Lelaki Hebat
"Suatu saat, Nak. Kamu akan mengerti."
Ayah meletakan secangkir kopi miliknya. Dan Risang masih mengayun-ayunkan kedua kakinya.
"Tapi, Pah. Mengapa harus suatu saat nanti?"
Risang mendongakan kepala dan menatap sang Ayah yang melingkarkan tangan kirinya dipundak Risang.
Ayahnya tersenyum.
"Suatu saat nak, saat usiamu beranjak, saat kepingan-kepingan puzzle kehidupan mulai tersusun satu persatu. Membuka setiap kotak-kotak yang menuntutmu mengerti sebuah arti pertanggung jawaban. Papah tahu, kelak, anak Papah akan menjadi seorang lelaki yang hebat."
Risang memandang kedepan, lalu kembali menatap ayahnya.
"Memang, laki-laki yang hebat itu, lelaki yang bagaimana, Pah?"
"Laki-laki yang memprioritaskan segala hal Fiisabilillah, setelah itu yang menjunjung tinggi harkat dan martabat Ibumu, lalu mencarikannya seorang anak perempuan yang dilain waktu akan menjagamu. Dan satu, yang mencintai dan menjaga mereka sepenuh hatimu. Itulah, lelaki yang hebat, Nak."
Komentar
Posting Komentar