahu apa yang sebenarnya orang tua rasakan. Seberapa besar pengorbanan rasa mereka hingga kita sampai bisa berjalan sejauh ini. Saat kamu mengatakan cita-citamu untuk merantau jauh, menempuh studi di luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Mereka bersedia mengorbankan rasa rindu mereka, membiarkan langkah kakimu pergi dengan tenang -dan ringan- untuk menggapai mimpi-mimpimu. Mereka bersedia menahan kangen, perasaan yang lazim. Perasaan-perasaan lain seperti kesepian, juga hal-hal lain yang tidak sanggup diungkapkan. Saat mereka mengingat betapa riuhnya rumah saat kamu masih ada di sana. Rasa cemas setiap hari memikirkanmu di perantauan, hingga tidur mereka tidak nyenyak sampai menerima kabarmu. Meski cuma pesan singkat. Kemudian, sa

di balik kemungkinan

Aku ada di barisan pertama, tapi kamu mencari yang berada di tengah kerumunan. Matamu kesana kemari, pandangmu berpindah-pindah. Aku berada di barisan paling depan, menjadi teman yang ikut serta tertawa dan bersedih, ikut serta dalam diskusi-diskusi yang kamu hadiri, ikut serta dalam perjalanan-perjalanan yang diabadikan dalam foto-foto yang kita bagikan bersama-sama. Aku ada di baris paling depan. Tapi kamu tetap percaya bahwa yang kamu cari itu harus yang jauh, dengan bertukar lembaran kertas, sesuatu yang asing seperti lebih menantang. Dan berkali-kali kamu harus kecewa ketika kertas itu berpulang kesisimu. Barisan paling depan yang ada di lingkaranmu selama ini hanya kamu anggap sebagai teman. Kecil kemungkinan untukmu memulai dari situ, kamu memulai dari belakang. Dari hal-hal yang masih misteri, dari kebaikan-kebaikan yang kamu definisikan dalam bentuk kata-kata. Padahal kebaikan-kebaikan yang nyata hadir silih berganti ada di barisan paling depan lingkaranmu. Ya, aku salah sat

Yang Abadi

Hidup berubah. Lagi. Sebagai anak muda yang emosinya juga masih suka berubah, perubahan rencana hidup yang juga secara konstan terjadi bikin saya sering keteteran. Kayaknya banyak deh yang merasakan hal yang sama. Firasat saya sih ini masalah umum untuk anak muda. Atau mungkin bukan cuma anak muda, tapi masalah semua orang berapapun usianya. Masalahnya, di buku-buku ga pernah diajarkan: hidup itu memang begitu tabiatnya. Berubah sana sini tanpa aturan, suka suka dia. Di TV dan sosial media juga ga ada petunjuknya. Dari timeline mah yang ada cuma bahagia, hidup kayaknya isinya cuma ketawa dan hura hura. Padahal kita semua tahu ga begitu aslinya. The fact is: yes, life is constantly changing. Embrace it. Seperti kata Chief Bogo di Zootopia. Itulah kenapa teori Darwin bilang yang akan bertahan adalah yang paling cepat beradaptasi. Bukan yang paling kuat. Bukan yang paling kaya. Apalagi yang paling hits kece badai membahana. Karena akan ada masanya ketika kuat, kaya, dan hits kece badai

Adab

Bagian terpenting dari nilai-nilai kebaikan dalam hal berinteraksi dengan orang lain yang ada ditengah-tengah kita tapi semakin terkikis adalah adab. Adab ini tidak hanya membahas tentang perliku, tapi juga perkataan, juga hal-hal lainnya. Dalam menjalani kehidupan sosial, perilaku kita sendiri tidak hanya berdampak pada diri sendiri. Tapi juga ke lingkup yang lebih besar. Dalam hubungan langsung apalagi. Kita tidak bisa berbuat seenaknya, sekenanya, sekeinginan kita di tengah-tengah banyak orang. Bahkan sekalipun kita sendirian, sebenarnya. Dan sekarang, hubungan kita dengan banyak orang semakin luas akibat adanya media sosial. Dan perilaku kita di media sosial pun ada adabnya. Sama seperti kita berhubungan langsung dengan tetangga, dengan orang-orang yang kita temui secara langsung. Kita merasa media sosial itu adalah urusan pribadi. Benar, itu adalah urusan pribadi tapi urusan itu berada dalam sebuah komunitas yang besar. Kecuali kamu membuatnya rahasia, tanpa pengikut, juga tanpa

Nama yang Tepat

Apa nama yang tepat untuk menggambarkan perasaanmu kala jalan yang kamu tempuh ternyata ujungnya adalah ini bukan “jalanmu”? Saat kita berjuang untuk sesuatu, mati-matian, bersungguh-sungguh, berpeluh, berdoa, sekuat tenaga. Dan ujung dari perjuanganmu adalah kamu tidak mendapatkan apa yang kamu perjuangkan. Kecewa? Marah? Kesal? Mengutuk? Apakah nama yang tepat untuk perasaanmu kala itu? Dan sebenarnya, saat kita membuat pilihan atas jalan yang terbentang di depan mata. Kita sudah memilih takdir di ujungnya. Dan setiap jalan itu, sudah menyajikan pembelajaran yang beraneka rupa. Usahamu ketika menempuhnya itulah yang membuat pembelajaran dan hikmah itu bisa kamu miliki. Karena memang perjuangan tidak pernah menjanjikan bahwa apa yang diperjuangkan akan menjadi milik. Disitulah letaknya, ikhlas sejak awal. Kamu menyukai dan berniat memperjuangkan. Sejak awal kamu sudah harus ikhlas bila akhir perjuanganmu, ternyata ia menjadi takdir orang lain. Kamu ingin meraih suatu pekerjaan dan

Tulisan : Orang yang Tepat

Kalau kamu merasa kamu pendiam, mungkin itu hanya karena kamu belum bertemu dengan orang yang tepat untuk kamu ajak bicara. Kalau kamu sangat pemalu, mungkin itu hanya karena kamu belum menemukan lingkungan yang tepat untuk menjadi ruang yang nyaman bagimu agar kamu bisa menjadi dirimu sendiri. Kalau kamu merasa kamu kurang dalam segala hal, mungkin kamu belum bertemu dengan orang yang lebih kurang darimu, atau bisa juga orang yang mengagumimu pada hal-hal yang selama ini kamu keluhkan. Seringkali, segala kekhawatiran kita terjadi kita hanya belum bertemu dengan orang yang tepat. Segala persepsi kita tentang diri sendiri itu hanya lahir dari pikiran kita, bukan orang lain. Sehingga, bertemu dengan orang yang tepat memang sebuah hadiah yang tak ternilai. Orang yang tidak hanya bisa membuat kita menjadi diri sendiri, melainkan orang yang sekaligus bisa menjadi lingkungan yang kita bisa tinggali. Hidup dalam lingkungan tersebut, nyaman memang. Tapi, zona nyaman yang membuat kita terus tum

bisa jadi sesuatu yang bisa dengan mudah kamu dapatkan belum tentu tidak berharga :)

Pernah mengalami? Seperti tatkala ada seseorang yang kita kenal, ia menyukai kita dan ia bisa menerima kita apa adanya. Tapi kita tidak memiliki perasaan sama sekali kepadanya. Sehingga kita lebih sering mengejar orang lain yang lebih sulit kita dapatkan dan belum tentu juga menjadi milik kita. Tantangan. Kita suka tantangan. Ada perasaan menang dan bangga saat kita berhasil memenangkan sesuatu. Hanya saja, di dunia ini banyak hal yang berjalan tidak seperti prasangka kita. Yang sulit kita dapatkan, bisa jadi berharga bisa jadi juga tidak. Begitupun dengan hal-hal yang mudah kita dapatkan, belum tentu hal itu tidak berharga. Bisa jadi hal yang mudah itulah yang amat berharga. Seperti tatkala kita berjuang untuk sesuatu. Dan kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan berkat doa dari kedua orang tua kita. Dan hal-hal yang terasa mudah kita dapatkan itu, adalah sesuatu yang amat berharga bukan? Sesuatu yang membahagiakan, sesuatu yang memang menjadi keberkahan untukmu. Coba lihat sekeliling,

J A T U H

Aku jatuh cinta pada ilmumu Aku jatuh cinta pada akhlakmu Aku jatuh cinta pada kesholehanmu Aku jatuh cinta tanpa harus melihatmu Aku jatuh cinta tanpa harus menyentuhmu Aku jatuh cinta tanpa perlu memilikimu Aku jatuh cinta dan telah lebih dulu merelakan untuk kehilanganmu Aku cemburu pada mereka yang mungkin bisa lebih dekat dan mendukung perjuanganmu Terlebih aku cemburu pada perempuan yang kelak akan dipilih untuk ibadah seumur hidup bersamamu Sementara Aku jatuh cinta tanpa berani mengungkap Aku telah lama mencintaimu diam-diam , Dalam -dalam Aku jatuh cinta pada setiap caramu memperlakukanku Hai pria shalih , ku mohon jatuh cintalah padaku yang memintamu tanpa pernah menyerah ❤️️

HIJRAH

Gambar
Gamismu sudah berapa banyak ? Khimar dan niqabmu sudah berapa jumlahnya ? Buku-buku yang kau pelajari dan sanggup kau beli sudah berapa judul ? Berapa banyak video kajian islami yang sudah kau tonton dan kau ikuti Berapa banyak Allah hadirkan kepadamu orang untuk menasehati ? Bagaimana dengan akhlakmu ? Sudah jadi jadi baik kah ? Bagaimana dengan ilmu mu sudah sampai mana ? Bagaimana dengan Amalmu , sudah sanggupkah mengamalkannya ? Bagaiman dengan hatimu, sudah jauhkan dari prasangka? Bagaimana dengan malumu , sudah sebandingkah dengan yang kamu pakai ? Bagaimana dengan baktimu terhadap orangtua , sudah sanggupkah memuliakannya Hai aku .. hamba yang lemah lagi Dungu Mintalah Hidayah pada Rabbmu Agar diberi kemudahan dijalan Taat Dan dijauhkan dari maksiat Agar dihindarkan dari Dosa yang menyebabkanmu berat menjalankan perintahNya Agar Allah istiqomahkan dijalanNya Hai aku .. lepaskan lah diri dari hawa nafsu Berjuanglah dijalan hijrah berliku Niatkan karena lill

AKAD

Gambar
Bu, perkenalkanlah Aku adalah seorang wanita biasa, dari keluarga yang biasa, pendidikan yang biasa, kecantikan dan keimanan yang tak seberapa Bu, dengarkanlah Aku bukan semulia ibunda khadijah Bukan pula salah seorang tokoh wanita yang mengguncang dunia Bu, percayalah Aku hanya wanita biasa yang setiap hari berusaha berbenah tentang pola yang salah Aku hanya wanita biasa yang setiap saat berusaha hebat didalam taat Bu, izinkanlah Setiap langkahku menyemai benih kasih yang amat berbinar dan membuatmu tenang Setiap ucapku mampu memberi hangat dipelupuk usia senjamu Bu, perkenankanlah Aku menjadi seseorang yang serta merta membawa sepenuh hati pada puteramu, meramaikan segala hiruk pikuk bahagianya hingga dijanji kedua, menemaninya didalam sendu dan tawa, yang akan mencintainya segenap jiwa dan raga, hingga yang ia rasa hanya bahagia dalam kebahagiaan, aku dan puteramu, berdua Bu, ini hanya sebuah catatan kecilku di awal september yang ceria Kau tahu bu ? Aku masih saja seperti bu

SEDERHANA

Gambar
Aku ingin di cintai dengan sederhana, sesederhana saat dirimu mengucap ijab didepan wali tercinta . . Aku ingin di cintai dengan sederhana, sesederhana dirimu mempersiapkan segala bekal ilmu agama untuk nantinya kau ajarkan padaku saat kita telah bersama . Aku ingin di cintai dengan sederhana, sesederhana dirimu mempersiapkan segala kebutuhanku di kala aku tak bisa, menemaniku hingga aku beranjakmenua, dan membatuku dalam segala hal ketika aku mulai lupa . Aku ingin dicintai dengan sederhana, Sesedehana dirimu kelak mampu menjagaku dengan baik-- mendidikku untuk lebih taat dan mengajakku semakin mencintaiNya Ya, aku hanya ingin di cintai dengan sesederhana . Nanti, Tak akan istimewa sebuah jabat tangan, jika sedari kini sudah saling kita lakukan. . Tak akan luar biasa sebuah pelukan , jika sedari kini sudah saling kita berikan. . Tak akan manfaat sebuah perhatian, jika sedari kini sudah saling kita lemparkan. . Tak akan bertahan lama sebuah cinta, jika sedari kini sudah kita j

SUNNAH SEDIRHAM SURGA

Adalah sebuah kisah yang dicantumkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari dengan sanad yang baik. Satu Dirham Surga, Imam Abu Dawud Rahimahullaahu Saat itu beliau sedang berada diatas perahu penyeberangan sungai Dajlah. Berbekal 1 dirham disakunya, beliau, Abu Dawud menyisiri sungai dan berihlah untuk mengumpulkan hadist Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam Saat perahu mulai berlabuh, salah seorang dipinggiran sungai bersin dan berkata, 'Alhamdulillaah.', segala puji bagi Allaah Mendengar itu pun, Abu Dawud berkata kepada pengemudi kapal, "Pinggirkan perahunya sebentar." "Tidak bisa, itu akan mengganggu perjalanan." "Pingirkanlah, ini hanya sebentar. Sebentar saja." "Tidak boleh. Tidak." Beliau merogoh sakunya dan mengambil uang satu dirham yang menyempil sendirian disana sembari berkata, "Pinggirkanlah perahunya sebentar." Sang pengemudi akhirnya mengiyakan permintaan Abu Dawud. Sesampainya di pinggiran

MENGOBATI LUKA

Saat engkau tengah begitu dekat dengan seseorang yang membuatmu terlanjur nyaman padanya, kemudian dia memilih menjauhimu Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa dia tak peduli perihal kamu Barangkali sebab Cintanya , dia menjauhimu Karena dia ingin menjagamu dan tidak rela jika harus membawamu pada kemaksiatan yang saling mencipta dosa Dia sedang mengajarimu mencintai dengan benar Karena dia sadar betul bahwa setan bisa menggodanya dari celah manapun, dia takut nafsu menguasinya lalu membawamu pada kehinaan yang membuat Allah murka Jangan terlalu bersedih karena dia tak lagi menyapamu , tak lagi mengabari dan tak lagi melempar perhatian kepadamu Barangkali dia juga sama rindunya , namun lebih memilih menahan diri Agar tidak membawamu pada cinta yang salah yang membuat Allah marah Agar tak membawamu lebih jauh dari Allah Dan dia takut kamu mengakar difikirannya Sehingga dia lupa bahwa Cinta Allah yang utama Jangan terlalu patah karena dia memilih memutuskan pergi dari

P A T A H

Berkali-kali dipatahkan tetap mengulangi Berulangkali disakiti tak juga menyadari Dikecewakan seringkali , ditinggalkan apalagi Tapi kenapa engkau tak merasa lelah ? Menggantung harapan pada manusia yang hatinya berubah-ubah Tapi kenapa engkau tak juga menyerah Menaruh harap pada manusia yang seringkali salah Kemarin baru saja selesai , lalu hari ini kembali memulai pada hati yang lain Padahal hatimu dipulihkan untuk tetap baik Disembuhkan agar tetap kuat Dihancurkan agar kamu lebih hati-hati Tapi kenapa dengan mudahnya kau kembali menaruhnya pada lelaki yang hanya mahir memainkan hati ? Selama harapanmu pada manusia Selama kamu tak melibatkanNya Selama hubunganmu dengannya berjalan diatas murkanya Selama itu kamu akan sakit , pekik lagi rumit Dan selama itu bahagiamu tidak tercipta Manusia mudah berubah Sementara Allah Maha gagah Manusia bisa menyakiti Sementara Allah mengobati Manusia mudah berjanji Sementara Allah memberi bukti Tak ada tempat bersandar yang paling kuat

Ikhlas Melepas

Tiba-tiba aku rindu duduk disebelahmu Sembari menceritakan hal-hal kecil yang kita impikan dulu , untuk membersamaimu dimasa depan Tentang ukiran-ukiran yang kelak akan kita pahat bersama dan tentang sebuah perjalanan manis yang sederhana Sesederhana itu sosok sepertimu sering kubayangkan menghabiskan waktu lama secara bersama-sama hingga menua Ya, begitulah rinduku Kepergianmu kala itu telah membuat hidupku berubah Benar, bersamamu dan kepergianmu adalah sebuah patah hati yang sangat berkesan Bagaimana tidak, aku harus kembali memulai menata langkah yang dipermulaan sudah gontai Bagaimana tidak aku harus merayakan kenangan yang kita cipta berdua hanya sendiri saja Menghelatnya dengan megah agar hati dan fikiranku tidak terlihat hancur dan berantakan Setelah hari itu, aku hanya mampu berterimakasih kepadamu Karena akhir kisah kita aku jadi banyak belajar secara diam-diam Aku jadi pandai dalam melipat harap Aku juga jadi pencerita yang hebat dalam ikhlas yang tak berbekas Pada akhirnya

KUAT KUAT

Ini tentang perasaanku yang mulai kehilangan harap Jiwaku yang tak lagi punya daya untuk tetap tegar Langkahku yang sudah gontai namun tetap dipaksa kuat -- Hatiku yang sudah hancur tak berbentuk namun memaksakan untuk tetap utuh Ini tentang aku sipenghamba yang hina Menyiksa diri , menangisi sepi , memendam kecewa , merobek luka-luka yang kucipta sendiri Allah , aku rapuh lagi Begitu banyak kekuranganku, kekhwatiranku akan ketetapanMu Mohon jangan biarkan aku kembali kemasalalu Kuat-kuat

MELEPASKAN

Sedih itu saat dua orang yang saling mencintai karena Allah tapi tak Allah izinkan untuk bersama Keduanya sama-sama siap merelakan asal tetap Allah yang utama Sama-sama siap menjauh demi tidak saling mencipta dosa Sama-sama siap berpisah agar langkahnya tidak terlalu jauh dalam salah Dua orang yang saling mencintai karena Allah Sadar betul bahwa cinta yang tumbuh sebelum waktunya adalah ujian Maka sebelum mereka sama-sama jatuh dalam nafsu Mereka berbalik Arah untuk saling menjaga Tidak mudah memang , merelakan orang yang diyakini akan bisa berjuang bersama dalam taat Tapi jika Allah berkata belum atau bahkan tidak Sebagai hamba kita bisa apa , selain menerima setiap ketentuan Nya Allah maha Romantis bukan ? Jika pun bukan dengan dia , barangkali di tali tasbih lain ada yang sedang memperjuangkanmu untuk menjadi kan kamu halal baginya Lagi pula kamu mencintai dia karenaNya bukan ? Maka lepaskan lah dia KarenaNya Percayalah keindahan selalu datang dengan tepat , Saat kepantasa

Angan Tentangmu

Aku paham , mewujudkanmu sepertinya hanya angan-angan , bagaimana mungkin bersama ? Jika kesiapanku diam ditempat , sementara kshalihanmu telah kau siapkan Aku mengerti , menjadikanmu imam dalam keluarga kecil kita nanti itu terasa sulit , Bagaimana tidak ? Jika aku masih mencintai kemalasanku untuk berbenah diri, sementara kamu masih terus berjuang dan sibuk-sibuk dalam taat Aku Tahu , mengharapkanmu untuk menjadi bagian takdir itu pelik , Bagaimana tidak ? Jika aku masih bermaksiat dengan asik , Sementara kamu selalu berada dijalur baik Kita sama-sama mencintai sebelum waktunya, Sama-sama saling menginginkan bukan pada saatnya Tapi aku tahu diri , mencintaimu juga harus sadar diri Bahwa ada kepantasan yang belum kumiliki Karena bagaimana mungkin aku mendapatkanmu yang shalih, sementara usahaku untuk menshalihahkan diri kecil Pada akhirnya bersama atau tidak Aku merasa telah mengusahakanmu dengan benar Memperjuangkanmu tanpa lelah Dan aku mencintaimu dengan lillah Andai tak Alla

Siapa Yang Aku Cinta?

“Siapa? Siapa yaa~ Ayah? Ibu? Kakak-Adek, atau semuanya? Atau ada tambahan. Suami/Istri, anak, dan Ah tentu banyak!” Ada kabar gembira, kawan. Bahwa Imam Al-Bukhari dan Muslim, meriwayatkan begini; “Dan kelak akan dihimpun seseorang itu bersama yang dicintainya.” Siapa yang tidak percaya dan berani menyangkal apa-apa yang dikatakan oleh Al-Mushthafa Shallallaahu ‘alayhi wa sallam? Bukankah setiap perkataan Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam itu adalah sebuah kebenaran yang Allaah izinkan? ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha pernah ditanya tentang akhlak Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam, dan beliau pun menjawab, “Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al-Qur’an.”, lantas, siapa yang berani mengatakan bahwa beliau berdusta perihal ini? Bahkan, Allaah Ta’ala berfirman; “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). [QS. An-Najm 03-04] Nah, jadi ucapan dia

memberi ruang pada diri

Ada pepatah yang mengatakan ” Tak Selamanya yang Dimiliki akan Terus Dimiliki. Tergantung Tuhan, Apakah Menghendaki atau Tidak. Karena Pilihannyalah yang Tepat untuk Kita,”. Nyawa pun bisa diambil kapanpun Ia mau. Apalagi cuma orang yang belum sah menjdi milik kita. Perpisahan adalah hal wajar dan tak patut ditangisi berlarut. Sebab, di luar sana ada banyak senyum yang siap menebar. Berilah ruang pada diri. Menghakimi rasa sedikit, meski tak seharusnya dilakukan. Bukankah yang pergi akan kembali datang. Atau yang datang tak selamanya sesuatu yang pergi. Entah seperti apa rumusnya, setidaknya Aku percaya, bahwa ” yang hadir tepat pada waktunya adalah yang terbaik dariNya”. Aku tersenyum saat menuliskan kalimat terakhir di paragraf ketiga di atas. Bagaimana tidak, tulisanku tampak menunjukkan seorang yang kuat, namun kini akh membanjir air mata. Sedih. ya, saya sedih. sedih yang tak akan berlarut karena lelaki. Aku mencintai kehidupanku dan aku punya hak untuk memberi ruang untuknya.

TIRANI DAN CINTA

Gambar
Tirani selalu bermula dari sana: saat seseorang atau sekelompok orang atau sebuah rezim kehilangan respek dan penghargaan kepada orang lain atau kelompok lain atau rezim lain. Ketika respek dan penghargaan hilang, persepsi kita beralih ke dalam, kedalamnya diri , sang Aku. Lalu kita mulai memandang dari perspektif sang aku wilayah luar orang atau kelompok lain sebagai sesuatu yang terpisah dan asing, tidak berarti, tidak layak ada atau bahkan mengancam. Saat itu hanya satu lagi yang ditunggu oleh tirani untuk muncul jadi kenyataan : kekuasaan yang melegitimasi. Itu sebabnya tirani selalu terkait dengan kekuasaan, sekecil apapun skalanya. Misalnya tirani dalam ruamah tangga, atau sekolah, atau oraganisasi, atau perusahaan, atau negara. Kekuasaan adalah otoritas netral yang bisa digunakan utuk melegitmasi apa saja. Godaanya justru teletak di situ; pada netralitasnya. Maka begitu respek dan penghargaannya lenyap dan berganti dengan kebencian, kekusaan segera memberi jalan mulus bagi ti

Palang Merah Indonesia

Gambar
karya : Ratih Rusmiyati Langit biru tak lagi cerah, Terik mentari tak terasa menyengat. Angin berputar bak menari kegirangan, Rintik hujan berjatuhan, Kilat menyambar!! Gedung-gedung hancur menghilang, Pepohonan melambai tumbang. Gemuruh ombak kian terdengar, Menggulung memakan korban, Disertai guncangan merapi luluhlantakan kemarahan. Bencana kian melanda!! Kami terseret, tersiksa, terdampar diujung dunia, Tertimbun diantara puing-puing reruntuhan. Ranting kering tertancap perih, Cucuran darah membalut tubuh, Batu karang menimbun perih. Lihat !!! Kain kumal, dekil , compang-camping, Itulah pakaian kami. Lapar ? tak usah kau tanyakan lagi. Haus? Setetes hujan tak menghilangkan dahaga. Kami tidak berdaya. Hanya jerit tangis kami lontarkan, sebagai tanda duka. Pmi... Tiba tanpa kami pinta, Berjuang ditengah terik mentari siang, Obati luka dengan tangan terampilmu, Ulurkan tangan, tanpa secuil upah. Kobarkan semangat kami, Semangatmu sumber kehidupan kami, Lembutnya belaian membawaku k

JUNI OKTOBER (KU) PERGI

Senja oktober kali ini kelam Tanganku tak dapat lagi menggenggam Semuanya terasa usang, abu-abu Tak ada lagi peluk yang menguatkan Meski binar senyum antar kita tak hilang Kuat-kuat sayang, katamu Langitku tak berpelangi Seperti senja juni kita lalui berdua Saat semua orang cemburu Melihat tanganmu dan tanganku saling menopang Kini juni ku telah pergi bersama dengan oktober yang hitam kelam Kamu tetaplah menjadi Indah Aku tahu Allah menyayangimu lebih dariku Untuk mu cinta tanpa batas

*PEMICU CINTA PALSU*

*_Mendengarkan lagu_* Lagu adalah salah satu faktor yang membuat Cinta bersarang dihati dan memabukan jiwa. Setan telah membisikan lewat lagu nan syahdu, “ tidak ada kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan untukmu kecuali dengan menghubungi kekasihmu..bagaimana kamu bisa hidup tanpanya, sementara ia sudah mencuri hati dan fikiranku.” Iapun bernyanyi, berhayal, dan berfantasi dilembah seni dan kesesatan, melupakan Allah pemilik keperkasaan, keluhuran, kesempurnaan dan keindahan. Lalu menunggangi kendaraan angan-angan dan hayalan yang membacanya mengarungi samudera ketidakwarasan dan igauan, samudera yang tidak bertepi dimana penumpangnya berharap bisa sampai tujuan. Ia diliputi kegelapan dan derita yang mencekam. Ibnul Qayyim Rahimahullah menuturkan , “ Gara-gara nyanyian, berapa banyak wanita baik-baik menjadi pelacur. Berapa banyak laki-laki baik-baik menjadi budak pemuas nafsu. Berapa banyak orang sehat sentosa menyeret dirinya dalam Cinta, lalu tertimpa berbagai macam petaka. Berap

🌹Sesyar'i Apapun Hijabmu, Engkau Tetap Fitnah Bagi Kami🌹

S eorang muslimah bercerita : Ana mempunyai kawan penuntut ilmu syar'iy di jakarta sini, biasanya jika telah tiba musim liburan dia dijemput oleh mahramnya (kakak kandungnya). Pada suatu waktu ketika hendak safar kakaknya ingin singgah di tempat teman ikhwannya, maka dia pun menyuruh adiknya untuk menunggu di kos nanti kakaknya kembali lagi untuk menjemputnya, dan berkatalah adiknya : “Ana ikut aja kesana, ntar ana tunggu antum di luar, kan cuma mau pamitan aja, dari pada antum kesana-kemari” “Gak boleh. Bahaya” Jawab sang kakak “Bahayanya apa? ana kan dah berjilbab syar'iy begini ( cadar, hitam pula, longgar dan panjang lagi), ana juga gak ketemu teman-teman antum” “Bahayanya besar, fitnahnya gede, bisa saja salah seorang melihat anti dan syeithan pun memasukkan penyakit di hatinya.. (kasian mereka belom sanggup nikah dan mereka juga masih semangat dan ingin tenang dalam menuntut ilmu) dan anti pun demikian” “Emangnya ana dengan penampilan ana yang begini masih bisa men

Muslim Bukan Umat Yang Lemah

Pernah tidak, kita mendengar一atau teringat tentang perang terbesar setelah perang Ahzab? Ialah perang Mu'tah. Perang yang berlatar belakang terbunuhnya seorang utusan Rasulullah -Shallallahu Alayhi wa Sallam- ; al-Haris ibn Umair al-Azdi. Saat itu Haris diutus untuk mengantarkan surat kepada pembesar Basrah. Namun ditengah perjalanan ia dicegat dan diserahkan kepada kaisar hingga ia pun tewas dipenggal. Saat itu, membunuh seorang utusan adalah tindakan yang sangat tercela, sama saja dengan menabuh genderang peperangan. “Apabila Zaid ibn Harisah gugur, penggantinya adalah Ja'far. Apabila Ja'far gugur, penggantinya adalah Abdullah ibn Rawahah.” Sabda Rasulullah. Berangkatlah 3000 pasukan Muslimin hingga tiba di Mu'an (termasuk wilayah Syam yang berbatasan dengan wilayah Hijaz utara). Saat itu kaum Muslimin menerima informasi bahwa Kaisar Heraklius telah berada di Ma'ab bersama seratus ribu pasukan Romawi. Tidak luput pula himpunan pasukan lain yang menyertainya; i

Aku Wanita Setengah CADAR

Alhamdulillah, aku wanita setengah cadar Akhwat A:, Ukhti, saya sebenarnya pengen memakai cadar, tapi keluarga saya masih belum terima sama sekali walaupun suda saya jelaskan, kataya nanti akan memutuskan silaturahmi, kalau ngumpul-ngumpul dengan sepupu laki-laki, terus suaminya bibi saya yang gendong-gendong saya waktu kecil bisa marah, saya kan dah dianggap ponakan. Trus saya juga kan masih bekerja sejak menanggung keluarga ayah saya meninggal. di kantor masih melarang cadar. Gimana ni? Akhwat B: mudah ukhti, kalo ukhti mengangap cadar sunnah, ga menghalangi ukhti memakai cadar, ukhti bisa jadi “setengah bercadar”, di keluarga atau di kantor ukhti buka, selain itu ukti bisa pakai cadar. Terkadang memakai cadar dan terkadang tidak memakai cadar Anggapan bahwa jika memakai cadar maka harus memakai cadar seterusnya adalah keliru. Ini jika meyakini hukumnya sunnahnya. Jika tidak bisa memakai cadar seterusnya maka tidak ada salahnya jika selang-seling memakainya. Memakainya di t

Balasan Terbaik Bagi Orangtua

Bila kelak saya ditanya oleh anak perempuan saya, apa yang membahagiakan saya? Maka akan tegas saya jawab, "Ketaatan dirimu pada Allah nak, itu satu-satunya" Memang tak ada orangtua yang tak bangga bila anaknya hidup berkecukupan, tapi banyak yang berkecukupan tapi lupa bahwa ia tak cukup memberi waktu orangtuanya Sedangkan tingginya pendidikan, hebatnya jabatan, tak dirasa langsung oleh orangtua, sebab baginya engkau tetap seorang putri terkasih, dan gelar itu cukup baginya Banyak pula orang yang tetap memberi sebagian hartanya pada orangtuanya, tapi tak memahami bahwa orangtua memerlukan perhatian lebih dari harta semuka bumi Sebenarnya, seorang anak tak bisa benar-benar membalas semua jasa dan payah orangtuanya, walau ia memberi dunia sekalipun. Kecuali membalas dengan ketaatan Itulah sebenar-benarnya balasan pada orangtua. Sebab taat, maka anak akan mau membopong orangtuanya di pundaknya, bahkan untuk thawaf dan sai sekalipun Sebab taat, maka orangtua tak hanya dicu

Jangan Diam Di Depan Kedzaliman

Di negeri ini, semua yang ada bisa jadi tidak ada, dan semua yang tidak ada bisa diada-adakan. Kalau yang punya kuasa lagi sensi, jangankan nasihat, diam pun bisa dikasuskan Zaman sosial media memungkinkan mereka yang sedikit di kenyataan, jadi dominan di dunia maya. Sebab yang benar tak banyak yang bersuara, jadilah yang salah berkuasa Namun dakwah memang selalu begitu, melawan status quo yang sudah nyaman dengan keuntungan yang dia dapatkan dari kedzaliman, keserakahan dan ketidakadilan Maka siapapun yang dirasa ingin menganggu kekuasaannya, atau mengancam kelanggengannya, dianggap ancaman, harus ditumpas, apapun harganya, apapun caranya Media mainstream bisa dikendalikan, survei bisa dibayar, citra bisa dibentuk, jangankan jadi manusia terbaik, jadi dewa pun bisa, bahkan gantikan Tuhan juga tak apa Dengan semua kekuatan itu, dakwah ingin dibungkam. Mereka baru ridha saat para pengemban dakwah tak lagi bicara Islam, lalu mengelu-elukan dan menyembah mereka Tapi bagi sesiapa yan

Dirimu Saat Mati

Kita tak bisa memilih lahir dimana, dalam kondisi seperti apa, dari keluarga yang mana. Tapi kita bisa memilih ingin diingat sebagai apa dan siapa saat kita mati Seseorang akan dimatikan sesuai dengan kebiasaan hidupnya, itu peribahasa yang kita tahu. Artinya, apa yang paling sering kita lakukan dalam hidup, itu nilai mati kita Bila sebagian besar hidup kita habiskan untuk mengajar, maka kita akan dikenal sebagai guru saat kita mati. Bila kita habiskan waktu untuk main, kita mati sebagai gamers Maka perhatikan saja, apa yang paling sering kita lakukan semasa hidup? Apa yang paling sering kita ucapkan, atau yang kita perjuangkan hampir sebagian besar waktu? Boleh jadi kita menganggap diri kita seorang seniman, hanya sehari-hari kita lebih banyak berdagang, maka jangan heran bila kita mati, kita lebih diingat sebagai pedagang Seharusnya seorang pengemban dakwah disibukkan lebih banyak oleh menyeru manusia pada Islam, bila tidak belajar, bila tidak mengajar, segala tentang kebaikan

Pendakwah dan Penguasa

Setahu saya, banyak kisah Nabi di dalam Al-Qur'an berurusan dengan penguasa di masanya. Kecuali ya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, karena mereka penguasanya Pelajarannya, ketika Allah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk suatu kaum, membenahi mereka dengan hukum Allah, maka yang biasa merasa terganggu adalah penguasa Sebab mereka khawatir, saat cahaya kebenaran tampak, maka ketidakadilan akan terlihat jelas, kedzaliman mereka terancam sirna, dan kekuasaan mereka merasa terancam Saat itu terjadi, biasanya akan ada propaganda, deraan, atau pemboikotan yang dilakukan oleh penguasa yang ada. itu terjadi pada Ibrahim, Musa, Isa, dan Rasulullah Muhammad Kita juga tahu, Allah takkan membiarkan kedzaliman terjadi, sebab itu diturunkanlah Nabi dan Rasul untuk meluruskan manusia dan perilakunya, menuju keluhuran fitrah Tapi bukankah Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir? Lalu siapa yang membenahi ummat saat sudah tidak lagi ada Nabi dan Rasul yang membawa risalah dan dakwah? Karena itulah

Relawan Muda Menjadi Titik Episentrum Pelopor Sebaya

Gambar
Relawan menjadi penggerak lahirnya kemanusiaan. Kultur kerelaan tak berbatas menjadi tombak peradaban, bagaimana setiap jiwa harus paham bahwa berbagi tak memandang jenis begitu juga etnis. Relawan tak mengenal belas kasih tapi taat mengabdi, relawan juga tak lupa pada regenerasi agar penerus-penerus selanjutnya tetap awet dan paham akan kemanusiaan yang tak pilih kasih. Maka, lahirlah relawan muda. Titiknya ada pada setiap pelajar yang dihatinya ada ruh senasib dan sepenangungan. Relawan tak berkisar anak raja yang terjamin sepanjang masa, tapi hati yang putih nan suci menggambarkan kedamaian untuk melipurlarakan kesengsararaan. Relawan muda juga seperti tak  darah yang membutuhkan homoglobin dan diukur oleh distole, tapi relawan siap menjadi penjaga ketika ada satu titik merasa kekurangan. Sejarah mencatat mengapa Henry Dunant bisa  kita kenang hingga hari ini, dan mendapat gelar Bapak Palang Merah Dunia. Dunant hanya ditampar oleh rasa empati untuk menyelamatkan korban perang, se