Siapa pun kamu

Kamu, SIAPApun kamu yang kelak akan datang dengan iman menemui kedua orangtuaku. Ketahuilah, keberanianmu sudah cukup

Jika orang-orang akan berkata aku bercanda dan aku berbohong ketika mengatakan aku membutuhkanmu sebagai imam dan bukan kekayaanmu yang membahagiakan,

Percayalah...bahwa aku mengatakannya dengan penuh keikhlasan. Dengan penuh pengharapan bahwa Allah akan menurunkan ridho-Nya kepada dua hati yang akan bertemu dan berpaut karena-Nya

Aku menauladani Khadijah yang mencintai Rasulullah (shallallahu alayhi wa sallam) dengan kesempurnaan cinta diatas cinta-Nya
Aku menauladani Fatimah yang mencintai Ali dengan kebesaran hati membangun keluarga yang begitu sederhana diatas muka bumi

Taukah kamu? Karena kesabaran dan keikhlasan mereka kepada Rabb-Nya,
Mereka begitu mulia dan senantiasa didoakan malaikat-malaikatNya. Menghiasi langit, dan menjadi hamba-Nya yang begitu dirindukan kehadirannya.

Mereka bagaikan bintang yang bersinar didalam kegelapan. Bagaikan cahaya yang selalu menerangi sudut-sudut ruangan一yang apalah artinya jika mewah namun didalamnya gelap dan tidak memiliki Pencerah.

Tidakkah, kita terketuk hatinya, ber-panut-kan mereka dan tertarik untuk ikut menjadi pilar-pilar cinta yang diridhoi-Nya?

Kamu, SIAPApun kamu nantinya
Cinta adalah titipan,
Rindu jugalah titipan,
Begitu pula pangkat dan jabatan,
Kedudukan, kehormatan, dan setiap hal yang bersifat keduniawi-an,
Semua itu, hanyalah titipan

Untuk menemuiku, tidak perlu menjadi Qorun. Karena, sekaya-kayanya dia. Diapun tenggelam
Tidak pula harus seberkuasa Fir'aun. Karena pada akhirnya, kesombongan lah yang membutakan dadanya

Cukup, keberanianmu sudah cukup. Perihal jawaban dan keyakinan, biarlah Allah yang menentukan.
Biarlah Allah yang menjadi penentu lewat lembut-lembutnya do'a istikharah. Kamu yakin, kan? Allah lah sebaik-baiknya pemilik hati setiap hamba-Nya?

Kamu, SIAPApun kamu. Tidak perlu takut pada tuntutan dunia, yaa.. Sebab Allah, Maha Kaya.
:)

yang (masih) dalam perbaikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup