Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Menata Desember

Desember penghujung perjalanan dua belas bulan telah tiba, Banyak doa yang telah terpanjatkan Atas harapan-harapan yang belum tersuguhkan, Dan musim hujan datang membersamainya, Aroma khas dedaunan gugur, ranting-ranting bermuara riang, Gemuruh hujan, tetesan air berisik meredam suara, Membuat genangan sekaligus kenangan november yang telah lalu, November yang datang terlalu sebentar dan meninggalkanku gemetar, Terjebak diantara genangan bening, Mengalir dari genteng berkarat, Meranggas dari gugus kalbu, Menganak sungai, Menghulu diujung jemariku, Rinai rindu merah jambunya hati, saat raga bermandi peluh yang gigilkan tubuh dan rasa kita, Pekat menjamah dengan tenang, Tersadar dengan gelap dan ku rajut di penghujung purnama, Jangan hidup dalam kesedihan, Jangan larut dalam kehilangan, Berbahagialah hati, Berdamailah, November pamit menawarkan tabah yang begitu lembut ditiap hembus angin senja sorenya, Anggun lalu berjanji akan kembali, Dan rela kehilangan bulir k

Pasrahan November

November minggu keempat ini menyakitkan, Seperti senja yang disinsing hujan, Daun-daun berguguran ditiadakan oleh angin menjelma tanah purba, Perasaan kalang kabut hingga senja memutuskan untuk terlelap, Digantikan gulita; Dan kau datang sebagai penghujan, Pada temaram rasa yang ku pendam, Ku namakan ia takdir yang memisahkan dan menyatukan, Jika rasa ini harus seperti mars dan venus yang tak dapat bertemu di orbit yang sama, Maka kubiarkan bayangmu menggantung diatas bongkahan rasa yang kupendam, Sepasrah ranting yang tetap berdiri meski angin menjatuhkan daun-daunnya, Seikhlas dedaunan membusukkan diri untuk membuat tuannya menumbuhkan daun yang baru, Aku bukan pemahir yang seketika menyulap ada dan meniadakan rasa, Bukan pula penyembunyi peduli yang luar biasa, Apalagi perihal peredam rindu dan penulis rasa yang jitu, Aku hanyalah salah satu dari kumpulan dedaunan yang berawal dari kuncup, Menghijau lalu menguning, Hingga jatuh dan mengering, Setelah mengartikan ka

Sastra dan Senja

Mengumpamakan sastra dan senja, nyatanya mereka hampir sama. Ada orang-orang yang dibuat jatuh cinta ada pula yang hanya memberi perasaan iba. Katanya, sastra dan senja hanya untuk mereka yang cengeng dan manja. | Bagiku, sama sekali tidak. Justru, keduanya menjadi media penguat yang disediakan oleh Allah untuk hamba-hambaNya. - Sastra dan senja, keduanya hadir dalam sudut pandang yang berbeda. Jika pada sastra kau mampu berbicara, pada senja kau akan dibuat diam tanpa kata. Namun tetap pada satu satuan makna; 'kelapangan menghadapi apa-apa yang disuguhkan oleh semesta一Ialah benci yang dileburkan, lara yang dibiaskan juga syukur yang dilambungkan. | Jika tetap ada orang yang tak suka pada caramu mengolah asa, tak mengapa. Penilaian mereka hanya sebatas lidah mereka. Jika kau gagal dalam cita-citamu, apa mereka lantas bertanggungjawab atas kepedihanmu? Jawabannya, Tidak. - Satu kali lagi, Menjadilah seperti sastra dan senja, meskipun ada saja orang-orang yang tak menyukai mer

Pada November dan Senja

30 hari di bulan November, semua rasa berkecamuk menyambuk luka-luka dan bahagia. Tak ku saksikan senja hari ini, ia tertutup awan mendung yang menghantarkan hujan turun dengan derasnya, Mungkin saja senja dan hujan paham akan perasaan november yang akan berlalu, Akan kah bahagia? Akan kah terluka ? atau mungkinkah semuanya akan kembali di bulan yang baru, Desember, Penghujung bulan, Semoga semuanya akan baik-baik saja, Lebih dari itu aku ingin menetap dan tinggal bersama november, Di mana hari-harinya mengotak-ngatik perasaan, Dan pemiliknya tak pernah paham, Bahkan hingga november pergi, Senja dan hujan saling menutupi, Tak pernah bisa menyatu, Mungkinkah kita seperti itu ? Jika ia, tak mengapa Biarkan november hanya menjadi pengantar langkahmu menuju kekasih senja seutuhnya, Dan aku biarkan tetap disini, Sebab langkah-langkahku telah ikhlas, Sebab mencintaimu tak pernah sebercanda itu, Dan aku hanya perlu memintamu pada pemilikmu ialah Allah Allah,Allah dan Al

Untukku dan Untukmu

[Inilah, yang pertama untukku. Kemudian kedua untukmu] . "...bahkan sebelum dirimu dipertemukan dengannya pun, tidak mudah bagimu membuka hati, bahkan sangat menjaga diri untuk tidak tersentuh lelaki yang bukan mahram. Dan mampu mengendalikan nafsu untuk tidak memperlihatkan kecantikanmu kepada sembarang mata. 一M. Satria . Seharusnya bukan hanya kalimat "ya, saya mengerti." Untuk menerima kalimat ini. Akan tetapi, pahamilah semua itu dari dalam lubuk hati. Bahwa perempuan, bukan hanya fisikmu saja yang harus dijaga. Tapi, hatimu juga :) . Aku selalu kagum, kepada perempuan yang menjaga dirinya untuk tidak menampakkan kelebihan. Dia berilmu, namun tidak membuat orang lain terbodohi dengan ilmunya. Senyumnya teduh, bukan pada secarik wajah di linimasa, akan tetapi pada kesehariannya. Siapa yang disisinya, maka ia merasakan kebermanfaatan bersamanya. Sungguh, surga sebelum surga. Sampai bagian ini, kita mengerti, kan? Tanpa mereka menunjukkan一cahaya akan tetap bendera
Gambar

Menjaga dan Terjaga

Akan selalu ada laki-laki yang baik untuk perempuan yang senantiasa memperbaiki dirinya, pun akan selalu ada perempuan yang terjaga untuk laki-laki yang menjaga. . Jatuh cinta mudah bahkan tanpa diminta-minta dan kita berhak untuk mengendalikan perasaan cinta itu . Inilah hidup, inilah manusia dan inilah dunia. terdapat banyak hal yang selalu mampu didefinisikan oleh manusia, tetapi hati tetaplah raja. penentu atas segala pilihan . Maka, semoga Tuhan menjatuhcintakan saya pada ia yang senantiasa menjaga dirinya, menundukkan pandangannya, mengendalikan perasaannya dan ia yang tidak mudah menebarkan pesonanya pada perempuan-perempuan yang tidak memiliki hak atasnya, seberapa tinggi ilmu agamanya, seberapa mahir pun ia namun jika tidak mampu mengendalikan diri terhadap perempuan yang bukan mahram maka cinta hanya akan berubah menjadi perasaan yang di dalamnya ada syaitan yang telah siap menghasut . Semoga engkau selalu terjaga dan menjaga diri... Sebab aku tidak sekuat perempua

Melalui Sajak & Doa

Tidak akan istimewa sebuah jabat tangan jika sekarang pun kita telah lakukan, Tidak akan luar biasa sebuah pelukan jika sedari kini sudah kita berikan, Tidak akan bermanfaat sebuah perhatian, jika sekarang sudah saling kita lemparkan, Tidak akan bertahan lama sebuah cinta, jika sekarang sudah kita jalankan dengan cara yang Allah haramkan, Dan bersamamu sekarang bukan itu yang aku inginkan, Aku takut bahwa Allah cemburu karena aku menduakanNya, Meski harus menanti dalam waktu yang lebih lama lagi, tidak apa, tidak mengapa, Hatiku sanggup, Karena bersama denganmu harus dalam ketaatan, Tetaplah dalam penjagaan, Bukan untukku tetapi untuk dirimu sendiri, Janganlah lelah Yakinlah untuk sebuah penantian atas pertemuan yang indah pada waktunya, Tetaplah dalam penjagaan, Hingga kita dipertemukan dalam taat, Bersama berdua membangun bahtera rumah tangga, Jika nanti engkau melihat banyak kurang-kurangku, Jangan pergi tapi perbaiki aku, Atas segala bekal ilmu agama yang engkau a

Keteguhan Fajar

Kau begitu indah, tapi kau sembunyikan indah itu. Kau muncul di saat sebagian orang masih terlelap. Kau muncul di saat banyak manusia masih asyik dengan mimpinya. Bahkan, banyak dari mereka yang memakimu. Mengatakan bahwa kedatanganmu terlalu cepat. Mengatakan bahwa kau muncul tidak di waktu yang tepat.  Mereka bilang mereka masih ingin terlelap. Namun kau tetap pada pendirianmu, menampakan matahari, walaupun sudah terang-terangan mereka benci. Mereka tidak menyadari bahwa banyak hal indah yang kau titipkan pada pagi. Mereka tidak mengetahui bahwa keberkahan terselip di antara kabut tebalmu ini. Udaramu sejuk, bagus untuk di hirup. Langit yang masih sedikit gelap, namun bagus untuk ditatap. Seandainya mereka tau bahwa keindahanmu adalah nyata. Namun bagi mereka, bermain dalam mimpi adalah keindahan yang utama. Mereka bermalas-malasan padahal banyak yang harus dikerjakan.  Fajar, kau indah. Meskipun indahnya hanya sebebtar. Meskipun kehadirannya sering diabaikan. Tetaplah pada ketegu

Belajar dalam Kesederhanaan

"Alhaakumut takaatsur" (Kamu telah dilalaikan oleh kemewahan) : Tqs. At-Takaatsur : 1 . Khalifah Utsman bin Affan merupakan manusia yang paling dermawan dan kaya raya namun bagi utsman semua yang ia miliki hanyalah titipan. Utsman bin affan berdakwah melalui sedekah, membantu perjuangan nabi dan senantiasa membantu umat muslim yang sedang dalam kesulitan. Suatu hari umat muslim sedang mengalami kelaparan dan kehausan akibat kemarau berkepanjangan, Mengetahui hal tersebut Utsman Bin Affan segera mengirimkan seratus ekor unta dan pembekalan bagi umat muslim, beberapa sahabat mencoba membalas kebaikan beliau namun Utsman bin Affan menolak. Ia yakin bahwa Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Sungguh Khalifah Utsman bin Affan menjalani hidup sederhana di tengah kekayaannya yang berlimpah. . Kesederhanaan hidup merupakan kebalikan dari hidup bermegah-megahan atau beelebih-lebihan. kesederhanaan hidup inilah yang membuat hati terasah inda tenang tanpa kecemasan dan

Jalan Menuju Allah

"Jalan menuju Allah adalah jalan yang membuat Adam kelelahan, Nuh mengeluh, Ibrahim dilempar ke dalam api, Ismail dibentangkan untuk disembelih, Yusuf dijual dengan harga murah dan dipenjara selama beberapa tahun, Zakaria di gergaji, Yahya disembelih, Ayyub menderita penyakit, Daud menangis melebihi kadar semestinya, Isa berjalan sendirian dan Muhammad mendapat kefakiran dan berbagai gangguan. Sementara kita ingin menempuhnya  dengan bersantai ria dan bermain-main ? Demi Allah tidak akan pernah bisa terjadi." (Ibnul Qayyum al Jauziyah) . Bagaimana jika aku menjadi Siti sarah yang meskipun dalam hatinya terjadi badai topan yang dahsyat, begitu merindukan kehadiran seorang anak beliau tetap memiliki keteguhan jiwa, kesabaran dan keyakinan yang kuat. . Bagaimana jika aku menjadi Siti hajar, entah apa yang akan aku lakukan jika aku ditinggalkan di luasnya padang tandus bersama seorang anak yang harus aku pastikan ia tercukupi makan dan minumnya, . Jika aku menjadi fatimah,

Gadis jaman now

Tawa renyah, pipi bersemu merah, senyum tersipu malu-malu.. Masihkah? Masih seperti inikah gambaran gadis-gadis masa kini? Anak-anak polos yang kini berubah menjadi liar, tidak peduli, tidak takut, dan tidak malu ketika bercampur baur dengan laki-laki bukan mahram. Orang tua yang bangga anak gadisnya memiliki pergaulan luas, tidak peduli dengan laki-laki ataupun perempuan, punya pacar dianggap suatu prestasi. Ketika anak gadis mereka dijemput dan diantar lawan jenis yang bukan mahramnya, mereka malah berpesan, “Tolong jagakan anak saya ya.” Tidakkah mereka sadar anak mereka dititipkan kepada “macan”, yang siap menerkam kapan saja. Apalagi jelas setan tidak akan tinggal diam melihat hal ini. Jangan sampai kalian menyesal ketika telah muncul “penanda dosa” berupa cucu yang belum kalian rencanakan, bahkan kematian anak perempuan kalian karena komplikasi melahirkan yang tidak aman atau karena akibat aborsi. مَنْ بُـلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ شَيْئًا فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ

Kamu dan Ketatapan

Pada lembar senja berikutnya semoga memang kamu lah orangnya laki-laki yang berhasil merebut debar jantung yang kian lama menghantam raga hingga pejam mata membuatnya tenang dan rindu membuatnya berdamai pada jarak, lagi-lagi jarak dan kita saling bungkam tanpa tahu harus berlabuh kapan, Pada jalan dan mimpi kita masing-masing, Entah bagaimana rasa dapat tumbuh secepat ini, Hingga lama mengendap di dasar hati, Sejak hari itu kamu tak pernah keluar dari memoriku, Jika aku bukanlah sosok perempuan yang engkau standarkan, Maka biarkan pula aku meyakinkan perasaanku apakah benar-benar ingin bersama atau hanya rasa kagum semata, Jika dalam ikhtiarmu kau temukan aku, maka datanglah beranda pintu rumahku selalu terbuka untuk menyambutmu dengan legah, Namun jika dalam perjalanan nanti ternyata bukan aku orangnya, Tidak mengapa Bahagiaku adalah bahagiamu Jauh hingga hari ini rasaku telah ikhlas dan tugasku adalah menunggu Siapa pun yang kelak bersanding dengan perempuan mela

Ruang Kita

Aku menunggu waktu dimana jarak diantara kita hanya sebatas hitungan sentimeter saja. Aku menunggu waktu dimana untuk memandangimu aku bisa melakukannya kapan saja. Aku menunggu waktu dimana untuk memelukmu telah menjadi sesuatu yang kubisa. Aku menunggu waktu dimana segala keperluanmu aku yang mengurusnya. Aku menunggu waktu dimana cerita-ceritamu sepanjang hari hanya kepadaku kamu membaginya.  Aku menunggu waktu itu tiba. Teruntuk seseorang yang sosoknya tidak pernah lepas dari doa, semoga cinta yang selama ini kita jaga, terjaga oleh semesta, tumbuh menjadi cinta yang diridhoi Allah, yang memeluk kita dengan takdir yang menyatukan. Sesulit apapun kita, sabarmu dan sabarku semoga terus bisa menguatkannya. Pun doa-doa, melangit memeluk segala harapan dan semoga yang di dalamnya ada amin kita bersama. Kuharap kau tetap seperti itu.  Tak perlu mengatakan apapun untuk menjelaskan semua semoga yang ada di hatimu, matamu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan kedalaman rasa yang kau

Intuisi Perasaan : Pada Senja Kemarin Sore

Pada senja kemarin sore Jauh sebelum ini sajak-sajakku telah tertulis pada Tuan yang tak bernama ku sebut saja 'Kamu' Kamu yang maya Hanya nyata dalam tulisan yang ku cipta sendirian November kembali berkisah pada rasa  Dan temu yang tak sengaja Kita dan Kata mungkin hanyalah pinta yang saling mengharapkan dalam doa Pada setiap pertemuan, Perpisahan selalu menjadi yang paling terluka, Hingga darah naik pitam dan menghantam, Itulah kita yang hanya bisa berpasrah pada rasa yang belum terjabarkan, Meski diantara kita mengerti, Akan perasaan sendirian, Namun diantara kita pun tak mampu berucap dan pada akhirnya kembali menjadi orang asing, Tak saling mengenal, Tak pula saling mengabari, Sebab diantara kita percaya bahwa Allah punya JalanNya untuk menyatukan, Pada mu senja kemarin sore, Maafkan atas rindu (ku) yang tak berkesudahan, Meski telah beberapa kali hati berpasrah dan berkata 'Ikhlas' namun lagi-lagi aku menyerah dan selamat kamu berhasil memberi

Mensyukuri Kehilangan

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan bole jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." [Tqs.Al-baqarah : 216] . Setiap manusia yang terlahir di dunia kemudian mendewasa mungkin saja pernah atau bahkan seringkali merasa takut kehilangan sesuatu dan seseorang di dunia ini. . Rasa takut itulah yang mungkin membuat kita lupa dan tidak percaya bahwa apapun yang ada di dunia ini adalah cara Allah menegur rasa syukur kita. . Apa pun yang terjadi, tetaplah bersyukur. bahwa Allah akan mengganti dengan yang lebih baik

Rasa Meresah dan Pasrah

Jejak mendung di minggu akhir november masih sama, hujan disetiap senjanya Duga-dugaan yang membawa keraguan Rasanya butuh menghela napas sejenak bukannya lelah, hanya saja sesak memenuhi rongga dada . Pada daun-daun gugur pada ketiadaan pada kepergian mengajarkan bahwa diri akan baik-baik saja, pada rasa yang kian meresah Aku pernah mengharapkanmu untuk hidup dalam duniaku, Namun Allah tak restu kita harus bergegas untuk mengikhlaskan, . Aku malu, rasaku kian meresah, menyiksa dan sangat tersiksa, Bimbang, menyerah dan pasrah Haruskah aku berhenti menyelesaikan rasa ? Menghilangkan tentang dirimu, Menahan hati untuk tetap tenang Kadang rasa memang perlu diabaikan agar tak meledakkan diri dan berujung hancur . Kuat-kuat sayang... Hatimu tak selalu kuat menahan sakitnya jatuh bangun dan pegalnya berharap, Ingatlah, bahwa kadang kita butuh sakit yang teramat untuk bahagia yang teramat pula, . 'Cintaku tumbuh bukan jatuh' Lisan dan perasaan tak selamanya b

Jaga Hati Baik-Baik

Pada setiap aksara yang indah, bagiku sajak adalah kekasih, Bersua dengan kegamangan senja, rintik hujan, rindu yang nanar, merobek-robek luka yang kucipta sendirian.  itu menyenangkan sepaket dengan kesabaran. Terkadang manusia suka lupa, bahwa adalah tempat pengharapan yang paling indah. ialah Allah. Bukan manusia, maka ketika tercipta rasa kecewa pada makhlukNya itu bukan lagi masalah. Perlu hati yang luas untuk memaafkan bukan ? Karena kemenangan adalah memaafkan. Setiap tulisan dari ketikan jari tangan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban, Itulah pada tulisan kali ini, aku berhenti menulis tentang siapa Tuan yang akan kelak membersamaiku, Pada senja november, hujan membawa rindu dan di sebagian tulisanku esok tak akan kamu temui itu. Bukan karena tak ingin, bukan pula sebab patah hati tapi lebih pada menjaga perasaan. Entah pada tulisan keberapa, maaf atas setiap harap yang tercipta ku harap kau paham bahwa hati perempuan tidak selamanya kuat. Kau juga harus menger

Tak Bersyarat

Apa pun yang mengganggu Anda adalah mengajarkan kesabaran Anda. Siapa pun yang meninggalkan Anda sedang mengajari Anda bagaimana cara berdiri di atas kedua kaki Anda sendiri. Apa pun yang membuat marah Anda mengajari Anda maaf dan belas kasihan. Apa pun yang memiliki kekuatan atas Anda adalah mengajari Anda bagaimana mengembalikan kekuatan Anda. Apa pun yang Anda benci adalah mengajari Anda cinta tanpa syarat. Apa pun yang Anda takuti adalah mengajari Anda keberanian untuk mengatasi rasa takut Anda. Apa pun yang tidak bisa Anda kendalikan adalah mengajari Anda bagaimana cara melepaskannya. . . . . . . . Sering kali kita merasa kecewa, marah atau sedih karena hal-hal tidak berubah seperti yang kita harapkan. Dan itu terjadi karena kita berharap terlalu banyak. Dalam kehidupan, hal-hal terjadi di luar apa yang bisa dibayangkan otak kita. Ini tidak terkendali dan bisa terasa tak tertahankan. Tapi semuanya akan baik-baik saja jika kita mempersiapkan diri untuk sesuatu yang bisa ter

Kamu, Temu dan Kuat

Baik-Baik, Kuat-kuat Sebelumnya kita tidak saling mengenal, aku baik-baik saja Setelah mengenalmu, aku juga tetap terbiasa dan selalu baik-baik saja Jika nanti tidak denganmu, aku yakin akan baik-baik saja, karena perasaan baikku ada dikalimat awal sebelum sejauh ini Aku pernah merasa sakit, pernah merasa sangat kecewa, pernah dipatahkan, bahkan pernah dianggap tidak ada dan bahkan aku sering menangis tersedu sedan disaat sendirian, aku sadar rasa sakitku karena aku tidak percaya pada diriku sendiri Perlahan, aku mulai terbiasa, menata remah-remah kesedihan karena pernah dihancurkan Perlahan, aku mulai menata hati, agar rasa sakitku tidak berbekas sedikitpun Karena menurutku, semakin banyak pinta akan semakin banyak sakitnya Aku mulai belajar dan meletakkan hati agar tetap berhati-hati Dan aku baru mengerti, pertemuan bukan hanya untuk bersatu tetapi untuk saling belajar menerima dan melepaskan sesuatu Ya Allah, terimakasih telah menyelesaikan segala kekhawatiranku

Senja Tak Bertuan

Senjaku hilang dan lagi-lagi menyisakan rindu yang mendalam, Menatap nanar langit jingga, Berteman sepi dan nyiur ombak kecil yang merayuku untuk tetap 'menunggu dan bersabar'

Padamu Tulisan Paling Romantis

Sebelum kita dipertemukan, Sebelum kita di izinkan untuk saling jatuh cinta, Doa-doa kita telah lebih dulu saling menjatuhkan, Agar pertemuan kelak adalah suatu hal yang baik, Meski bukan untuk saat ini, Aku ingin menjadi sebuah ada Pada genggaman jarimu, Tempatmu pulang saat peluhmu, Tempatmu bersandar saat lelahmu, Tempatmu berbagi cerita akan peliknya hidup, Tempatmu menjadi pelukan terhangat setelah ibumu, Denganmu aku ingin menikmati rona senja berdua,  Menyiapkan segala keperluanmu, Pakaianmu, Sarapanmu dan secangkir teh atau kopi pada banyak pagi, Tempatmu melelapkan tidur di pangkuanku, Dan kita sama-sama saling belajar, Perihal pertemuan, Perihal ketaatan, Perihal sabar, dan Perihal Rumah Tangga, Nanti jika kau temukan aku tak sempurna pada tulisanku ini, Kumohon jangan pergi, Tetaplah disini, Menjadi laki-laki kedua setelah Ayahku, Yang menyayangiku tanpa syarat, . Padamu laki-laki yang masih kunamakan kamu Semoga harimu baik, Sabarlah sayang, ini h

Senja Tak Bertuan

Senjaku hilang dan lagi-lagi menyisakan rindu yang mendalam, Menatap nanar langit jingga, Berteman sepi dan nyiur ombak kecil yang merayuku untuk tetap 'menunggu dan bersabar'

Sumber Energi Dakwah

Anugerah terbesar yang pernah saya dapatkan sebagai manusia sampai saat ini, adalah mengenal Islam. Selepasnya, Islam memberikan saya cinta dan yang dicintai Islam memberi warna di tiap masa, arti di setiap hari. Cinta yang Allah berikan saat bersyahadat itulah yang menjaga saya tetap istiqamah di jalan dakwah, walau berliku-liku Saya manusia, punya rasa khawatir dan takut, bisa mengeluh juga bisa futur, memiliki rasa kesal dan sebal, ada amarah dan kadang lelah saat dihadapkan ujian Tapi dibandingkan kehilangan Islam dan dakwah, bagi saya itu jauh lebih mengerikan ketimbang apapun. Karena dakwah adalah pelipur lara, penghilang duka, yang bawa bahagia Sebab cinta kita berdakwah, mencintai Allah dan mencintai pula makhluknya. Saat pertama menapaki jalan dakwah, saya pun paham bahwa jalan yang saya pilih tak mudah Rasulullah Muhammad sudah membuktikan, tak kurang pula kisah para Nabi yang diceritakan. Dakwah ini banyak sekali halangannya, dari luar ataupun penyakit hati sendiri Tap

Menggenggam Tabah

Ini tentangku si melankolis Menyiksa diri, Menangisi sepi, Memendam kecewa, Merobek luka-luka yang kucipta sendiri, Mengharapkanmu untuk menjadi bagian takdir itu pelik, Dan aku tahu diri, Mencintaimu juga harus sadar diri, Bahwa ada kepantasan yang belum kumiliki, Sedang kamu selalu berada dijalur baik, Sementara usahaku untuk menshalihkan diri sangatlah kecil, Andai Allah tak izinkan kita bertemu pada satu titik yang sama, Hari ini aku merelakaan, Untuk menyiapkan kepantasan, Jika pun bukan denganku, barangkali di tali tasbih lain ada yang sedang memperjuangkanmu lebih dariku, Bulan sebelas minggu kedua Aku belajar Bahwa ada banyak segala pinta namun tak harus terpenuhi Karena mencintai tanpa restuNya pun akan sia-sia,

Pamit

Setengah november Antara senja kota daeng Jarak menjadi andil untuk sebuah temu tak berkesudahan Dan kabar bahagianya Kita harus merayu Sang Maha Cinta Agar kelak kita menjadi sepasang Ayah dan Ibu pada takdir yang sama Pada malam-malam panjang yang kita lalui bersama Maaf jika kau temukan aku tak sempurna yang kau kira Tidak ada yang benar-benar sempurna, bukan ? Dan itu adalah aku dariNya Dalam setiap rindu yang kita lalui sendirian Bersabarlah Tuan Ini hanya persoalan waktu Sampai jumpa pemilik suara teduh

Hujan November

Sepagi ini Hujan membuatku meradang Beratapkan langit dengan tanah basah Pada goresan pena Telah banyak sajak yang tercipta Hingga aku tak mampu memilih mana sajak terbaik dari yang terbaik Meski guratan senyummu terlalu asyik membaca tulisanku Entah aku perempuan keberapa yang kau berikan rasa yang sama Tenang Tenanglah Aku baik-baik saja Dan kau Kau memang istimewa Bukan dari paras namun hati menjatuhkan rasa lewat keimananmu Padamu Tuan Rinduku semakin kelam Rindu sendirian yang didiami olehmu Pada setiap kenyataan yang ku perjuangkan dalam doa Aku tahu Diluar sana kau pernah jatuh hati selain pada perempuan yang kini kau semogakan dalam doamu Dalam ketidaktahuanmu Dalam ketahuanmu Kubiarkan Allah yang selesaikan Karena apapun dari Allah adalah baik Kulepas, Kulepas agar aku ikhlas Seperti tanah kering ikhlas dibasahi hujan pagi ini . ~Tertanda dariku Perempuan yang mencipta jarak darimu

Si perempuan Akhir zaman

Aku bukanlah khadijah yang berani mengutarakan isi hatinya terlebih dahulu, Pun bukan aisyah yang pantas untuk di khitbah terlalu dini, karena bekal iman yang belum mencukupi, Aku hanyalah si perempuan akhir zaman yang sibuk berbenah mencoba memantaskan diri, . Bagaimana mungkin aku mencoba meminta jodoh terbaik kepada-Nya, sedangkan aku taat dalam kaffahpun masih setengah-setengah. . Bagaimana mungkin aku sibuk mencari sosok yang shalih sedangkan aku sendiri masih sering terlena dalam salah . Ingin ku pantaskan diriku layaknya Khadijah yang pemberani, juga layaknya Aisyah yang begitu taat kepada Ilahi . Namun bagaimanapun aku tetaplah seorang wanita akhir zaman, yang begitu mudah disinggahi fitnah dan terfitnah . Aku percaya Allah selalu lebih tau atas segala rasa yang ada . Begitupun aku yang mencoba menyerahkan diri, tanpa menyisakan secuil rasapun selain kepada-Nya . Aku tak ingin goyah, apalagi terlena. Biarkan aku sendiri dalam doa dan juga rasa yang tertunda, yan

Tidak Rupawan tapi Dirindukan Syurga

Rasulullaah dengan tangannya sendiri mengafani sang syahid. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menshalatkannya secara pribadi. Ketika kuburnya digali, Rasulullah duduk dan memangku jasad itu. Mengalasinya dengan kedua lengan beliau yang mulia. Bahkan pula beliau ikut turun ke lahatnya untuk membaringkan jenazahnya. Saat itulah, kalimat Sang Nabi untuk si mayit akan membuat iri semua makhluq hingga hari berbangkit. (jika kamu juga beriman, pasti juga terenyuh) " Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya." ... , Ya pada kalimat itu, tidakkan kita cemburu?? .... Siapakah dia yang syahid? Dialah Julaibib, yang buruk rupa, tak bernasab ,tak bersuku, cacat kemasyarakatan tak terampunkan... namun, Sang Nabi Shalallahualaihi wassalam adalah teladan pribadi surgawi, pembawa cinta bagi siapaapun yang layak menerimanya, terlebih ada mereka yang dunia memicingkan mata, menutup sebelah, teracuhkan ,yang tersisih, justru bagian darinya. Ma sya All

Intuisi

“Kau ciptakan sendu pada kelopak mataku, ia-kah kamu-mu? Ia-kah yang telah mengisi kotak pandoramu. Sayangnya, hadirku benar adalah maya. Menjumpaimupun aku tak pernah bisa. Namun mengapa rindu dan luka ini terasa begitu nyata. 一Aini kepada Yusuf.”

Kamu, Temu dan Kuat

Baik-Baik, Kuat-kuat Sebelumnya kita tidak saling mengenal, aku baik-baik saja Setelah mengenalmu, aku juga tetap terbiasa dan selalu baik-baik saja Jika nanti tidak denganmu, aku yakin akan baik-baik saja, karena perasaan baikku ada dikalimat awal sebelum sejauh ini Aku pernah merasa sakit, pernah merasa sangat kecewa, pernah dipatahkan, bahkan pernah dianggap tidak ada dan bahkan aku sering menangis tersedu sedan disaat sendirian, aku sadar rasa sakitku karena aku tidak percaya pada diriku sendiri Perlahan, aku mulai terbiasa, menata remah-remah kesedihan karena pernah dihancurkan Perlahan, aku mulai menata hati, agar rasa sakitku tidak berbekas sedikitpun Karena menurutku, semakin banyak pinta akan semakin banyak sakitnya Aku mulai belajar dan meletakkan hati agar tetap berhati-hati Dan aku baru mengerti, pertemuan bukan hanya untuk bersatu tetapi untuk saling belajar menerima dan melepaskan sesuatu Ya Allah, terimakasih telah menyelesaikan segala kekhawatiranku

Tak Bersyarat

Apa pun yang mengganggu Anda adalah mengajarkan kesabaran Anda. Siapa pun yang meninggalkan Anda sedang mengajari Anda bagaimana cara berdiri di atas kedua kaki Anda sendiri. Apa pun yang membuat marah Anda mengajari Anda maaf dan belas kasihan. Apa pun yang memiliki kekuatan atas Anda adalah mengajari Anda bagaimana mengembalikan kekuatan Anda. Apa pun yang Anda benci adalah mengajari Anda cinta tanpa syarat. Apa pun yang Anda takuti adalah mengajari Anda keberanian untuk mengatasi rasa takut Anda. Apa pun yang tidak bisa Anda kendalikan adalah mengajari Anda bagaimana cara melepaskannya. . . . . . . . Sering kali kita merasa kecewa, marah atau sedih karena hal-hal tidak berubah seperti yang kita harapkan. Dan itu terjadi karena kita berharap terlalu banyak. Dalam kehidupan, hal-hal terjadi di luar apa yang bisa dibayangkan otak kita. Ini tidak terkendali dan bisa terasa tak tertahankan. Tapi semuanya akan baik-baik saja jika kita mempersiapkan diri untuk sesuatu yang bisa ter

Perempuan Kuat

Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar Seperti kau tidak tahu cara menghargaiku dengan baik dan benar Yang kutahu, Allah Maha Pemaaf & menyukai kemaafan Usah khawatir, tanpa kau pinta aku telah memaafkanmu. Bukan untukmu, tapi untuk ketenangan hatiku. Untuk kedamaian hidupku. Jika kau pandai menajamkan pisau-pisaumu  untuk kemudian kau gunakan menikamku, maka aku tak cukup bodoh untuk menghindari tikamanmu. Berdarah sekalipun, aku masih sanggup bangkit. Karena pondasiku kuat. Aku tak pandai merangkai kata seperti yang kau lakukan untuk memukau orang-orang dengan karangan luar biasamu, namun aku pandai merangkai kepingan-kepingan hatiku untuk memaafkan. Karena kemenangan adalah memaafkan. . Terima kasih telah menjatuhkanku berkali-kali Terima kasih telah menjadikanku perempuan yang kuat atas izin Allah ♡

Jalan Dakwah

Cinta memang akan meminta semuanya dari dirimu. Seluruh hidup mu, seluruh fikiran mu dan juga perhatian mu. Cinta akan terus membayangi mu , hingga berjalan, duduk, dan tidurmu bahkan isi mimpimu. Cinta bahkan selalu memintamu memimpikan nya di tengah lelap tidur mu , menjadikannya doa doa yang selalu kau perbincangkan berdua dengan-Nya Cinta merelakan peluh mu, menyedut kekuatan pada diri mu, hingga tulang belulang mu , daging terakhir yang menempel di tubuh rentahmu, Tubuh yang luluh diseret-seret, Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari. Bagi para pencinta , tak ada yang lain selain berkorban demi Ia yang dicintai terlihat bahagia . Memang seperti itu, Salah satu diantara energi terbesar yang dimiliki seorang hamba dalam beramal soleh, Ialah Cinta . Karena Dakwah adalah Cinta

Standararisasi

Wajar kita berbeda. Standarmu dan standarku jelas jauh berbeda. Standarmu dunia pikirmu akhirat itu belakangan, Standarku akhirat dan Islam di atas segalanya. Jika seleramu hanya sebatas perempuan cantik yang cerdas dan punya materi, yaa bolelah. Seleraku high class. Laki-laki yg tdk gampangan. Gampang mengumbar sayang, menyatakan cinta sana sini padahal belum halal.  Seleraku high class. Yang punya "mahfum Islam". Mahfum (pemahaman) itu aset bagiku. Satu mahfum, satu tujuan, satu arah dan satu standar.  Aku realistis namun aku yakin dengan ketentuan Rabbku. Aku realistis kalau kita hidup butuh materi, namun bukankah Allah sudah menyampaikan bahwa "Jika kau ingin kaya, maka menikahlah" asal kau yakin, ikhlas dengan ketetapan-Nya dan tetap berikhtiar. Yaa, aku juga melihat fisik. Tapi aku yakin apapun yang Allah berikan itulah yang terbaik bagiku.  Jangan silau dengan dunia yang fana ini. Ingat, bahwa di penghujung nanti akan ada penghisaban. Hartamu, istrim

Standar

Wajar kita berbeda. Standarmu dan standarku jelas jauh berbeda. Standarmu dunia pikirmu akhirat itu belakangan, Standarku akhirat dan Islam di atas segalanya. Jika seleramu hanya sebatas perempuan cantik yang cerdas dan punya materi, yaa bolelah. Seleraku high class. Laki-laki yg tdk gampangan. Gampang mengumbar sayang, menyatakan cinta sana sini padahal belum halal.  Seleraku high class. Yang punya "mahfum Islam". Mahfum (pemahaman) itu aset bagiku. Satu mahfum, satu tujuan, satu arah dan satu standar.  Aku realistis namun aku yakin dengan ketentuan Rabbku. Aku realistis kalau kita hidup butuh materi, namun bukankah Allah sudah menyampaikan bahwa "Jika kau ingin kaya, maka menikahlah" asal kau yakin, ikhlas dengan ketetapan-Nya dan tetap berikhtiar. Yaa, aku juga melihat fisik. Tapi aku yakin apapun yang Allah berikan itulah yang terbaik bagiku.  Jangan silau dengan dunia yang fana ini. Ingat, bahwa di penghujung nanti akan ada penghisaban. Hartamu, istrim

November dan Kita

~Sajak November . Kali ini menuliskanmu berat Butuh beberapa menit bagi si perempuan melankolis untuk berimajinasi Bertemankan hujan, Malam yang panjang, Hingga rindu yang nanar, Lagi-lagi aku kembali, Menjadikan mu sebagai sajak yang tak pernah usai, Entah siapa ? Tapi, Jika ini tentang menunggu, ada tabah yang kumaknai aku Jika ini tentang berharap, ada doa yang kunamai kamu . November kali ini rapuh, Bukan hanya pada jarak tapi pada tangan yang belum mampu menggenggam, Pada pundak yang belum waktunya bersandar, . Padamu, tetaplah bertahan atas harapan-harapan di masa depan, Untuk sementara waktu, Kau harus paham bahwa rindu bukan melulu soal temu, Berdoalah agar rindu tetap hangat terjaga, Bersabarlah, Bersabarlah atas setiap perasaan yang belum terluapkan, Biarkan rindu menemui tempat pulangnya sendiri, . Atas setiap pertemuan, Aku bisa berkata iya, namun Allah bisa saja menjawab iya atau tidak bukan ? Tidak ada yang lebih buruk dari sebuah pertemuan, yan

Menjadi Asing

~Menjadi Asing . Berubahlah menjadi lebih baik, meskipun kita dianggap asing oleh orang lain. Bukankah keterasingan yang mendekatkan kita kepada Allah jauh lebih baik dari pada terkenalnya kita yang justru sangat asing didengar oleh penduduk langit. Bisa jadi, kita asing karena bedanya pakaian kita, bisa jadi pakaian kita sama, tapi kita asing karena bedanya aqidah dan manhaj kita, bisa jadi kita asing karena kita memilih jalan yang memang jarang dilalui oleh orang lain. Tapi, bukankah kebenaran itu tidak hanya tentang banyaknya jumlah? Banyaknya jumlah belum tentu juga benar, bukan? Berubahlah, menjadi lebih baik. Seterasing apapun dirimu, bukankah akan ada orang-orang yang sama-sama asing? Tidak selalu asing itu sendiri. “Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim)

Salam November

~November minggu kedua . Aku mulai menyiapkan secarik kertas Sebilah pena Lalu merangkai tulisan-tulisan diam Bersama diksi-diksi penghantar rindu Bagiku, menuliskanmu adalah tenang yang menenangkan Hingga membawamu tenggelam dalam sajak-sajakku, Bacalah ia akan hidup di degup jantungmu . Pada amukan batin Kita saling diam, dipisah oleh gerak dan bibir Dimana ada derap jantung, derap langkah, dan derap perjuangan atas doa-doa tabah kita Katanya, jatuh cinta bisa datang kapan saja meski tak pernah bertemu Memilikimu adalah persinggahan yang paling aku rindukan, Kubiarkan Allah yang mengaturnya Hingga kepulangan mengantarmu tepat di depan beranda pintu rumahku . Pada jarak yang mengajari tentang kesabaran Pada doa disepertiga malam yang hening Pada rindu yang tak pernah padam Padamu yang pura-pura tak paham Jatuh cintalah padaku yang memintamu tanpa pernah menyerah Meski begitu banyak kekuranganku Sebisa mungkin aku tetap selalu mendoakanmu . Selamat malam tangan

HIJRAH

    Apa arti dari hijrah menurut kita? Hijrah adalah perubahan diri dari jahiliah menjadi lebih baik. Setiap orang mungkin punya definisinya sendiri mengenai hijrah. Hijrah bukan hanya merubah penampilan, mungkin dari tidak berjilbab menjadi berjilbab, dari tidak berjenggot menjadi memelihara jenggot, celana jingkrang, dari pacaran menjadi tidak pacaran dan lain sebagainya. Hijrah adalah tentang Niat, Ujian dan Istiqomah. “Innamal A’malubinniat” Artinya segala sesuatu tergantung dari niat. Bagi perempuan terkadang tangannya gatal untuk mengupload foto maka kembali lagi bagi si perempuan ini bagaimana caranya untuk mengendalikan nafsu itu, jangan sampai nafsu sendiri yang mengendalikan perempuan. Jilbab atau hijab sepatutnya adalah melindungi perempuan dari fitnah atau gangguan laki-laki bukan ? Eksistensi dan Esensi dari jilbab sendiri harus benar-benar dipahami bagi seorang perempuan. Jangan sampai jilbab yang digunakan tersebut justru menjadi pusat perhatian seorang laki-laki, dia