Adab
Bagian terpenting dari nilai-nilai kebaikan dalam hal berinteraksi dengan orang lain yang ada ditengah-tengah kita tapi semakin terkikis adalah adab. Adab ini tidak hanya membahas tentang perliku, tapi juga perkataan, juga hal-hal lainnya.
Dalam menjalani kehidupan sosial, perilaku kita sendiri tidak hanya berdampak pada diri sendiri. Tapi juga ke lingkup yang lebih besar. Dalam hubungan langsung apalagi. Kita tidak bisa berbuat seenaknya, sekenanya, sekeinginan kita di tengah-tengah banyak orang. Bahkan sekalipun kita sendirian, sebenarnya.
Dan sekarang, hubungan kita dengan banyak orang semakin luas akibat adanya media sosial. Dan perilaku kita di media sosial pun ada adabnya. Sama seperti kita berhubungan langsung dengan tetangga, dengan orang-orang yang kita temui secara langsung.
Kita merasa media sosial itu adalah urusan pribadi. Benar, itu adalah urusan pribadi tapi urusan itu berada dalam sebuah komunitas yang besar. Kecuali kamu membuatnya rahasia, tanpa pengikut, juga tanpa mengikuti siapapun. Seperti sebuah blog rahasia yang berisi tulisan-tulisan yang tidak ingin dibaca orang lain.
Tapi tidak dengan instagram dsb. Ia terbuka, ia menjadi milik publik. Dan banyak sekali adab yang hilang disana. Adab untuk santun, ada untuk menjaga nilai-nilai baik yg ada ditengah masyarakat, adab dalam berkata/menulis baik di caption atau dikomentar, dsb.
Kadang, membayangkan contoh nyata yang bisa direkam untuk menjadi tauladan yang baik, menjadi contoh ketika mengajar anak-anak, memberi gambaran yang bisa dilihat secara langsung tentang kebaikan-kebaikan. Seketika runtuh kala dihadapkan pada kondisi yang ada. Aku khawatir tidak ada yang bersisa untuk menjadi contoh nilai-nilai yang bisa dilihat secara indera, yang bisa diteladani, oleh anak-anak yang setiap hari aku ajarkan kebaikan. Tapi ketika mereka pulang, mereka dirisak oleh televisi, gadget, dan orang-orang yang sedang memegangnya dimana-mana, seolah-olah memberi contoh.
©kurniawangunadi |
Komentar
Posting Komentar