Perihal Menikah

Bukankah menikah bukan lomba lari? Menikah bukan sekedar ‘saya terima nikahnya, dan sah.’ saja. Ada tanggung jawab yang besar untuk itu, ada ilmu-ilmu yang harus dimiliki setelah itu. Apalagi, menjadi seorang istri, kita harus benar-benar meluaskan jiwa juga tutur kata. Melatih diri agar mampu menauladani Khadijah Radhiyallaahu anha juga para Ummul Mukminin yang menjadi sebuah rumah paling nyaman untuk semua penghuninya

Menikah juga bukan perihal ‘apakah sudah ada tambatan hati atau belum’. Bukankah seseorang juga akan tetap bisa menikah meskipun belum pernah bertemu sebelumnya? Bukankah dua insan tetap dapat membina rumah tangga meskipun tiada cinta diantara mereka sebelumnya? Sebuah cinta yang diikrarkan untuk Allaah, aku kira.. rasa itu pun akan tumbuh oleh dan karena Allaah. Sebab, tidak mungkin tidak, bagi kedua hati yang saling mencintai Tuhan-nya akan bertemu pun karena Tuhan mereka

Seperti apa yang dikatakan Imam Nawawi, ‘Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu.’

Jadi saat pertemuan itu tiba, insyaa Allaah, sebab agama-nya lah aku jatuh cinta.

@catatanmusafir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup