Nama yang Tepat

Apa nama yang tepat untuk menggambarkan perasaanmu kala jalan yang kamu tempuh ternyata ujungnya adalah ini bukan “jalanmu”? Saat kita berjuang untuk sesuatu, mati-matian, bersungguh-sungguh, berpeluh, berdoa, sekuat tenaga. Dan ujung dari perjuanganmu adalah kamu tidak mendapatkan apa yang kamu perjuangkan. Kecewa? Marah? Kesal? Mengutuk? Apakah nama yang tepat untuk perasaanmu kala itu? Dan sebenarnya, saat kita membuat pilihan atas jalan yang terbentang di depan mata. Kita sudah memilih takdir di ujungnya. Dan setiap jalan itu, sudah menyajikan pembelajaran yang beraneka rupa. Usahamu ketika menempuhnya itulah yang membuat pembelajaran dan hikmah itu bisa kamu miliki. Karena memang perjuangan tidak pernah menjanjikan bahwa apa yang diperjuangkan akan menjadi milik. Disitulah letaknya, ikhlas sejak awal. Kamu menyukai dan berniat memperjuangkan. Sejak awal kamu sudah harus ikhlas bila akhir perjuanganmu, ternyata ia menjadi takdir orang lain. Kamu ingin meraih suatu pekerjaan dan berniat memperjuangkannya. Sejak awal, keikhlasan bahwa pekerjaan itu mungkin bukan jalan untukmu harus sudah hadir sejak awal. Kita mungkin bisa memaksakan kehendak, tapi itu merusak keseimbangan hidup. Kamu bisa saja memaksa seseorang dengan berbagai cara untuk menjadi milikmu, bisa saja dengan berbagai cara untuk meraih sebuah pekerjaan entah dengan suap dan sebagainya. Akan tetapi, kamu mungkin tahu bahwa itu tidak akan membuat segala sesuatunya lebih baik. Aku sendiri tidak tahu nama yang tepat untuk urusan-urusan seperti ini, tapi aku bisa merasakannya. Perasaan tatkala aku tahu hasil dari perjuanganku ternyata seperti itu. Dan karena hal-hal seperti itulah, aku tahu bagaimana rasa ikhlas itu seperti apa, memang tidak pernah bisa didefinisikan. ©kurniawangunadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup