SUNNAH SEDIRHAM SURGA

Adalah sebuah kisah yang dicantumkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari dengan sanad yang baik. Satu Dirham Surga, Imam Abu Dawud Rahimahullaahu Saat itu beliau sedang berada diatas perahu penyeberangan sungai Dajlah. Berbekal 1 dirham disakunya, beliau, Abu Dawud menyisiri sungai dan berihlah untuk mengumpulkan hadist Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam Saat perahu mulai berlabuh, salah seorang dipinggiran sungai bersin dan berkata, 'Alhamdulillaah.', segala puji bagi Allaah Mendengar itu pun, Abu Dawud berkata kepada pengemudi kapal, "Pinggirkan perahunya sebentar." "Tidak bisa, itu akan mengganggu perjalanan." "Pingirkanlah, ini hanya sebentar. Sebentar saja." "Tidak boleh. Tidak." Beliau merogoh sakunya dan mengambil uang satu dirham yang menyempil sendirian disana sembari berkata, "Pinggirkanlah perahunya sebentar." Sang pengemudi akhirnya mengiyakan permintaan Abu Dawud. Sesampainya di pinggiran sungai, beliau menjawab do'a orang yang bersin tersebut, 'Yarhamukallaah.' Sontak, semua terkejut. Tak terkecuali orang yang bersin, 'ada orang turun dari perahu hanya untuk mendo'akanku?', barangkali itu yang terlintas dalam fikirannya. Karena mendengar ada yang mendo'akan, ia pun menjawab; 'Yahdikumullaah wa yuslihu baalakum.' Abu Dawud kembali naik ke perahu, semua berkata, "Kamu turun? Kamu rela bayar 1 dirham hanya untuk menjawab orang yang bersin?" "Yaa.." Jawab Sang Imam. "Mengapa? Kenapa kamu melakukan itu?" "La Allaahu ayakunna min mujabidda'wah, Moga-moga, dia adalah orang yang didengarkan do'a nya oleh Allaah, dan do'a nga dikabulkan ketika mendo'akan balik kepadaku." Selang beberapa waktu tatkala perahu melaju, Allaah memberikan karomahNya. Semua orang terkecuali pengemudi pun tertidur. Semua orang bermimpi yang sama. Namun sebangunnya mereka dari tidur, tidak ada yang mau bercerita kepada siapapun. Sampailah saat Abu Dawud turun, salah satu dari mereka bertanya, "Siapa itu yang turun tadi namanya?" "Abu Dawud." "Sungguh, tadi aku bermimpi, didalam mimpiku Allaah berkata bahwa Dia meridhoimu, Dia meridhoi satu dirham yang kau bayarkan untuk melaksanakan sunnah Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam." Mendengar itu, semua penumpang akhirnya saling berbicara, "Ketahuilah, sesungguhnya kita semua bermimpi yang sama." Allaahu Akbar. Maha Besar Allaah, dan Maha Teliti Allaah dalam memperhitungkan setiap amalan-amalan yang dilakukan para hamba-Nya. Saya dibuat merinding mendengarkan kisah ini, awalnya saya bertanya-tanya ketika membaca sebuah judul buku karya Ust. Salim A. Fillah hafizhahullaahu, 'Sunnah Sedirham Surga, why?' Ternyata jawabannya saya temukan dalam kajian yang disampaikan Ust. Oemar Mita Hafizhalullaah, dalam judul Sabarkanlah Jiwaku Satu dirham Abu Dawud sebagai wujud keutamaan sunnah. Ternyata mampu membeli surga Allaah yang menjadi harapan setiap insan. Sekarang, masihkah enggan menerapkan sunnah? "Ah, sunnah kan dikerjakan dapat pahala, nggak dikerjakan juga gakpapa. Gak berdosa. Jadi apa salahnya kalau nggak mengerjakan?" Iya, benar. Tapi apakah kita tidak terketuk hatinya mendengarkan perkataan yang disampaikan oleh Imam Malik, bahwa, 'Assunnatus safinatun Nuhin' Sunnah itu kapalnya Nabi Nuh, siapa yang mau naik dia akan selamat, siapa yang nggak mau naik, dia nggak mau selamat Jadi, jangan pernah menyepelekan sunnah, apalagi mencela mereka yang mengerjakannya. Kuy, kita mulai dari hal-hal kecil. Makan pakai tangan kanan, menyapu tempat tidur sebelum tidur, masuk kamar mandi pakai kaki kiri dan banyak lagi. Terutama sunnah dalam kisah ini. Mendo'akan seseorang ketika ia bersin. Semoga.. Kita semua mampu beribrah pada Kekisah, berteladan pada pemegang warisan. #AviliaArmiani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup